gubahan saya

cerita seru

Jumat, 29 Juni 2012

NAMANYA EVIE



Kejadian ini adalah benar-benar kisah nyata yang sampai sekarang
tidak pernah saya lupakan. Peristiwa ini terjadi sekitar bulan
September 2000 dan yang merupakan pengalaman pertama saat keperjakaan
saya hilang. Sebelumnya, saya perkenalkan diri, waktu itu umur saya
27 tahun, masih single (bukannya tidak laku tetapi memang saya masih
ingin bebas). Kata orang, wajah saya cukup ganteng dengan badan
atletis. Bekerja di suatu instansi pemerintah di kota Surabaya.
Bekerja pada Bagian Sekretariat yang mengurusi surat-surat masuk dan
mencatat segala keperluan dinas atasan (sebagai sektretaris), juga
mengetik surat-surat, karena memang saya cukup terampil dalam
penggunaan komputer yang terkadang memberi pelajaran mengenai
pengoperasian komputer di luar kantor.

Seperti biasanya, suatu instansi pemerintah selalu ada siswa-siswi
yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang memang merupakan
bagian dari kurikulum yang harus dijalani oleh setiap murid. Pagi itu
sekitar pukul 09:00, saya sedang mengetik suatu nota untuk dikirim ke
suatu instansi lain, saya didatangi oleh 3 siswi lengkap dengan
seragam sekolahnya.
"Selamat pagi, Pak!" sapa mereka dengan kompak dan ramah.
"Pagi.., ada yang bisa saya bantu?" jawab saya dengan ramahnya.
"Begini Pak..., kami ingin menyakan apakah di sini masih menerima
anak sekolah untuk PKL?"
"Oooh... kalian dari sekolah mana?" tanya saya.
"Saya dari SMK X pak.. dan ini surat permohonan kami dari sekolah."
kata mereka sambil menyerahkan surat.
Lalu saya baca, di sana tertulis nama-nama mereka, setelah selesai
saya menatap mereka satu persatu.
"Coba, saya ingin tahu nama-nama kalian dan ketrampilan apa yang
kalian miliki?" tanya saya sok pintar.
"Nama saya Devi Pak, yang ini Desy dan yang itu Susy Pak.." mereka
juga menjelaskan bahwa mereka bisa menggunakan komputer walaupun
belum terampil, karena di sekolahnya diberikan ketrampilan komputer.

Lalu saya pandangi satu persatu, si Devi memiliki postur tubuh yang
agak kurus dengan bentuk wajah bulat dan memiliki bentuk payudara
yang hampir rata dengan dadanya. Si Desy agak gemuk dan pendek tetapi
memiliki payudara yang besar, dan yang satu ini memiliki postur tubuh
yang agak tinggi dari teman-temannya, sangat cantik dan sexy seperti
bintang mega sinetron dengan bulu-bulu halus di tangannya, warna
kulit kuning langsat dengan wajah yang imut-imut dan bibir yang merah
serta payudara yang montok, ukuran dadanya 34B. Wah.. pikiran saya
jadi kotor nih (maklum walaupun saya tidak pernah berhubungan badan,
tetapi saya sering nonton BF). Umumnya mereka semua memiliki wajah
yang cantik, kulit putih dan bersih.

"Begini ya adik-adik, kebetulan di sini memang belum ada yang PKL,
tetapi akan saya tanyakan pada atasan saya dulu.." kata saya, "Nanti,
seminggu lagi, tolong adik-adik kesini untuk menunggu jawaban."
lanjut saya sambil tidak henti-hentinya memandangi wajah mereka satu
persatu.
Setelah berbasa-basi sedikit, akhirnya mereka pulang. Setelah itu
saya menghadap atasan yang kebetulan sedang baca koran, maklum
pegawai negeri kan terkenal dengan 4D (datang, duduk, diam dan duit).
Setelah bicara ala kadarnya, atasan saya menyetujui dan saya lah yang
disuruh memberi tugas apa yang harus mereka kerjakan nanti.

"Tolong, nanti kamu yang mengawasi dan memberi arahan pada mereka."
kata atasan saya.
"Tapi jangan diarahin yang ngga-ngga lho.."
Saya agak bingung dibilang seperti itu, "Maksud Bapak?"
"Iya, tadi saya sempat lihat, mereka cantik-cantik dan saya
perhatikan mata kamu ngga lepas-lepas tuh."
"Ah, Bapak bisa aja, saya ngga ada maksud apa-apa, kecuali dia mau
diapa-apain." kata saya sambil bercanda dan tertawa.
"Dasar kamu..." jawab atasan saya sambil ketawa.
Memang, walaupun dia atasan saya tetapi di antara kami tidak ada
batas, maklum atasan saya juga mata keranjang dan rahasia bahwa dia
sering main perempuan sudah merupakan rahasia kami berdua.

Seminggu kemudian, mereka bertiga kembali ke kantor. Setelah itu saya
jelaskan bahwa mereka bisa PKL di sini dan langsung mulai bekerja.
Setelah itu Devi dan Desy saya tugaskan di bidang lain, sedangkan
Susy, saya suruh membantu pekerjaan di ruangan saya. Kebetulan
ruangan saya tersendiri. Memang sudah saya rancang sedemikian rupa
agar selalu dapat menikmati keindahan tubuh Susy yang saat itu
kelihatan cantik dan sexy dengan rok yang agak ketat di atas lutut.
Lalu saya mengantar Devi dan Desy ke ruangan lain untuk membantu
karyawan yang lain, sedangkan Susy saya suruh menunggu di ruangan
saya. Setelah itu saya kembali ke ruangan.

"Apa yang harus saya kerjakan, Pak?" tanya Susy ketika saya sudah
kembali.
"Kamu duduk di depan komputer.. dan ini tolong bantu saya mengetik
beberapa nota." saya memberi beberapa lembar kertas kerja, "Dan
tolong jangan panggil saya Bapak, saya belum Bapak-bapak lho, panggil
saja Mas Bimo." kata saya sambil bercanda.
"Baik Mas Bimo, tetapi tolong ajarkan saya mengetik, karena saya
belum mahir menggunakan komputer."
Lalu saya mulai memberi arahan sedikit tentang cara mengetik sambil
tidak henti-hentinya memandangi wajah Susy tanpa sepengetahuannya.
Saya berdiri di sampingnya sambil menikmati. Sebentar-sebentar
mencuri pandang ke arah payudaranya yang kelihatan dari atas
karenakerahnya agak terbuka sedikit. Nampak sekali kelihatan belahan
payudaranya yang putih mulus tertutup bra warna coklat muda. Apalagi
ditambah dengan paha yang sangat sexy, mulus dan kuning langsat yang
roknya naik ke atas ketika duduk. Tanpa disadari, kemaluan saya
berdiri tegak. Pikiran kotor saya keluar, bagaimana caranya untuk
bisa menikmati keindahan tubuh anak SMK ini.

Di hari pertama ini, saya hanya bisa bertanya-tanya tentang sekolah
dan keluarganya dan terkadang bercanda sambil menikmati keindahan
tubuhnya. Ternyata Susy adalah anak yang enak diajak bicara dan cepat
menyesuaikan dengan lingkungan. Terkadang saya suka mengarahkan ke
cerita yang porno-porno dan dia cuma tersipu malu. Selama itu, saya
juga berpikir bagaimana caranya untuk merasakan kenikmatan tubuh
Susy. Saya merencanakan untuk membuat strategi, karena besok atasan
saya akan dinas ke luar kota beberapa hari sehingga saya bebas berdua
dengannya.

Pada hari ketiga, pagi-pagi Susy sudah datang dan kebetulan atasan
saya sedang dinas ke Bandung selama 5 hari. Seperti biasa, dia selalu
menanyakan apa yang bisa dia kerjakan. Inilah kesempatan saya untuk
melaksanakan rencana yang sudah disiapkan dengan pikiran kotor saya,
apalagi ketika dia sedang duduk di kursi, tanpa disadari atau
disengaja, duduknya agakmengangkang, sehingga dapat terlihat jelas
celana dalamnya yang berwarna putih di antara pahanya yang putih
mulus.
"Gini aja Sus, kebetulan hari ini kayaknya kita lagi ngga ada
kerjaan.. gimana kalau kita lihat berita-berita di internet?" kata
saya mulai memancing.
"Kebetulan tuh Mas Bimo, tolong dong sekalian ajarin tentang
internet!" pintanya.
Nah kebetulan nih, "Beres.. yuk kita masuk ke ruangan atasan saya,
karena internetnya ada di ruangan bos saya."
"Ngga enak mas, nanti ketahuan Bapak."
"Kan Bapak lagi dinas ke luar kota, lagian ngga ada yang berani masuk
kok selain saya." jawabku sambil sebentar-sebentar melihat celana
dalamnya yang terselip di antara pahanya.
Benda pusaka saya sudah tegang sekali, dan sepertinya Susy sempat
melihat ke arah celana saya yang sudah berubah bentuk, tetapi cepat-
cepat dialihkannya.

Lalu kami berdua masuk ke ruangan atasan saya sambil menutup, lalu
menguncinya.
"Mas... kenapa dikunci?" tanya Susy merasa tidak enak.
"Sengaja.. biar orang-orang menyangka kita tidak ada di dalam. Lagian
kan nanti ganggu kita aja."
"Ih, Mas pikirannya kotor, awas ya kalau macam-macam sama Susy!"
katanya mengancam tetapi dengan nada bercanda.
Lalu kami berdua tertawa, sepertinya dia tidak curiga kalau saya
ingin macam-macam dengannya.Susy saya suruh duduk di kursi dan saya
duduk di sebelahnya, di atas sandaran kursi yang diduduki oleh Suzy.
Seperti hari-hari sebelumnya, saya dapat melihat dengan bebas paha
dan payudara Susy tanpa sepengetahuannya. Agar Susy tidak curiga,
saya mengajari cara membuka internet dan memulai langkah awal dengan
melihat-lihat berita.

"Sus.. kamu tahu ngga kalau di internet kita bisa melihat cerita dan
gambar-gambar porno?" tanya saya mulai memasang strategi.
"Tahu sih dari teman-teman, tetapi saya ngga pernah lihat karena
memang tidak tahu cara menggunakan internet.. tetapi kalau lihat
gambar gituan dari majalah sih pernah." katanya malu-malu.
"Nah ya... anak kecil sudah ngeliat yang macam-macam." kata saya
bercanda sambil memegang pundaknya dan dia diam saja sambil tertawa
malu-malu.
"Kalau saya lihatin cerita-cerita dan gambar porno di internet mau
ngga?" pinta saya.
"Mau sih, tetapi jangan dibilangin ke teman-teman Susy ya mas..! Kan
malu."
"Percaya deh, saya ngga bakalan nyeritain ke teman-teman kamu."

Lalu saya mulai membuka cerita porno di 17tahun.com. Lalu Susy mulai
membacanya dengan penuh perhatian.
Lama-kelamaan, saya lihat wajahnya
agak menegang, sepertinya dia mulia terangsang membacanya. Terlihat
wajah Susy agak berubah dan sedikit gemetar saat membacanya dan saya
dengan perlahan-lahan mulai meraba pundaknya. Sengaja saya lakukan
perlahan-lahan untuk memberikan rangsangan dan agar jangan terkesan
saya ingin mengambil kesempatan. Nampaknya mulai berhasil karena dia
diam saja. Sedangkan kemaluan saya yang sudah tegang menjadi semakin
tegang. Setelah Susy membaca beberapa cerita lalu saya bukakan gambar-
gambar porno.

"Iiih.. gambarnya fulgar banget Mas.." katanya.
"Itu sih belum seberapa, karena hanya gambar doang.." kata saya mulai
memancing.
"Kalau kamu mau, saya punya film-nya." lanjut saya.
"Ngga ah, saya takut ketahuan orang." sepertinya dia masih takut
kalau ada orang lain masuk.
"Percaya deh sama saya, lagian cuma film, kecuali kalau kita yang
begituan."
"Nah kan Mas Bimo mulai nakal.." katanya dengan nada menggoda dan
membuat pikiran saya semakin jorok saja.
Lalu kami berdua tertawa. Kemudian saya membuka VCD porno yang memang
sengaja sudah saya siapkan di dalam CD Room komputer. Saya mulai
memutarnya dan beberapa saat terlihat adegan seorang wanita sedang
mengulum kemaluan dua orang negro. Sedangkan kemaluan si wanita
dimasuki dari belakang oleh seorang pemuda bule. Susy kelihatan diam
saja tanpa berkedip, malah posisiduduknya mulai sudah tidak tenang.

"Kamu pernah lihat film ginian ngga Sus..."
"Belum pernah Mas, cuma gambar-gambar di majalah saja." jawabnya
dengan suara agak gemetar.
Sepertinya dia mulai terangsang dengan adegan-adengan film tersebut.
"Kalau gitu saya matiin saja, ya Sus? Nanti kamu marah lagi.." kata
saya pura-pura sok suci namun tetap mengelus-ngelus pundaknya.
"Aah ngga apa-apa kok Mas, sekalian buat pelajaran, tetapi Susy
jangan dimacem-macemin, ya Mas?"
"Iya.. iya.." kataku untuk menyakinkan, padahal dalam hati, si otong
sudah tidak tahan.

Secara perlahan-lahan tangan saya mulai memegang dan mengelus
tangannya, dia diam saja dan tidak ada tanda-tanda penolakan. Yang
anehnya, dia diam saja ketika saya merapatkan duduknya dan saya
pegang tangannya yang berbulu halus dan saya taruh di atas paha saya.
Matanya tetap tertuju pada adegan film dan suaranya memang sengaja
saya buat agak keras terdengar agar lebih nafsu menontonnya.
Terdengar suara rintihan dan erangan dari di wanita, ketika
kemaluannyadisodok-sodok oleh si negro dengan kemaluaannya yang
sangat besar dan panjang, sedangkan mulutnya dengan lahap mengulum
batang kemaluan si Bule.

Kini Susy semakin tidak tenang duduknya dan terdengar nafasnya agak
berat bertanda nafsunya sedang naik. Kesempatan ini tidak saya sia-
siakan. Tangan Susy tetap berada di atas paha saya, lalu tangan kiri
saya mulai beraksi membelai rambutnya, terus ke arah lehernya yang
jenjang. Susy kelihatan menggelinjang ketika lehernya saya raba.
"Acchh.. Mas bimo, jangan, Susy merinding nih.." katanya dengan nada
mendesah membuat saya semakin bernafsu.
Saya tetap tidak peduli karena dia juga tidak menepis tangan saya,
malah agak meremas paha saya. Tangan kiri saya juga tidak diam, saya
remas-remas tangan kanan Susy dan sengaja saya taruh tepat di atas
kemaluan saya.

"Sus, kamu cantik deh, kayak bintang film itu." kata saya mulai
merayu.
"Masa sih Mas?" sepertinya dia terbuai dengan rayuan saya. Dasar anak
masih 17 tahun.
"Bener tuh, masa saya bohong, apalagi payudaranya sepertinya sama
yang di film."
"Ih.. Mas bimo bisa aja" katanya malu-malu.
Adegan film berganti cerita di mana seorang wanita mengulum 2 batang
kemaluan dan kemaluannya sedang dijilati oleh lelaki lain. Tangannya
semakin keras memegang paha dan tangan saya.
"Kamu terangsang ngga Sus?" tanya saya.
Dia menoleh ke arah saya lalu tersenyum malu, wah.. wajahnya nampak
kemerahan dan bibirnya terlihat basah, apalagi ditambah wangi parfum
yang dipakainya.
"Kalau Mas, terangsang ngga?" dia balik bertanya.
"Terus terang, aku sih terangsang, ditambah lagi nonton sama kamu
yang benar-benar cantik," rayu saya, dan dia hanya tertawa kecil.
"Saya juga kayaknya terangsang Mas," katanya tanpa malu-malu.

Melihat situasi ini, tangan saya mulai meraba ke arah lain. Perlahan-
lahan saya arahkan tangan kanan saya ke arah payudaranya dari luar
baju seragam sekolahnya. Sedangkan tangan kiri, saya jatuhkan ke atas
pahanya dan saya raba pahanya dengan penuh perasaan. Susy semakin
menggelinjang keenakan. Mulus sekali tanpa cacat dan pahanya agak
merenggang sedikit.
"Aaahhh, jangan Mas, Susy takut, Susy belum pernah beginian, nanti
ada orang masuk masss... ooohhh..." katanya sambil tangan kanannya
memegang dan meremas tangan kanan saya yang ada di atas pahanya yang
sedang saya raba, sedangkan tangan kirinya memegang sandaran kursi.
Terasa sekali bahwa Susy juga terangsang akibat saya perlakukan
seperti itu, apalagi ditambah dengan adegan film siswi anak sekolah
Jepang yang dimasuki vaginanya dari belakang oleh seorang gurunya di
ruangan kelas.

Saya yang sudah tidak tahan lagi, tidak peduli dengan kata-kata yang
diucapkan Susy. Karena saya tahu bahwa dia sebenarnya juga ingin
menikmatinya. Tangan kanan saya makin meremas-meremas payudara
sebelah kanannya.
"Oohhh Maaasss... jaaangaaan Maaas... ohhh..." Susy semakin mendesah.
Badan Susy makin menggelinjang dan dia rapatkan badan serta kepalanya
ke dada saya. Tangan kiri saya pindah untuk meraba wajahnya yang
sangat cantik dan manis. Turun ke leher terus turun ke bawah dan
membuka dua kancing seragamnya. Terlihat gundukan belahan payudaranya
yang putih dan mengencang di balik BH-nya. Tangan saya bermain di
sekitar belahan dadanya sebelah kiri, saya remas-remas lalu pindah ke
payudaranya yang sebelah kanan.

"Ooohhh.. Maaas Bimooo... ooohhh... jaaangaaannn.. mmhhh..." saya
semakin bernafsu mendengar suara rintihannya menahan birahi yang
bergejolak.
Dadanya semakin bergetar dan membusung ketika saya semakin meremas
dan menarik BH-nya ke atas. Terlihat putingnya yang kecil dan
berwarna merah yang terasa mengeras. Tangan kanan saya yang sejak
tadi meraba pahanya, secara perlahan-lahan masuk ke balik roknya yang
tersingkap dan meraba-raba celananya, yang ketika saya pegang
ternyata sudah basah.
"Ooohhh... Mass enakkk... teerruuuuss.. aahhh.."

Kepala Susy mendongak menahan birahi yang sudah semakin meninggi.
Terlihat bibir merah membasah. Secara spontan, saya cium bibirnya,
ternyata dibalas dengan buasnya oleh Susy. Lidah kami saling mengulum
dan saya arahkan lidah saya pada langit-langit bibirnya. Semakin
tidak menentu saja getaran badan Susy. Sambil berciuman saya pegang
tangan kirinya yang di atas selangkangan dan saya suruh dia untuk
meraba batang kejantanan saya yang sudah menegang dan kencang di
balik celana panjang.
"Mmmhhh... mmmhhh..." saya tidak tahu apa yang akan dia ucapkan
karena mulutnya terus saya kulum dan hisap. Segera saya lepas semua
kancing seragamnya sambil tetap menciumi bibirnya. Tangan saya
membuka BH yang kaitannya berada di depan, terlihat payudaranya yang
putih bersih dan besar dan perutnya yang putih tanpa cacat. Saya raba
dan saya remas seluruh payudaranya. Hal ini membuat sussy semakin
menggelinjang. Tiba-tiba, Susy menarik diri dari ciuman saya.

"Mas... jangan diterusin, Susy ngga pernah berbuat seperti ini."
sepertinya dia sadar akan perbuatannya.
Dia menutupi payudaranya dengan seragamnya. Melihat seperti ini,
perasaan saya was-was, jangan-jangan dia tidak mau meneruskan.
Padahal saya sedang hot-hotnya berciuman dan meraba-raba tubuhnya.
Tetapi birahi saya yang tinggi telah melupakan segalanya, saya
mencari akal agar Susy mau melampiaskan birahi yang sudah sampai ke
ubun-ubun.
"Jangan takut Sus, kita kan ngga akan berbuat jauh, saya cuma mau
merasakan keindahan tubuh kamu."
"Tapi bukan seperti ini caranya."
"Bukannya kamu juga menikmati Sus."
"Iya, tetapi Susy takut kalau sampai keterusan, Mas!"
"Percaya deh, Mas tidak akan berbuat ke arah sana."
Susy terdiam dan memandangi wajah saya, lalu saya membelai rambutnya.
Saya tersenyum dan dia pun ikut tersenyum. Sepertinya dia percaya
akan kata-kata saya. Film telah habis dan saya mematikan komputer.
Saya berdiri dan secara tiba-tiba, saya mengangkat tubuh Susy.
"Maaasss, Susy mau dibawa kemana?" dia berpegangan pada pundak saya.
Baju seragamnya terbuka lagi dan nampak payudaranya yang montok.
"Kita duduk di sofa saja."
Saya angkat Susy dan saya pangku dia di sofa yang ada di dalam
ruangan bos.
"Sus kamu cantik sekali.." rayu saya dan dia hanya tersenyum malu.
"Boleh saya mencium bibir kamu..?" dia diam saja dan tersenyum lagi.
Semakin cantik saja wajahnya.
"Tapi janji ya Mas bimo ngga akan berbuat seperti di film tadi?"
"Iya saya janji."
Susy terdiam lalu matanya terpejam.
Dengan spontan saya dekati wajahnya lalu saya cium keningnya, terus
pipinya yang kiri dan kanan, setelah itu saya cium bibirnya. Ternyata
dia membalas. Saya masukkan lidah saya ke dalam rongga mulutnya.
Birahinya mulai bangkit lagi. Susy membalas ciuman saya dengan ganas
dan nafsunya melumat bibir dan lidah saya. Tangannya meremas-remas
kepala dan pundak saya. Ciumanberlangsung cukup lama sekitar 20
menit. Sengaja tangan saya tidak berbuat lebih jauh agar Susy percaya
dulu bahwa saya tidak akan berbuat jauh. Setelah saya yakin Susy
sudah lupa, tangan saya mulai meraba perutnya yang telah terbuka.
Lalu perlahan-lahan naik ke payudaranya.

"Aaahhhh... Masss teruuusss..." desahnya.
Ternyata birahinya mengalahkan kekuatirannya. Dengan penuh kelembutan
saya sentuh putingnya yang sudah mengeras.
"Aaahhh... aahhh... mmhhhh..." saya semakin meningkatkan kreatifitas
saya.
Putingnya saya pilin-pilin. Badan Susy menggelinjang keenakan. Bibir
saya turun ke bawah, saya jilati lehernya yang jenjang.
"Ooouuuhhh Masss, teruuusss, enaaak Maasss." Susy terus mengeluh
keenakan membuat libido saya makin meningkat.
Kemaluan saya terasa tegang sekali dan terasa sakit karena tertekan
pantat Susy. Lalu saya rebahkan dia di sofa sambil tetap menciumi
seluruh wajahnya. Lalu saya jilati payudaranya sebelah kanan.

"Maasss Bimoo..." Susy berteriak keenakan.
Saya jilati putingnya dan saya hisap dengan keras.
"Aahhh.. oouhhh.. terruuusss ooohhh.. enaakk."
Nampak putingnya semakin memerah. Lalu gantian putingnya yang sebelah
kiri saya hisap. Seperti bayi yang kehausan, saya menyedot putingnya
semakin keras. Susy makin menggelinjang dan berteriak-teriak. Tangan
kiri saya lalu mulai meraba pahanya, saya buka pahanya, terus tangan
saya meraba-raba ke atas dan ke arah selangkangannya. Jari saya
menyentuh kemaluannya di atas celana dalam yang sudah basah.

Awalnya, "Oouhhh Maaasss jangaaannn..." tetapi kemuidan, "Oouughhh
Maass terruuussss..."
Saya masukkan jari tangan saya ke mulut Susy, lalu dihisapnya jari
saya dengan penuh nafsu.
"Mmmhh.." mulut saya terus tiada henti menghisap-hisap puting
payudaranya secara bergantian.
Tangan saya terus menekan-nekan kemaluan Susy. Sambil saya hisap,
tangan kanan meremas-remas payudaranya, sedangkan tangan kiri, saya
masukkan jari telunjuk ke sela-sela celana dalamnya.
"Maasss... ooohhh... janggaaan oughhh... mmhhh..." Susy terus
mendesah-desah.

Tangannya meremas-remas sofa. Setelah puas meremas-remas payudaranya,
saya pegang dan saya tuntun tangannya untuk memegang kemaluan saya
yang sudah tegang di balik celana panjang. Tanggan Susy diam saja di
atas celana saya, lalu tangannya saya dekap di kemaluan saya.
Lama-
kelamaan Susy mulai meremas-remas sendiri kemaluan saya.
"Oohh Sus.. enak Sus.. terus Sus.." walaupun kaku mengelusnya tetapi
terasa nikmat sekali.
Jari tangan kiri saya pun terus meraba kemaluannya, terasa bulu-bulu
halus dan masih jarang. Jari tangan saya tepat berada di atas
vaginanya yang sudah sangat basah, saya tekan tangan saya dan jari
telunjuk saya masukkan perlahan-lahan untuk mencari clitorisnya.
Tubuh Susy semakin menggelinjang, pantatnya naik turun.

"Maass, jangan Maaaas.. Susy ngga kuat Maasss.. ooughhh.. aahhhh."
Saya tahu Susy akan mendekati klimak sebab tangannya mencengkeram
erat kemaluan saya.
"Maaasss... aaahhh..." tiba-tiba tubuh Susy mengejang hebat, tubuhnya
bergetar kuat, tanda dia telah mencapai klimak.
Tubuhnya langsung lemas tidak berdaya, matanya terpejam. Saya kecup
bibirnya dengan lembut, lalu matanya perlahan terbuka.
"Mas.. Susy sayang kamu."
"Saya juga sayang kamu Sus."
Saya kecup lagi bibirnya dan dia pun membalas sambil tersenyum. Saya
lihat di payudaranya terdapat beberapa tanda merah bekas saya hisap.
"Ihh.. Mas nakal, tete Susy dibikin merah.." dibiarkannya dadanya
terlihat dengan bebas tanpa ditutupi.
"Habis tete kamu montok dan gemesin sih.. besar lagi." kataku sambil
mengusap wajahnya yang berkeringat.
"Mas, kok anunya ngga keluar cairan kaya di film tadi sih..?"tanyanya tiba-tiba.
Rupanya dia benar-benar belum mengenal seks. Kebetulan nih untuk
melanjutkan jurus yang kedua.
"Kamu pengen punyaku keluar air mani?" tanyaku.
"Iya, Susy pengen lihat, kayak apa sih?"
Tanpa pikir panjang, langsung saja saya buka celana panjang dan CD
saya. Langsung saja kejantanan saya keluar dengan tegaknya. Ukuran
punya saya lumayan besar, besar dan panjang sekitar 18 cm. Susy
langsung terbelalak matanya melihat senjata saya yang ingin menagih
kenikmatan yang ditunggu-tunggu.
"Ya ampun Mas... besar banget punya Mas..."

Saya raih tangan Susy dan saya suruh dia meraba dan mengocoknya.
Tampak Susy agak gugup dan gemetar karena baru sekali melihat
langsung dan memegang burung laki-laki.
"Aah.. Sus enak banget, terus Sus.. ahh.."
Lama kelamaan Susy terbiasa dan merasa pintar mengocoknya. Saya remas-
remas payudaranya.
"Mas, ahh... Susy masih lemas.. ahh.."
"Sus, cium dong punyaku" pinta saya.
Langsung saja dia menciumi batang kejantanan saya, mungkin dia
belajar dari film tadi.
"Terus Sus, emut Sus biar keluar aahhh... kamu pintar Sus... emut
Sus.."
pinta saya lagi.
"Ngga mau, Susy ngeri, lagian ngga cukup di mulut Susy."
Posisi Susy duduk di sofa, sedangkan saya berdiri menghadap Susy.

Saya remas buah dada Susy, "Ahhh Maasss..."
Ketika dia membuka mulutnya, langsung saja saya masukkan batang
kemaluan saya ke mulutnya dan saya keluar masukkan batang kejantanan
saya.
"Mmmhhh... mmmhhh..." Susy sepertinya kaget, tetapi saya tidak peduli.
Lama-kelamaan justru Susy yang sekarang menyedot batang kejantanan
saya.
"Aaahhh.. Sus kamu pintar sus... terus ah.. enaak.."
Saya yang juga baru pertama kali berbuat seperti itu, sebenarnya
sudah ingin keluar, tetapi sekuat tenaga saya coba tahan. Susy
rupanya sudah lupa diri, dia semakin bernafsu mengulum dan menyedot
batang kemaluan saya, sedangkan kedua tangannya memegang pantat saya.

Cepat sekali dia belajar. Saya membungkuk dan kedua tangan meremas
paha Susy, lalu saya buka kedua belah pahanya, Susy mengerti lalu
merenggangkan pahanya sambil mengangkat pahanya. Segera saya buka
resleting roknya dan saya angkat roknya sehingga nampak CD yang
berwarna putih. Tangan kanan saya segera meraba dan menekan-nekan
belahan vaginanya yang tertutup CD, sudah basah.
"Mmhh.. mmhh.." Susy menggelinjang dan terus mengulum-ngulum, tampak
mulutnya yang kecil mungil agak kesusahan.
Saya buka baju seragam dan BH-nya, dia melepas kulumannya dan saya
rebahkan tubuhnya di sofapanjang. Saya tarik roknya ke bawah sehingga
tinggal CD-nya yang tersisa, lalu saya membuka baju sehingga saya
telanjang bulat alias bugil.

Mata Susy terpejam, segera saya lumat bibirnya dan dia pun membalas.
Tangannya kirinya tetap memegang batang kejantanan saya dan tangan
kanannya meremas-remas pundak saya. Sedangkan tangan kanan saya
membelai-belai rambutnya dan tangan kiri tetap meraba CD Susy yang
sudah sangat basah. Saya masukkan tangan ke dalam CD-nya, terus turun
ke bawah tepat di belahan vaginanya, lalu jari-jari saya bermain-main
di belahan vaginanya yang sudah banjir.
"Aaahhh Maasss... oughhh... ohhh..." dia terus menggelinjang.
Pantatnya naik-turun mengikuti gerakan tangan.
Mulut dan tangan kanan
saya langsung mengisap dan meremas-remas tetenya.
"Aaahhh Maasss... teruusss... aahhhgghh.." desahnya.
Tangan Susy meremas-remas burung saya yang sudah tegang segera ingin
masuk ke sarangya Susy. Segera saya buka celana dalamnya. Dan mulut
saya mulai turun ke bawah mencium perutnya dan perlahan-lahan saya
ciumi bulu-bulu halus dan vaginanya. Tangan Susy meremas-remas rambut
saya.

Saya buka belahan vaginanya dan nampak kelentitnya yang mungil
berwarna merah. Segera saya jilat dan hisap kelentitnya.
"Aaagghhh Maass oouhhh... oughhh..." kepala Susy mendongak dan
bergerak ke kiri dan ke kanan merasakan kenikmatan yang luar biasa
yang baru sekali dialaminya, begitu juga dengan saya.
Saya sedot liang vaginanya yang masih perawan dan berwarna merah.
"Oouhhh.. Mass, Susy ngga kuat masss.. ooohhh... aahh..." tiba-tiba
tubuh Susy bergetar hebat, pantatnya bergerak ke atas dam bergetar
keras.
"Aaahhh..." Susy mencapai klimak yang kedua kalinya.
Saya hisap semua cairan yang keluar dari lubang vaginanya. Kemudian
tubuhnya kembali lemas, matanya terpejam. Segera saya buka pahanya
lebar-lebar dan arahkan batang kejantanan saya tepat diliang
vaginanya. Susy merasakan sesuatu yang menekan kemaluannya. Matanya
terbuka sayu dan lemas.

"Mas.. jangan maass, Susy masih perawan." katanya tetapi pahanya
tetap terbuka lebar.
"Katanya Susy pengen ngelihat punya Mas keluar cairan."
"Iya, tetapi Susy ngga pernah beginian, Susy ngeri dan takut sakit..."
"Jangan kuatir, Mas pasti pelan-pelan."
Segera saya basahi batang kemaluan saya dengan ludah, setelah itu
saya arahkan ke lubang vaginanya, setelah pas, perlahan-lahan saya
tekan masuk, sempit sekali rasanya.
"Achh Mass sakit..." tampak wajahnya menahan sakit "Pelan-pelan Mas,
sakit!" segera berhenti aksi saya mendengar keluhannya.
Setelah dia mulai tenang, saya tekan sekali lagi.
"Akhh.. Maass.. pelan-pelan." tangannya memegang sofa dengan kuat.
"Tenang Sus, jangan tegang, nanti juga enak."

Kemudian saya lumat bibir Susy, dan dia pun membalas, segera saya
tekan lagi sekuat tenaga. Saya mencoba sekali lagi, lalu melenceng
keluar. Tidak putus asa, saya coba lagi.
"Achhh.. Masss Bimo, sakit!"
Saya tidak peduli dengan teriakannya, dengan lebih agak keras saya
tekan kemaluan saya dan, "Bless.." torpedo besar saya masuk setengah,
terasa ada yang robek di lubang kemaluannya, kepala Susy mendongak ke
atas menahan sakit.
Saya diamkan beberapa saat, lalu saya tekan lagi dan masuklah semua
batang kejantanan saya ke sarang Susy.
"Achh Mas.. sakiiitt.. pelan-pelan Mas." saya berhenti sebentar, lalu
saya coba masukkan lagi.
Semakin dia berteriak, semakin bertambah nafsu saya. Lalu saya tekan
sekuat tenaga dan masuklah semua senjata keperkasaan saya. Saya
keluarkan pelan-pelan dan saya masukkan lagi dan seterusnya.
"Ahh... ahhh.. Masss sakit... teruuusss ahhhh.. mmhhh..."
Kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan. Rupanya dia mulai terangsang
lagi.

Semakin lama, saya percepat goyangan. Tangan saya meremas-meremas
payudaranya.
"Ohh Sus.. kamu cantiiik Sus.."
"Mass, terusss Massss, akhhh.. Susy ngga kuat Masss.. aghhh..."
pantatnya ikut naik turun mengikuti irama pantat saya yang naik turun.
Saya merasakan nikmat yang tiada tara. Terasa ada sesuatu yang kuat
ingin keluar dari alat vital saya, rupanya saya akan segera klimaks.
"Maaasss.. oougghhh Massss, Susy ngga tahaaan... oughhh Mas Bimoooo..
aahhh!" Susy berteriak histeris sambil tubuhnya bergetar dan pada
saat yang bersamaan keluarlah air mani saya menyembur dengan deras ke
dalam vagina Susy.
"Ooughh Sus saya keluaaaarrr, oohhhh... creet... crreet... creett..."
sperma saya mengalir dengan kencang, tubuh saya bergetar dan
berguncang hebat.
Tangan Susy mencengkeram erat pundak saya dan saya mendekap erat
tubuh Susy yang putih mulus. Setelah itu kami berdua langsung lemas.
Terasa ada sesuatu yang menarik-narik dan menjepit batang kejantanan
saya. Terasa hangat batang kemaluan saya. Banyak sekali cairan yang
keluar. Mata Susy terpejam merasakan kenikmatan yang ketiga kalinya.
Tubuhnya benar-benar tidak berdaya dan pasrah.

Tubuh kami tetap berpelukan dan kejantanan saya tetap di dalam
kemaluannya. Saya ciumi bibir dan seluruh wajahnya. Setelah itu saya
lepas tubuhnya dan dari lihat batang saya dan vaginanya ada cairan
darah perawan yang menetes di bibir vagina dan sofa. Sesaat kemudian,
nampak Susy menitikkan air mata.
"Mas.. kenapa kita melakukan ini, Susy sudah tidak perawan lagi..."
dia terus mengeluarkan air mata.
Saya terdiam, dalam hati menyesal, mengapa saya sampai lupa diri dan
betapa teganya telah menodai seorang gadis yang bukan milik saya.
Saya seka air matanya sambil mencoba menenangkannya, "Maafkan saya
Sus, saya lupa diri, saya akan mempertanggung-jawabkan perbuatan saya
Sus."
"Mas, peluk Susy Mas..." segera saya peluk dia dan cium keningnya.
Dia pun memeluk saya dengan eratnya.

Tubuh kami masih bugil, "Susy sayang Mas bimo."
"Saya juga sayang kamu." jawab saya.
Setelah itu dia tersenyum, tetapi air matanya tetap mengalir, saya
seka air matanya. Setelah puas saling berpelukan, kami segera memakai
pakaian. Bercak darah Susy mengenai sofa atasan saya. Saya ambil sapu
tangan dan mengelap hingga bersih.
"Mas, Susy mohon jangan ceritakan ini pada siapa-siapa!"
"Saya ngga akan cerita pada siapa-siapa, ini adalah rahasia kita
berdua."
Setelah semua rapih, kami kembali berpelukan. Setelah itu kami keluar
dari ruangan bos. Tidak begitu lama, teman-temannya masuk dan
mengajaknya pulang.

Besok paginya, Susy datang duluan dan ketika saya masuk, "Selamat
pagi Mas." dia memberi salam.
Ah, senyumnya manis sekali, "Selamat pagi sayang."
Saya hampiri dia dan kecup keningnya lalu bibirnya. Dia membalas
ciuman tadi. Ah, indah sekali hari ini.

Susy masih PKL 2 minggu lagi. Perbuatan kami kemarin bukan membuat
kami insyaf, kami berdua melakukan lagi di ruangan bos, di meja, di
kursi, di balik pintu, dengan posisi berdiri atau doggie style,
seperti yang pernah kami lihat di film BF. Terkadang Susy saya suruh
membolos dan janjian di hotel. Kami sering melakukannya dari pagi
hingga sore. Ternyata Susy orang yang hiperseks dan gampang
terangsang. Benar-benar kenikmatan yang tiada tara, kami tidak pernah
menyesali. Setelah 2 minggu berlalu, mereka telah selesai PKL,
hubungan kami tetap berlanjut hingga akhirnya, dia dijodohkan oleh
orang tuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar