gubahan saya

cerita seru

Jumat, 29 Juni 2012

SEKRETARISKU SARI HOT

WWW.MACUABETONLINE.COM
Aku adalah seorang pria single fighter, sebenarnya statusku saat ini
adalah seorang duda. Aku mengaku seorang pria single fighter
dikarenakan aku sekarang sudah tidak beristri lagi. Aku dahulu
seorang suami yang sangat bahagia karena aku mempunyai seorang istri
yang cantik dan begitu sayang kepadaku. Di istanaku saat itu tinggal
aku, istriku, ibu mertuaku dan seorang pembantu perempuan. Sebelum
aku menceritakan kisah dilema mahligai rumah tanggaku, aku ingin
menceritakan tentang pengalamanku dengan sekretarisku. Sebut saja
namaku Hendi, usiaku saat ini baru menginjak 28 tahun. Profesiku
Presiden Direktur, tentu saja di perusahaanku sendiri. Aku tinggal di
perumahan Kelapa Gading.

Pada suatu ketika perusahaanku mengadakan acara liburan untuk
karyawan, acara ini selalu rutin dilakukan untuk menambah gairah
kerja para karyawanku. Karena aku boss di perusahaan tersebut aku
harus ikut, sedangkan istriku pada saat itu sedang ada halangan
katanya sih ada urusan keluarga. Jadi aku memutuskan untuk pergi
sendiri.

Aku mempunyai sekretaris Sari namanya, aku merasa bahwa aku harus
memilikinya. Kalau di kantor dia selalu mencoba bertingkah genit dari
kerling matanya itu atau dari caranya berpakaian, dari situ aku tahu
kalau dia suka padaku. Seperti biasanya aku pulang memang agak sore,
Sari sudah gelisah ingin pamit pulang tapi aku masih saja berkutat
dengan laporanku.

"Sari kalo udah mau pulang duluan aja, nggak pa-pa kok, sekarang udah
jam 5 lewat 20, entar ketinggalan kereta lho lagian udah mendung kalo
hujan kan entar kebasahan", kataku sambil tersenyum.
"Iya Pak", sambil berkemas dan secara tidak sengaja pulpennya jatuh
dan dia memungutnya, otomatis dari posisi duduk dia berputar, roknya
tersingkap dan secara tidak sengaja aku melihatnya, wah memang benar
terawat sampai ke ujung pahanya begitu pula dengan dengan segitiganya
yang berwarna putih. Sambil memungut pulpen dia nunduk dan serta
merta dia menutup bajunya yang otomatis terlihat kalau nunduk.
"Sar, lain kali pake bajunya yang ketutup aja biar nggak repot",
kataku.
"Nggak enak Pak, saya justru nggak seneng pake baju yang kerahnya
terlalu tertutup", katanya sambil tersenyum, karena dia tahu maksudku
ngomong seperti itu. Tak lama kemudian Sari pergi, dan aku terus
bekerja.

Sari memang betul-betul merupakan wanita ideal di benakku.
Ia
bertubuh tinggi, dengan pinggul yang indah dan pantat menjungkit
seperti penari Bali. Aku ingat pengalaman pertama bercinta dengannya.
Dan kesempatan pun tiba pada acara tahunan tersebut, saat acara sudah
hampir selesai, kuajak Sari keluar dari ruangan itu.
"Sar, temenin Bapak keluar jalan-jalan yuk?" Ajakku.
"Iya Pak, Sari juga sudah sumpek di sini sejak tadi sore", jawab Sari.
Kita pun keluar dengan mobilku, tak terasa sudah jam 1.00 malam. Kita
pun kembali ke Villa perusahaan.

Setelah sampai, aku memberanikan diri menggandeng seketarisku yang
genit itu, kita menyusuri lorong kamar-kamar karyawan. Dan akhirnya
tiba di depan pintu kamar Sari.
"Pak, malam ini mau nggak bapak nemanin saya.. soalnya Sari takut
kalau tidur sendirian", kata Sari.
"Tapi kamu kan bisa minta ditemanin sama karyawan cewek yang lain",
jawabku, tapi dalam hatiku berharap agar Sari memaksaku untuk
menemaninya malam ini, yang sebenarnya sangat kuharap-harapkan.
"Mana ada yang mau Pak? Orang sudah pada tidur semua, lagipula mereka
kan sudah ada yang menemani malam ini", desak Sari.
Memang sih pada acara tahunan kali ini karyawan perempuan yang masih
single dan ikut ke acara tersebut hanya Sari, sedangkan karyawan yang
lain sudah membawa pasangannya sendiri-sendiri.
"Tapi nanti jam 7.00 pagi kamu bangunin Bapak yah. Soalnya kalau
ketahuan karyawan yang lain kan nggak enak kita, apalagi bapak kan
atasan mereka", jawabku.

Akupun masuk mengikuti Sari, tapi sebelumnya aku minta izin pada Sari
untuk ganti baju tidur dulu di kamarku. Pertama kali sangat canggung
dan hanya berbincang-bincang saja di kamar. Ketika tiba saat untuk
tidur, aku bermaksud tidur di sofa. Aku merasa harus menghargainya,
toh kami belum menikah. Namun ia menarikku ke tempat tidur.
"Kita tidur pelukan boleh kan Pak, asal nggak lebih dari itu",
katanya manja.
Aku menuruti kemauannya dengan kikuk. Beberapa menit kami berbaring
diam dalam satu selimut. Sari hanya mengenakan t-shirt tipis dan kain
sarung, begitu juga aku. Saat kulit kami bersentuhan, jantungku
berdesir. Tanpa terasa pipi kami saling menempel. Udara dingin
membuat ia mengetatkan pelukannya dan akhirnya bibir kami saling
berpagut. Awalnya sangat canggung, namun tak lama gerakan kami
menjadi lebih luwes dan lidah kami pun saling bergulung. Ciuman yang
ketat membuatku kehilangan kendali, lalu tanganku menjadi liar meraba
ke payudaranya. Nafas Sari pun semakin memburu.

Lalu aku berusaha melucuti t-shirtnya. Sari tidak menolak, bahkan
tangannya juga berusaha melucuti bajuku. Dengan satu sentakan kutarik
BH-nya sehingga kulihat tubuhnya yang indah itu hanya berbalut celana
dalam tipis. Aku menikmati beberapa saat pemandangan itu, Sari yang
berbaring telentang, dengan pandangan mata yang sulit kulupakan. Lalu
kucium lagi bibirnya perlahan. Sari mengerang perlahan, "Ooohhh..",
bibirnya setengah terbuka dan basah sangat membuatku terangsang. Lalu
tanganku mulai bermain di payudaranya, membuat ia makin
menggelinjang. Ketika tanganku kuturunkan hingga mencapai gundukan
kewanitaannya dan bibirku meluncur mengulum puting susunya, tiba-tiba
ia mendorongku dengan keras. Lalu tangannya bergerak cepat menarik
celanaku sambil berdesah, "Pak, buka celananya.."
Dengan satu gerakan
aku melepas celana dalam, dan ia melakukan hal yang sama. Kini dapat
kulihat tubuh indah itu tanpa penghalang apapun.

Sari menarikku ke dalam pelukannya dan kami kembali bercumbu dengan
hangatnya. Aku menyisir seluruh tubuhnya dengan bibirku. Mulai dari
ubun-ubunnya, turun ke bibirnya, lalu ke lehernya yang jenjang. Sari
berbaring telentang dengan kedua pahanya yang putih dibuka lebar,
sementara aku menindih dan mengulum bibir dan lehernya, batang
kemaluanku yang telah keras dan liang senggamanya yang terasa basah
tanpa sengaja bersentuhan. Betapa nikmatnya. Lalu aku mulai menyisir
ke payudaranya dan mulai mengulum puting payudaranya yang mengeras.
Aku jilati puting susunya dan melingkari areolanya, membuat Sari
menggelinjang dengan hebat sambil merintih keras, "Aduh.. nikmat..
Pak.. teruss.. ooohh.." Karena posisiku agak merendah ke bawah maka
aku dapat merasakan kehangatan liang kewanitaannya yang basah di
perutku.

Sari terus merintih sambil sesekali pahanya yang jenjang menghentak
naik turun di atas pinggangku, sementara pelukannya semakin erat.
Lalu ia menarik tubuhku ke atas hingga bibir kami kembali berpagut.
Sambil tersengal ia mendesah dengan penuh birahi, "Pak, Sari pingin
disentuh dengan punya bapak.." Aku mengerti yang ia inginkan. Aku
lalu mulai menggesek-gesekkan batang kemaluanku ke liang
kenikmatannya. Liang senggamanya terasa makin membanjir dan terbuka.
Aku terus menggesek dan menyibak labia mayoranya dan merasakan
klitorisnya yang semakin membengkak. Sari menggoyangkan pinggulnya
dengan kencang sambil merintih, "Teruus.. Pak.. nik.. matt...,
ooohhh.." Tangannya memeluk kencang di bahuku dan kukunya membenam di
kulitku hingga membuatku sedikit perih. Namun rasa perih itu
terkalahkan oleh buaian kenikmatan yang luar biasa. Gerakan itu
semakin kencang dan aku sudah tidak tahan untuk segera memasuki
tubuhnya.

Aku berhenti menggesek klitorisnya dan mulai mencari jalan untuk
memasuki lubang kemaluannya yang sudah banjir oleh cairan
kewanitaannya. Aku menatap Sari sebentar dan menemukan hasrat yang
sama di matanya. Dengan perlahan tangannya membimbingku memasuki
lubang kenikmatannya. Dengan satu dorongan pelan aku mulai memasuki
tubuhnya, sedikit demi sedikit. Aku tahu ia sedikit kesakitan, karena
ini pertama kali baginya, namun kebasahannya sangat membantu batang
kemaluanku menemukan jalannya. Ketika batang kemaluanku hampir
separuh masuk dalam liang kenikmatannya, tangannya memelukku dengan
amat keras dan tubuhnya bergetar hebat. Aku merasakan cairan lebih
banyak lagi membanjiri kemaluannya dan dengan satu dorongan aku
menusuk hingga bagian terdalam dari kemaluannya. Tubuhnya menggigil
dan mulutnya meracau, "Eeeenak.. Pak.. ooohh.. tekan yang.. dalaam..
ooohh.." ketika aku mulai menggerakkan batang kemaluanku naik turun.
Pada setiap gerakan menusuk aku menekan dengan begitu dalam. Sari
menggoyangkan pinggulnya, kedua kakinya menjepit pinggulku begitu
keras.

Aku akhirnya tak tahan lagi dan merasa sudah hampir tiba waktunya.
Pada gerakanku yang terakhir, aku merasakan seluruh tubuhnya
menggeletar, menyambut spermaku yang memenuhi rongga kewanitaannya
saat ejakulasi. Kukunya makin dalam terbenam di punggungku dalam satu
pelukan yang ketat dan tubuh kami sama-sama menggeletar. Untuk
beberapa saat hanya kenikmatan tiada tara yang kami rasakan dan entah
berapa lama kami terus berpelukan menikmati keindahan itu dengan mata
terpejam, dengan batang kemaluanku tetap kubiarkan di dalam liang
kenikmatannya. Ketika getar-getar keindahan itu akhirnya harus
berakhir, aku membuka mata dan melihat Sari yang masih tetap terpejam
dengan wajahnya yang penuh keringat. Betapa cantiknya melihat dia
dalam keadaan sesudah orgasme. Lalu ia membuka matanya dan tersenyum
lembut melihatku sedang memandanginya. Kucium lembut bibirnya dan
kami berbaring berpelukan. Kami tahu malam masih panjang dan kami tak
akan menyia-nyiakan kesempatan indah itu untuk menikmatinya bersama-
sama.

Itulah kisah perselingkuhanku dengan Sari, sekretarisku yang cantik
dan genit dan acara kucing-kucingan itu berlangsung hingga kini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar