gubahan saya

cerita seru

Jumat, 29 Juni 2012

ANGIE CEWEK YANG MANIS



Nama saya Don, kini masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di
Bandung. Cerita ini terjadi kira-kira setahun yang lalu. Setelah
menyelesaikan Ujian Akhir Semester, saya pulang ke Jakarta dengan KA
Parahyangan. Perjalanan berlangsung lancar, dan sesampainya di
Stasiun Gambir, saya langsung berjalan menuju halte bus di seberang
stasiun untuk menunggu bus Steady Safe ke arah rumah saya. Di halte
bus, saya melihat seorang cewek SMA yang seksi, putih mulus dan
cantik sekali serta mempunyai payudara yang bisa membuat setiap laki-
laki menelan ludah. Pokoknya boleh dibilang, cewek seperti dia di
kampus saya tidak bakal ketemu deh. Maklum deh, di kampus saya
mayoritas mahasiswanya cowok, apalagi di jurusan saya. Tanpa berpikir
panjang, saya pun berkenalan dengan cewek itu. Namanya Anggie, dan
karena bus jurusan ke rumah saya sudah datang, saya pun langsung
memberi alamat kos saya di Bandung beserta nomer teleponnya.

Keesokan harinya saya bersama ibu dan adik saya berlibur ke Singapore
selama 4 hari. Kami menginap di Orchard Parade Hotel. Di Singapore,
karena berbeda dalam hal selera berbelanja, saya berjalan sendiri,
sedangkan ibu dan adik saya berjalan berdua. Liburan itu hanya saya
isi dengan berjalan keliling Singapore sendirian mulai dari Orchard
sampai Bukit Batok, semua daerah saya datangi. Setelah 4 hari kami
balik ke Jakarta, dan keesokan harinya saya langsung ke Bandung untuk
persiapan berangkat Kerja Praktek ke luar pulau.

Pada saat saya tiba di kos saya di Bandung, saya mendapat surat
kiriman dari Anggie, yang intinya menanyakan kapan saya main ke
Jakarta lagi. Keesokan harinya saya langsung balik ke Jakarta lagi,
meskipun ibu saya sampai bingung kenapa nih anak bolak-balik Jakarta-
Bandung. Malamnya saya menelepon Anggie dan kami janjian ketemu di
depan sekolahnya di kawasan Gambir.

Keesokan harinya kami pun bertemu sesuai dengan janji kami. Langsung
saja kami meluncur ke Blok M Plaza. Dalam perjalanan itu, Anggie
berulang kali meletakkan tangannya di paha kiri saya. Saya pun
langsung terangsang, meskipun saat itu saya berpura-pura cuek saja.
Karena saat itu saya memakai jeans, ereksi tersebut membuat saya agak
kesakitan. "Ntar lagi dong, Nggie..., sakit banget nih". Anggie pun
menghentikan rangsangannya sambil tersenyum menertawakan sakit yang
saya rasakan. Sampai di Blok M kami pun berjalan keliling plaza
s
ambil bergandengan tangan. Setelah sekitar 2 jam, kami kembali ke
mobil.

Sesampainya di mobil, saya menyuruh Anggie agar dia duduk di kursi
belakang saja dengan alasan untuk bercerita dulu. Sambil bercerita
tiba-tiba Anggie meminta saya memangkunya. Kesempatan ini tidak saya
sia-siakan, langsung saja tangan saya membelai rambutnya, meremas
payudaranya, namun pada saat tangan saya meremas kemaluannya, tiba-
tiba Anggie berbalik dengan agresifnya dan langsung saja tangan
kanannya masuk ke dalam CD saya. Kontan saja saya tak berdaya
dibuatnya.
"Don, asyik nggak Don..?", bisik Anggie sambil mencium bibir saya.
"Iya.., iya.., asal jangan ditarik keras-keras, Nggie..", balas saya
sambil mencium bibirnya. Anggie pun tertawa nakal.

Lalu kedua tangannya membuka retsleting jeans-ku serta CD-ku sehingga
saya tinggal mengenakan T-Shirt saja. Merasa terpojok, langsung saja
saat itu juga saya "menggeledah" seragam SMA Anggie, mulai dari
pakaian dan BH-nya, namun saya masih ragu-ragu untuk membuka roknya.
Tangan kami saling berebutan meremas-remas "jantung pertahanan" lawan
sedangkan lidah kami saling berciuman dan menjilat-jilat lidah lawan.
Tanpa terasa batang kemaluan saya mulai mengembang tegak penuh
rangsangan. Don.., jangan kasar dong..!", kata Anggie kepadaku.

Pada saat tanganku masuk ke CD-nya, terasa mulai banyak cairan yang
baunya baru pertama kali saya rasakan. "Ehggg.., ehhggg.., Don..,
saya ingin jilat anu kamu Don.., cepet Don..!". Tanpa berpikir
panjang langsung saya arahkan batang kemaluan saya ke mulut Anggie
dan dia pun langsung menikmatinya meskipun agak kewalahan juga.
"Nggie siap-siap Nggie.., gue udah mau keluar nih.."
"Nt
ar Don.., jangan dulu..", kata Anggie sambil menutup matanya.
Tapi saya sudah tak kuasa lagi menahan nafsu ini. Langsung saja saya
menggenjot batang kemaluan saya dengan kencang sehingga mobil tempat
kami "praktikum" bergoyang lumayan hebat. Untung saja orang dalam
mobil
di samping sedang asyik berbelanja.

Pada saat itu tangan Anggie langsung memeluk pantat saya, dan jari-
jarinya sekali-kali meremas biji peler saya. Saya pun terus menambah
genjotan saya sampai optimum sehingga Anggie terpaksa setengah
menggigit senjata saya agar tidak lepas. "Mmhhh.., mmhhh..,
mhuuhhh..", seakan-akan Anggie menelan ludahnya sehinga saya merasa
semakin bergairah. Dan tak lama kemudian, "Crot.., ccrrottt..,
crottt.." Sperma saya keluar dan langsung ditelan Anggie sambil
menjilat-jilat batang kemaluan saya.

Kami pun terkulai lemas untuk beberapa saat, karena melihat satpam
Blok M Plaza berjalan ke arah kami, maka kami segera memakai kembali
pakaian kami masing-masing, meskipun dalam hati kecil saya merasa
belum puas karena belum sempat mengulum payudara dan liang kenikmatan
Anggie. Namun Anggie merasa puas sekali dengan permainan yang baru
kami lakukan. Kami pun meninggalkan Blok M Plaza untuk mengantar
Anggie ke arah rumahnya di kawasan Jakarta Timur.

Dalam perjalanan ke rumah Anggie, saya melihat ada satu kompleks
perumahan yang lumayan sepi. Langsung saja saya membelokkan mobil
saya ke arah kompleks itu, Anggie pun kebingungan. Kami berhenti di
bawah sebuar pohon yang rindang di daerah yang sepi dari kompleks itu.
"Nggie.., gue masih ingin Nggie..", bisik saya ke telinga Anggie.
Langsung saja saja cium bibir dan pipinya, hingga pipinya kemerah-
merahan akibat saya cupang. Kemudian ciumanku turun ke leher dan
akhirnya sampai juga di payudaranya.

"Toket loe oke punya Nggie..", ujarku.
Anggie yang sedang mendesah berusaha tertawa ringan mendengar
pujianku.
"Rudal kamu juga lumayan kok Don..!", balas Anggie.
Saat itu kedua tangan Anggie hanya bisa memeluk punggung saya karena
tidak berdaya menahan ciuman dan bahkan sesekali gigitan saya.
"Nggie.., loe nungging deh Nggie..", ajak saya.
Anggie pun menurut saja. Dari belakang saya arahkan batang kemaluan
saya ke liang kenikmatannya sedangkan tangan saya meremas kedua
payudaranya dan kaki saya menjepit kakinya. Tampak Anggie kegelian
merasakan bulu-bulu kaki saya yang menjepit kakinya yang mulus itu.
Tangan Anggie pun tampak tidak mau kalah, dia arahkan kedua tangannya
ke punggung saya sehingga kami berdua menyatu erat sekali.

"Oke Nggie.., udah siap say..?", tanyaku mengingatkan Anggie yang
masih mendesah.
"Mulai aja Don.., sapa takut..", jawab Anggie penuh percaya diri.
Mulailah saya lakukan gesekan-gesekan ringan yang membuat Anggie
sesekali mendesah keras. Mobil pun kembali mulai bergoyang hebat.
"Tahan yah Nggie.., pasti enak kok..", rayu saya padanya.
"Iya Don.., saya tahan kok Don..", sahutnya.
Tanpa terasa keringat di punggung saya terasa begitu panas sehingga
mengganggu "praktikum" kami.

Agar bisa sambil berciuman, saya membalikkan kepala Anggie ke
belakang sehingga kami tetap bisa sambil berciuman dengan penuh nafsu
birahi. Saya sadar bahwa gaya ini merupakan gaya egois saya karena
semua onderdil saya dapat menikmati onderdil Anggie, sedangkan Anggie
hanya bisa berciuman, itu pun kepalanya berbalik arah. Sesekali agar
Anggie tidak mendesah begitu keras, saya cubit pahanya sehingga dia
tersenyum ringan.
"Ayo Nggie.., lawan saya Nggie", tantang saya sombong pada Anggie.
Anggie pun seakan-akan tak mau kalah, payudaranya mulai mengeras dan
liang kenikmatannya mulai mengeluarkan cairan, namun ciumannya seakan-
akan mulai mengalahkan ciuman saya. Saya pun mulai kewalahan
sekalipun posisi badan saya lebih menguntungkan.

"Oke Nggie.., mulai lagi yaa sayang..", bisik saya.
"Mmhhh.., mmmhhh.., Don.., peluk aku Don..", teriak Anggie seolah-
olah ingin lebih merasakan kenikmatan.
Kami pun bercinta dengan gaya kucing di dalam mobil. Genjotan yang
saya lakukan semakin bertambah keras dan kencang sehingga Anggie
seakan-akan sudah tidak berdaya lagi. "Ahhh.., ahhh.., ahhh..,
auuhhh..", terdengar sayup-sayup genjotan saya pada liang kenikmatan
Anggie. Dan saya pun mulai merasakan bahwa permainan sudah mau
berakhir.
"Don.., enak Don.., tambah lagi Don.., lagi sayaang.., lagiii..!",
teriak Anggie lumayan keras. Dan akhirnya, " Crot.., croott..,
crooot.., crooottt", keluarlah cairan yang begitu banyak sehingga
permainan berakhir sambil kami tetap terus berciuman. Kami pun
tertidur lagi, dan karena sudah lumayan malam saya mengantar Anggie
pulang ke rumahnya.

Sampai di rumah Anggie kira-kira jam 11 malam. Saya tidak tahu apa
yang dikatakan Anggie kalau orang tuanya menanyakan dari mana saja.
Pakaian seragam Anggie begitu kusut bahkan ada beberapa tetes sperma
saya yang mengenai rok SMA-nya. Saya pun pulang ke rumah dan tiba di
rumah sekitar jam 11.45. Untung semuanya sudah tidur tinggal pembantu
yang membukakan pintu. Di dalam kamar tidur saya merenung, menangis
tapi puas betul, pokoknya semua perasaan bercampur baur.

Keesokan harinya saya hanya menelepon Anggie, menanyakan kabarnya.
Saya berpamitan lewat telepon karena besok harus balik ke Bandung dan
selanjutnya berangkat Kerja Praktek. Anggie menanyakan jam
keberangkatan saya.

Keesokan harinya tepat saat berada di lantai atas stasium Gambir saya
kaget setengah mati, ternyata ada cewek cantik berseragam SMA
menunggu di pinggir kereta Parahyangan. Anggieee..!
Kami pun berciuman di depan umum, kontan semua orang heran melihat
gelagat kami, kami lupa kalau ini sudah bukan di dalam mobil lagi.

Anggie pun mengantarkan saya meletakkan tas saya di
dalam kereta. Dan
kami hendak kembali ke luar kereta untuk sekedar ngobrol-ngobrol.
Saat melewati toilet KA Kelas Eksekutif karena melihat toilet kosong,
otak saya langsung "berpikir efisien" lagi. Segera tangan saya
menyambar tangan putih Anggie sehingga kami berdua masuk ke toilet
yang sempit itu.

"Nggie.., loe masih mau gue cium nggak Nggie", tanya saya.
"Boleh aja Don.., asal jangan kenceng-kenceng seperti kemarin dulu",
jawabnya.
Kami pun berciuman di toilet itu lama sekali dengan tangan saling
memeluk mengingat keterbatasan waktu untuk bermain lebih lama lagi.

Tiba-tiba ada yang mengetuk keras-keras pintu toilet sehingga kami
berdua sangat panik.
"Don.., entar aja Don.., rapiin baju du
lu!", kata Anggie.
Kami pun saling merapikan baju kami, dengan deg-
degan kami keluar
dari toilet. Langsung saja si pengetuk pintu berteriak, "Busyet dah
nih orang.., ke WC barengan..!". Kami pun panik sambil pura-pura
tidak mendengar padahal banyak sekali orang yang melihat kejadian itu.

Kereta pun berangkat ke Bandung. Kami hanya bisa saling memandang
saat kereta mulai bergerak seakan-akan masih belum puas atas hasil
kerja keras kami. Sesampainya di Bandung saya masih sering melamun di
kamar kos bahkan di kampus, seandainya saat ini Anggie menari bugil
di depan saya. Kami pun hanya saling telepon, terlebih lagi pada saat
saya kerja praktek di luar pulau.

Sekembalinya kerja praktek, saya pernah hendak membeli koran di dekat
tempat parkir motor di kampus. Tanpa sengaja ada anak remaja cewek
yang membeli sebuah majalah remaja. Saya mencuri-curi melihat isi
majalah tersebut saat cewek itu sedang membaca majalah tersebut. Ya
Tuhan.., ternyata Anggie menjadi profil di halaman muka majalah itu.
Malamnya saya interlokal ke Jakarta menanyakan hal tersebut. Ternyata
hal tersebut sudah berlangsung lama, Anggie memang seorang model di
majalah tersebut bahkan pernah membintangi iklan bedak di televisi
(sekarang tidak lagi). Saya saat itu merasa bingung sendiri, mengapa
baru tahu sekarang, maklumlah meskipun di kos-kosan saya ada televisi
namun kalau ada iklan saya tidak terlalu memperhatikannya.

Sekarang ini sudah setahun kejadian itu berlangsung. Kalau saya
sedang di Jakarta, seringkali saya menelepon Anggie dan menjemputnya,
namun kami tidak melakukan seperti yang sudah-sudah. Kami "hanya"
beradu ciuman di tempat parkir Mall (paling ser
ing Pondok Indah
Mall). Yang kalah dalam adu ciuman harus mentraktir di sebuah
restora
n Itali di PIM. Skor sampai dengan saat saya mengetik tulisan
ini masih 3-2 untuk keunggulan Anggie. Doakan
agar saya dapat
menyamakan kedudukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar