gubahan saya

cerita seru

Jumat, 29 Juni 2012

PEMBANTUKU YARMI NAMANYA EPISODE SATU




Kira-kira empat bulan lalu, aku pindah dari rumah kontrakanku ke
rumah yang aku beli. Rumah yang baru ini hanya beda dua blok dari
rumah kontrakanku. Selain rumah aku pun mampu membeli sebuah
apartemen yang juga masih di lingkungan aku tinggal, dari rumahku
sekarang jaraknya 3 km. Selama aku tinggal di rumah kontrakan, aku
mengenal seorang pembantu rumah tangga, sebut saja Yarmi. Dia juga
pelayan di toko milik majikannya, jadi setiap aku atau istriku
belanja, Yarmi-lah yang melayani kami. Dia seorang gadis desa, kulit
tubuhnya hitam manis namun bodinya seksi untuk ukuran seorang
pembantu rumah tangga di daerah kami tinggal, jadi dia sering digoda
oleh para supir dan pembantu laki-laki, tapi aku yang bisa mencicipi
kehangatan tubuhnya. Inilah yang kualami dari 3 bulan lalu sampai
saat ini.

Suatu hari ketika aku mau ambil laundry di rumah majikan Yarmi dan
kebetulan dia sendiri yang melayaniku.
"Yarmi, bisa tolong saya cariin pembantu..."
"Untuk di rumah Bapak...?"
"Untuk di apartemen saya, nanti saya gaji 1 juta."
"Wah gede tuh Pak, yach nanti Yarmi cariin... kabarnya minggu depan
ya Pak."
"Ok deh, makasih yah ini uang untuk kamu, jasa cariin pembantu..."
"Wah.. banyak amat Pak, makasih deh.."

Kutinggal Yarmi setelah kuberi 500 ribu untuk mencarikan pembantu
untuk apartemenku, aku sangat perlu pembantu karena banyak tamu dan
client-ku yang sering datang ke apartemenku dan aku juga tidak pernah
memberitahukan apartemenku pada istriku sendiri, jadi sering
kewalahan melayani tamu-tamuku.

Dua hari kemudian, mobilku dicegat Yarmi ketika melintas di depan
rumah majikannya.
"Malam Pak..."
"Gimana Yar, sudah dapat apa belum temen kamu?"
"Pak, saya aja deh.. habis gajinya lumayan untuk kirim-kirim ke
kampung."
"Loh, nanti Ibu Ina, marah kalau kamu ikut saya."
"Nggak.. apa-apa deh Pak, nanti saya yang bilang sama Ibu."
"Ya, sudah kalau ini keputusanmu, besok pagi kamu saya jemput di
ujung jalan sini lalu kita ke apartemen."
"Ok... Pak."

Keesokan pagi kujemput Yarmi di ujung jalan dan kuantarkan ke
apartemenku. Begitu sampai Yarmi terlihat bingung karena istriku
tidak mengetahui atas keberadaan apartemenku.
"Tugas saya apa Pak...?"
"Kamu hanya jaga apartemen ini, ini kunci kamu pegang satu, saya satu
dan ini uang, kamu belanja dan masak yang enak untuk lusa karena
temen-temen saya mau main ke sini."
"Baik Pak..."
Dengan perasaan agak tenang kutinggalkan Yarmi, aku senang karena
kalau ada tamu aku tidak akan capai lagi karena sudah ada Yarmi yang
membantuku di apartemen.

Keesokannya sepulang kantor, aku mampir ke apartemen untuk mengecek
persiapan untuk acara besok, tapi aku jadi agak cemas ketika pintu
apartemen kuketuk berkali-kali tidak ada jawaban dari dalam.
Pikiranku khawatir atas diri Yarmi kalau ada apa-apa, tapi ketika
kubuka pintu dan aku masuk ke dalam apartemenku terdengar suara dari
kamar mandiku yang pintunya terbuka sedikit. Kuintip dari sela pintu
kamar mandi dan terlihatlah dengan jelas pemandangan yang membuat
diriku terangsang. Yarmi sedang mengguyur badannya yang hitam manis
di bawah shower, satu tangannya mengusap payudaranya dengan busa
sabun sedangkan satu kakinya diangkat ke closet dimana tangan satunya
sedang membersihkan selangkangannya dengan sabun.

Pemandangan yang luar biasa indah membuat nafsu birahiku meningkat
dan kuintip lagi, kali ini Yarmi menghadap ke arah pintu dimana
tangannya sedang meremas-remas payudaranya yang ranum terbungkus
kulit sawo matang dan putingnya sesekali dipijatnya, sedangkan bulu-
bulu halus menutupi liang vaginanya diusap oleh tangannya yang lain,
hal ini membuat dia merem-melek. Pemandangan seorang gadis kira-kira
19 tahun dengan lekuk tubuh yang montok nan seksi, payudara yang
ranum dihiasi puting coklat dan liang vagina yang menonjol ditutupi
bulu halus sedang dibasahi air dan sabun membuat nafsu birahi makin
meningkat dan tentu saja batangku mulai mendesak dari balik celana
kantorku.

Melihat nafsuku mulai berontak dengan cepat kutanggalkan seluruh
pakaian kerjaku di atas sofa, dengan perlahan kubuka pintu kamar
mandiku, Yarmi yang sudah kembali membelakangiku, perlahan kudekati
Yarmi yang membasuh sabun di bawah shower. Secara tiba-tiba tubuhnya
kupeluk dan kuciumi leher dan punggungnya. Yarmi yang terkaget-kaget
berusaha melepaskan tanganku dari tubuhnya. "Akh.. jangan Pak..
jangan.. tolong Pak..." Karena tenaganya lemah sementara aku yang
makin bernafsu, akhirnya Yarmi melemaskan tenaganya sendiri karena
kalah tenaga dariku. Bibir tebal dan merekah sudah kulumatkan dengan
bibirku, tanganku yang satu membekap tubuhnya sambil menggerayangi
payudaranya, sedangkan tanganku yang satunya telah mendarat di
pangkal pahanya, vaginanya pun sudah kuremas.
"Ahhh.. ahhh.. jja. jjangan.. Pak..."
"Tenang sayang.. nanti juga enak..."

Aku yang sudah makin buas menggerayangi tubuhnya bertubi-tubi membuat
Yarmi mengalah dan Yarmi pun membalas dengan memasukkan lidahnya ke
mulutku sehingga lidah kami bertautan, Yarmi pun mulai menggelinjang
di saat jariku kumasukan ke liang vaginanya. "Arghh.. arghh... enak..
Pak.. argh..." Tubuh Yarmi kubalik ke arahku dan kutempelkan pada
dinding di bawah shower yang membasahi tubuh kami. Setelah mulut dan
lehernya, dengan makin ke bawah kujilati akhirnya payudaranya
kutemukan juga, langsung kuhisap kukenyot, putingnya kugigit.
Payudaranya kenyal sekali seperti busa. Yarmi makin menggelinjang
karena tanganku masih merambah liang vaginanya. "Argh.. akkkhh...
akhh... terus.. Pak... enak... terus..." Aku pun mulai turun ke bawah
setelah payudara, aku menjilati seluruh tubuhnya, badan, perut dan
sampailah ke selangkangannya dimana aku sudah jongkok sehingga bulu
halus yang menutupi vaginanya persis di hadapanku, bau harum tercium
dari vaginanya.

Aku pun kagum karena Yarmi merawat vaginanya sebaik-baiknya. Bulu
halus yang menutupi vaginanya kubersihkan dan kumulai menjilati liang
vaginanya. "Ssshh.. sshh.. argh.. aghh... aw... sshhh.. trus... Pak..
sshh... aakkkhh..." Aku makin kagum pada Yarmi yang telah merawat
vaginanya karena selain bau harum, vagina Yarmi yang masih perawan
karena liangnya masih rapat, rasanya pun sangat menyegarkan dan manis
rasa vagina Yarmi. Jariku mulai kucoba dengan sesekali masuk liang
vagina Yarmi diselingi oleh lidahku. Rasa manis vagina Yarmi yang
tiada habisnya membuatku makin menusukkan lidahku makin ke dalam
sehingga menyentuh klitorisnya yang dari sana rasa manis itu berasal.
Yarmi pun makin menggelinjang dan meronta-ronta keenakan tapi
tangannya malah menekan kepalaku supaya tidak melepaskan lidahku dari
vaginanya.

"Auwwwhhh... aahhh... terus.. sedappp... Pakkkh..."
"Yar... vaginamu sedap sekali... kalau begini... setiap malam aku
pingin begini terus..."
"Mmm.. yah.. Pak.. terus.. Pak... oohhh..."
Yarmi makin menjerit keenakan dan menggelinjang karena lidahku
kupelintir ke dalam vaginanya untuk menyedot klitorisnya. Setelah
hampir 30 menit vagina Yarmi kusedot-sedot, keluarlah cairan putih
kental dan manis serta menyegarkan membanjiri vagina Yarmi, dan
dengan cepat kujilat habis cairan itu yang rasanya sangat sedap dan
menyegarkan badan.

"Ooohhh... ough... arghhh... sshh.. Pak, Yarmi... keluar.. nihhh...
aahhh... sshh..."
"Yar... cairanmu... mmmhh... sedap.. sayang... boleh.. saya masukin
sekarang... batang saya ke vagina kamu? mmhh.. gimana sayang..."
"Hmmm... boleh Pak.. asal.. Ibu nggak tahu..."
Yarmi pun lemas tak berdaya setelah cairan yang keluar dari vaginanya
banyak sekali tapi dia seakan siap untuk dimasuki vaginanya oleh
batangku karena dia menyender dinding kamar mandi tapi kakinya
direnggangkan. Aku pun langsung mendempetnya dan mengatur posisi
batangku pada liang vaginanya. Setelah batangku tepat di liang
vaginanya yang hangat, dengan jariku kubuka vaginanya dan mencoba
menekan batangku untuk masuk vaginanya yang masih rapat.

"Ohhh... Yarmi.. vaginamu rapat sekali, hangat deh rasanya... saya
jadi makin suka nih..."
"Mmmmhh... mhhh.. Pak.. perih.. Pak... sakit..."
"Sabar.. sayang.. nanti juga enak kok, sabar ya..."
Berulang kali kucoba menekan batangku memasuki vagina Yarmi yang
masih perawan dan Yarmi pun hanya menjerit kesakitan, setelah hampir
15 kali aku tekan keluar-masuk batangku akhirnya masuk juga ke dalam
vagina Yarmi walaupun hanya masuk setengahnya saja. Tapi rasa hangat
dari dalam vagina Yarmi sangat mengasyikan dimana belum pernah aku
merasakan vagina yang hangat melebihi kehangatan vagina Yarmi
membuatku makin cepat saja menggoyangkan batangku maju-mundur di
dalam vagina Yarmi.

"Yar, vaginamu hangat sekali, batangku rasanya di-steam-up sama
vaginamu..."
"Iya.. Pak, tapi masih perih Pak..."
"Sabar ya sayang..."
Kukecup bibirnya untuk menahan rasa perih vagina Yarmi yang masih
rapat alias perawan sedang dimasuki batangku yang besarnya 29 cm dan
berdiameter 5 cm, wajar saja kalau Yarmi menjerit kesakitan.
Payudaranya pun sudah menjadi bulan-bulanan mulutku, kujilat,
kukenyot, kusedot dan kugigit putingnya. "Ahh.. ahhh.. aah.. aww...
Pak... iya Pak.. enak deh.. rasanya ada yang nyundul ke dalam memek
Yarmi.. aahh..." Yarmi yang sudah merasakan kenikmatan ikut juga
menggoyangkan pinggulnya maju-mundur mengikuti iramaku. Hal ini
membuatku merasa menemukan kenikmatan tiada tara dan membuat makin
masuk lagi batangku ke dalam vaginanya yang sudah makin melebar.

Kutekan batangku berkali-kali hingga rasanya menembus hingga ke
perutnya dimana Yarmi hanya bisa memejamkan mata saja menahan hujaman
batangku berkali-kali. Air pancuran masih membasahi tubuh kami
membuatku makin giat menekan batangku lebih ke dalam lagi. Muka Yarmi
yang basah oleh air shower membuat tubuh hitam manis itu makin
mengkilat sehingga membuat nafsuku bertambah yaitu dengan menciumi
pipinya dan bibirnya yang merekah. Lidahku kumasukan dalam mulutnya
dan membuat lidah kami bertautan, Yarmi pun membalas dengan menyedot
lidahku membuat kami makin bernafsu. "Mmmhh... mmmhhh... Pak..
batangnya nikmat sekali, Yarmi jadi.. mmauu... tiap malam seperti
ini.. aaakh... aakkhh.. Paaakkhh.. Yarmi keeluuaarrr.. nniihh..."

Akhirnya bobol juga pertahanan Yarmi setelah hampir satu jam dia
menahan seranganku dimana dari dalam vaginanya mengeluarkan cairan
kental yang membasahi batangku yang masih terbenam di dalam
vaginanya, tapi rupanya selain cairan, ada darah segar yang menetes
dari vaginanya dan membasahi pahanya dan terus mengalir terbawa air
shower sampai ke lantai kamar mandi dan lemaslah tubuhnya, dengan
cepat kutahan tubuhnya supaya tidak jatuh. Sementara aku yang masih
segar bugar dan bersemangat tanpa melihat keadaan Yarmi, dimana
batangku yang masih tertancap di vaginanya. Kuputar tubuhnya sehingga
posisinya doggy style, tangannya kutuntun untuk meraih kran shower,
sekarang kusodok dari belakang. Pantatnya yang padat dan kenyal
bergoyang-goyang mengikuti irama batangku yang keluar-masuk vaginanya
dari belakang.

Vagina Yarmi makin terasa hangat setelah mengeluarkan cairan kental
dan membuat batangku terasa lebih diperas-peras dalam vaginanya. Hal
itu membuatku merasakan nikmat yang sangat sehingga aku pun
memejamkan mata dan melenguh. "Ohhh... ohhh.. Yar.. vaginamu sedap
sekali, baru kali ini aku merasakan nikmat yang sangat luar biasa...
aakkh.. aakkhh... sshhh..." Yarmi tidak memberi komentar apa-apa
karena tubuhnya hanya bertahan saja menerima sodokan batangku ke
vaginanya, dia hanya memegangi kran saja. Satu jam kemudian
meledaklah pertahanan Yarmi untuk kedua kalinya dimana dia mengerang,
tubuhnya pun makin merosot ke bawah dan cairan kental dengan derasnya
membasahi batangku yang masih terbenam di vaginanya. "Akhhh...
aakkhh... Pak... Pakkhh... nikmattthhh..."

Setelah tubuhnya mengelepar dan selang 15 menit kemudian gantian
tubuhku yang mengejang dan meledaklah cairan kental dari batangku dan
membasahi liang vagina Yarmi dan muncrat ke rahim Yarmi, yang disusul
dengan lemasnya tubuhku ke arah Yarmi yang hanya berpegang pada kran
sehingga kami terpeleset dan hampir jatuh di bawah shower kamar
mandi. Batangku yang sudah lepas dari vagina Yarmi dan masih menetes
cairan dari batangku, dengan sisa tenaga kugendong tubuh Yarmi dan
kami keluar dari kamar mandi menuju kamar tidur dan langsung ambruk
ke tempat tidurku secara bersamaan.

Aku terbangun sekitar jam 10.30 malam, itupun karena batangku sedang
dikecup oleh Yarmi yang sedang membersihkan sisa-sisa cairan yang
masih melekat pada batangku, Yarmi layak anak kecil menjilati es
loli. Aku usap kepalanya dengan lembut. Setelah agak kering Yarmi
bergeser sehingga muka kami berhadapan. Dia pun menciumi pipi dan
bibirku.
"Pak.. Yarmi puas deh... batang Bapak nikmat sekali pada saat
menyodok-nyodok memek Yarmi, Yarmi jadi kepingin tiap hari deh,
apalagi di saat air hangat mengalir deras di rahim Yarmi... kalau
Bapak gimana? Puas nggak.. sama Yarmi...?"
"Yar.. Bapak pun puas sekali.. Bapak senang bisa ngebongkar vagina
Yarmi yang masih rapat.. terus terang... baru kali ini Bapak puas
sekali bermain, sejak dulu sama istriku aku belum pernah puas seperti
sekarang... makanya saya mau Yarmi siap kalau saya datang dan siap
jadi istri kedua saya... gimana..?"
"Saya mah terserah Bapak aja."
"Sekarang saya pulang dulu yach.. Yarmi... besok aku ke sini lagi..."
"Oke... Pak.. janji yach... vagina Yarmi maunya tiap hari nich
disodok punya Bapak..."
"Oke.. sayang..."

Kukecup pipi dan bibir Yarmi, aku mandi dan setelah itu kutinggal dia
di apartemenku. Sejak itu setiap sore aku pasti pulang ke tempat
Yarmi terlebih dahulu baru ke istriku, sering juga aku beralasan
pergi bisnis keluar kota pada istriku, padahal aku menikmati tubuh
Yarmi pembantuku yang juga istri keduaku, hal ini sudah kunikmati
dari tiga bulan yang lalu dan aku tidak tahu akan berakhir sampai
kapan, tapi aku lebih senang kalau pulang ke pangkuan Yarmi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar