gubahan saya

cerita seru

Jumat, 29 Juni 2012

KISAH SEORANG PEMBOKAT




Namaku Sri, lengkapnya Sri Gunarti, asli dari Solo, pernah 4 kali
menikah, tapi tidak pernah bisa hamil, sehingga mantan-mantan suami
semua meninggalkanku, bodyku sexy, kulitku kuning langsat, tinggiku
161 cm dengan berat badan 50 kg, "kamu persis Desy Ratnasari, Sri!",
kata mantan suamiku terakhir. Banyak laki-laki lain juga mengatakan
aku persis seperti Desy Ratnasari.

Aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di kota Gudeg
Yogyakarta, majikanku seorang janda berusia 50 thn, Ibu Sumiati yang
masih bekerja sebagai pegawai negeri di Gubernuran. Anaknya 3
orang.Yang pertama perempuan, Aryati 28 thn, bekerja sebagai
sekretaris, 2 bulan lagi menikah. Yang kedua juga perempuan, Suryati
25 thn, bekerja sebagai guru. Yang ketiga laki-laki, satu-satunya
laki-laki di rumah ini, tampan dan halus budi-pekertinya, Purnomo 22
thn, masih kuliah, kata Ibu Sum, Mas Pur (demikian aku memanggilnya)
tahun depan lulus jadi insinyur komputer. Wah hebat, sudah guaaateng,
pinter pula...

Setiap pagi, aku selalu bangun jam 4:30, sebelum bekerja aku sudah
mandi dengan sangat bersih, berpakaian rapi. Aku selalu memakai rok
panjang hingga semata-kaki, bajuku berlengan panjang. Aku tahu, Ibu
Sum senang dengan pakaianku, dia selalu memujiku bahwa aku sopan, baik
sikap yang santun, maupun cara berpakaian. Meskipun begitu, pakaianku
semuanya agak ketat, sehingga lekuk-lekuk tubuhku tetap terlihat
dengan jelas.

Mas Pur sering melirik ke arahku sambil terkagum-kagum melihat bentuk
tubuhku, aku selalu membalasnya dengan kedipan mata dan goyangan lidah
ke arahnya, sehingga membuat wajahnya yang lugu jadi pucat seketika.
Paling telat jam 7:15, mereka semua berangkat meninggalkan rumah,
kecuali Mas Pur sekitar jam 8:00. Aku tahu, Mas Pur sangat ingin
menghampiriku dan bercumbu denganku, tapi ia selalu nampak pasif,
mungkin ia takut kalau ketahuan ibunya. Padahal aku juga ingin sekali
merasakan genjotan keperjakaannya.

Pagi itu, mereka semua sudah pergi, tinggal Mas Pur dan aku yang ada
di rumah, Mas Pur belum keluar dari kamar, menurut Ibu Sum sebelum
berangkat tadi bahwa Mas Pur sedang masuk angin, tak masuk kuliah.
Bahkan Ibu Sum minta tolong supaya aku memijatnya, setelah aku selesai
membersihkan rumah dan mencuci pakaian. "baik, Bu!", begitu sahutku
pada Ibu Sum. Ibu Sum sangat percaya kepadaku, karena di hadapannya
aku selalu nampak dewasa, dengan pakaian yang sangat sopan. Setelah
pasti mereka sudah jauh meninggalkan rumah, aku segera masuk kamarku
dan mengganti pakaianku dengan rok supermini dan kaus singlet yang
ketat dan sexy. Kusemprotkan parfum di leher, belakang telinga,
ketiak, pusar dan pangkal pahaku dekat lubang vagina. Rambutku yang
biasanya kusanggul, kuurai lepas memanjang hingga sepinggang. Kali
ini, aku pasti bisa merenggut keperjakaan Mas Pur, pikirku.

"Mas Pur. Mas Pur!" panggilku menggoda, "tadi Ibu pesan supaya Mbak
Sri memijati Mas Pur, supaya Mas Pur cepat sembuh. Boleh saya masuk,
Mas Pur?"Pintu kamarnya langsung terbuka, dan nampak Mas Pur
terbelalak melihat penampilanku, "Aduh, kamu cantik sekali, Mbak
Sri... Persis Desy Ratnasari... ck, ck, ck...""Ah, Mas Pur, bisa saja,
jadi mau dipijat?""Jadi, dong..." sekarang mas Pur mulai nampak tidak
sok alim lagi, "ayo, ayo...", ditariknya tanganku ke arah tempat
tidurnya yang wangi...."Kok Wangi, Mas Pur?" Rupanya dia juga
mempersiapkan tempat tidur percumbuan ini, dia juga sudah mandi dengan
sabun wangi."Ya dong, kan ada Desy Ratnasari mau datang ke sini,".

Kami mulai mengobrol ngalor-ngidul, dia tanya berapa usiaku, dari mana
aku berasal, sudah kawin atau belum, sudah punya anak atau belum,
sampai kelas berapa aku sekolah. Omongannya masih belum "to-the
-point", padahal aku sudah memijatnya dengan sentuhan-sentuhan yang
sangat merangsang.Aku sudah tak sabar ingin bercumbu dengannya,
merasakan sodokan dan genjotannya, tapi maklum sang pejantan belum
berpengalaman."Mas Pur sudah pernah bercumbu dengan perempuan?", aku
mulai mengarahkan pembicaraan kami, dia hanya menggeleng lugu. "Mau
Mbak Sri ajari?", wajahnya merah padam dan segera berubah pucat.
Kubuka kaus singletku dan mulai kudekatkan bibirku di depan bibirnya,
dia langsung memagut bibirku, kami bergulingan di atas tempat tidurnya
yang empuk dan wangi, kukuatkan pagutanku dan menggigit kecil bibirnya
yang merah delima, dia makin menggebu, batang kontolnya mengeras
seperti kayu...

Wow! dia melepas beha-ku, dan mengisap puting susuku yang kiri, dan
meremas-remas puting susuku yang kanan..."Aaah.. sssshhhh, Mas Pur,
yang lembut doooong..." desahku makin membuat nafasnya menderu..."Mbak
Sri, aku cinta kamu...." suaranya agak bergetar.."Jangan, Mas Pur,
saya cuma seorang Pembantu, nanti Ibu marah," kubisikkan desahanku
lagi....Kulucuti seluruh pakaian Mas Pur, kaos oblong dan celana
pendeknya sekaligus celana dalamnya, langsung kupagut kontolnya yang
sudah menjulang bagai tugu monas, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan
mulutku dengan lembut dan terkadang cepat..."Aduuuh, enaaaak, Mbak
Sri...." jeritnya... Aku tahu air-mani akan segera keluar, karena
segera kulepaskan kontolnya, dan segera meremasnya bagian pangkalnya,
supaya tidak jadi muncrat. Dia membuka rok-miniku sekaligus celana dalamku, segera kubuka
selangkanganku. "Jilat itil Mbak Sri, mas Puuuurrr..., yang lamaaa...",
godaku lagi...Bagai robot, dia langsung mengarahkan kepalanya ke nonokku
dan menjilati itilku dengan sangat nafsunya....
"Sssshhhh, uu-enaaak, Mas Puuuurrrr...., sampai air mani saya keluar, ya
mas Puuur". "Lho, perempuan juga punya air mani..?" tanyanya blo'on.
Aku tak menyahut karena keenakan... "Mas Puuurrr, saya mau
keluaaar..." serrrrrr.... serrrrrrrrr.... membasahi wajahnya yang penuh
birahi. [Alinea di atas merupakan bagian akhir dari Episode-1]
[Sekarang..... Episode-2]

"Aduuuuh, enak banget, Mas Pur! Mbak Sri puaaaaaassss sekali bercinta
dengan Mas Pur..... kontol Mas Pur belum keluar ya? Mari saya masukin ke
liang kenikmatan saya, Mas! Saya jamin Mas Pur pasti puas-keenakan...."
Kugenggam batang pelernya, dan kutuntun mendekati lubang nonokku,
kugosok-gosokkan pada itilku, sampai aku terangsang lagi... Sebelum
kumasukkan batang keperkasaannya yang masih ting-ting itu ke lubang
nonokku, kuambil kaos singletku dan kukeringkan dulu nonokku dengan kaos,
supaya lebih peret dan terasa uuenaaaak pada saat ditembus kontolnya Mas
Pur nanti...
"Sebelum masuk, bilang 'kulonuwun' dulu, dong sayaaaaaang...", Candaku....
Mas Pur bangkit sebentar dan menghidupkan radio-kaset yang ada di atas
meja kecil di samping ranjang..... lagunya.... mana tahaaaan....
"Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu......"
"Kulonuwun, Mbak Sri cintakuuuuu...."
"Monggo, silakan masuk, Mas Puuuurrr Kekasihkuuuuu...", segera kubuka
lebar-lebar selangkanganku, sambil kuangkat pinggulku lebih tinggi dan
kuganjel dengan guling yang agak keras, supaya batang kenikmatannya bisa
menghunjam dalam-dalam....
Sreslepppppp......... blebessss..... "Auuuuuow....", kami berdua berteriak
bersamaan.....
"Enaaaak banget Mbak Sri, nonok Mbak Sri kok enak gini sih....?"
"Karena Mbak Sri belum pernah melahirkan, Mas Pur... Jadi nonok Mbak Sri
belum pernah melar dibobol kepala bayi..... kalau pernah melahirkan,
apalagi kalau sudah melahirkan berkali-kali, pasti nonoknya longgar
sekali, dan nggak bisa rapet seperti nonoknya Mbak Sri begini,
sayaaaaang... lagi pula Mbak selalu minum jamu sari-rapet, pasti
SUPER-PERET....", kami berdua bersenggama sambil cekikikan keenakan...
Kami berguling-guling di atas ranjang-cinta kami sambil berpelukan erat
sekali....
Sekarang giliranku yang di atas... Mas Pur terlentang keenakan, aku
naik-turunkan pinggulku, rasanya lebih enak bila dibanding aku di bawah,
kalau aku di atas, itilku yang bertumbukan dengan tulang selangkang Mas
Pur, menimbulkan rasa nikmat yang ruaaaaarbiassssa uu-enaaaaaaknya.....
Keringat kami mulai berkucuran, padahal kamar Mas Pur selalu pakai AC,
sambil bersenggama kami mulut kami tetap berpagutan-kuat. Setelah bosan
dgn tengkurap di atas tubuh Mas Pur, aku ganti gaya. Mas Pur masih tetap
terlentang, aku berjongkok sambil kunaik-turunkan bokongku. Mas Pur malah
punya kesempatan untuk menetek pada susuku, sedotannya pada tetekku makin
membuatku tambah liar, serasa seperti di-setrum sekujur tubuhku.
Setelah 10 menit aku di atas, kami berganti gaya lagi... kami
berguling-gulingan lagi tanpa melepaskan kontol dan nonok kami.
Sekarang giliran Mas Pur yang di atas, waduuuuh... sodokannya mantep
sekali... terkadang lambat sampai bunyinya blep-blep-blep... terkadang
cepat plok-plok-plok... benar-benar beruntung aku bisa senggama dengan Mas
Purnomo yang begini kuaaaatnya, kalau kuhitung-kuhitung sudah tiga kali
air nonokku keluar karena orgasme, kalau ditambah sekali pada waktu itilku
dijilati tadi sudah empat kali aku orgasme... benar-benar nonokku sampai
kredut-kredut karena dihunjam dengan mantapnya oleh kontol yang sangat
besar dan begitu keras, bagaikan lesung dihantam alu..... bertubi-tubi....
kian lama kian cepat......waduuuuhhhhh...... Wenaaaaaaaaakkkkk
tenaaaaan......
"Mbak Sri, aku hampir keluaaaaaar nih...!!" .... "Saya juga mau keluar
lagi untuk kelima kalinya ini, Mas Puuuuur.... Yuk kita bersamaan sampai
di puncak gunung kenikmatan, yaaa sayaaaaanngggg"
"Ambil nafas panjang, Mas Pur... lalu tancepkan kontolnya sedalam-dalamnya
sampai kandas...... baru ditembakkan, ya Maaaasss... ssssshhhhhh........"
Sambil mendesis, aku segera mengangkat pinggulku lagi, kedua kakiku
kulingkarkan pada pinggangnya, guling yang sudah terlempar tadi kuraih
lagi dan kuganjelkan setinggi-tingginya pada pinggulku, hunjaman kontol
Mas Pur semakin keras dan cepat, suara lenguhan kami berdua
hhh...hhhhh....hhhhhh..... seirama dengan hunjaman kontolnya yang semakin
cepat.....
"Tembakkan sekaraaaaang, Maaaasssss!", Mas Pur menancapkan kontolnya lebih
dalam lagi, padahal sedari tadi sudah mentok sampai ke mulut rahimku....
bersamaan dengan keluarnya air nonokku yang kelima kali, Mas Pur pun
menembakkan senjata otomatis berkali-kali dengan sangat kerasnya....
CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!!
CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! Berhenti sebentar dan CROOTTTTT
!!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! lagi.....
Seperti wong edan, kami berdua berteriak panjaaaaanggg bersamaan;
"Enaaaaaaaaaakkkkk!"..... sekujur tubuhku rasanya bergetar semuanya...
dari ujung kepala sampai ujung kaki, terutama nonokku sampai seperti
"bonyok" rasanya..... Mas Pur pun rebah tengkurep di atas tubuh
telanjangku..... sambil nafas kami kejar-mengejar karena kelelahan...
"Jangan cabut dulu, ya Maaasss sayaaaang... masih terasa enaknya... tunggu
sampai semua getaran dan nafas kita reda, baru Mas Pur boleh cabut
yaaa......" pintaku memelas..... kami kembali bercipokan dengan
lekatnya...... kontolnya masih cukup keras, dan tidak segera loyo seperti
punya mantan-mantan suamiku dulu....
"Mbak Sri sayaaaang, terima kasih banyak ya..... pengalaman pertama ini
sungguh-sungguh luar biasa... Mbak Sri telah memberikan pelayanan dan
pelajaran yang maha-penting untuk saya...... saya akan selalu mencintai
dan memiliki Mbak Sri selamanya...."
"Mas Pur cintaku, cinta itu bukan harus memiliki... tanpa kawin pun kalau
setiap pagi --setalah Ibu & Mbak-mbak Mas Pur pergi kerja--, kita bisa
melakukan senggama ini, saya sudah puas kok, Massss..... Apalagi Mas
Purnomo tadi begitu kuatnya, setengah jam lebih lho kita tadi
bersetubuhnya, Mas! Sampai nonok saya endut-endutan rasanya tadi....."
"Aku hari ini tidak pergi kuliah, kebetulan memang ada acara untuk
mahasiswa baru... jadi ndak ada kuliah...", kata Mas Purnomo.
"Nah... kalau begitu, hari ini kita kan punya banyak waktu, pokoknya
sampai sebelum Ibu dan Mbak-mbak Mas Purnomo pulang nanti sore, kita main
teruuuusss, sampai 5 ronde, kuat nggak Mas Pur?", sahutku semakin
menggelorakan birahinya. "Nantang ya?" Tanyanya sambil tersenyum manis,
tambah guanteeeeng dia.....
"aku cabut sekarang, ya Mbak? sudah layu tuh sampai copot sendiri...."
kami tertawa cekikikan dengan tubuh masih telanjang bulat.... setelah
mencabut kontolnya dari nonokku, Mas Purnomo terlentang di sisiku,
kuletakkan kepalaku di atas dadanya yang lapang dan sedikit berbulu....
radio kaset yang sedari tadi terdiam, dihidupkan lagi... lagunya masih
tetap "kemesraan ini janganlah cepat berlaluuuuuu...."
Setelah lagunya habis, "Mas sayaaang, Mbak Sri mau bangun dulu ya.... Mbak
Sri harus masak sarapan untuk Mas...."
"Untuk kita berdua, dong, Mbak Sri.... masak untuk dua porsi ya... nanti
kita makan berdua sambil suap-suapan. Setuju?", sambil ditowelnya tetekku,
aku kegelian dan "auuuwwww! Mas sudah mulai pinter nggangguin Mbak Sri
ya.., Mbak Sri tambah sayang deh".
Aku bangkit dari ranjang, dan berlari kecil ke kamar mandi yang jadi satu
dengan kamar tidurnya, "Mas, numpang cebokan, ya..."
Kuceboki nonokku, nonok Sri Gunarti yang paling beruntung hari ini, karena
bisa merenggut dan menikmati keperjakaan si ganteng Mas Purnomo...
waduuuuhhh... benar-benar nikmat persetubuhanku tadi dengannya.. meskipun
nonokku sampai kewalahan disumpal dengan kontol yang begitu gede dan
kerasnya -- hampir sejengkal tanganku panjangnya.... wheleh.. wheleh....
"Sebelum bikin nasi goreng, nanti Mbak bikinkan Susu-Telor-Madu-Jahe
(STMJ) buat Mas Pur, biar ronde-ronde berikutnya nanti Mas tambah kuat
lagi, ya sayaaaaaang...."
Kuambil selimut dan kututupi sekujur tubuhnya dengan selimut, sambil
kubisikkan kata-kata sayangku... "Sekarang Mas Pur istirahat dulu, ya..."
kuciumi seluruh wajahnya yang mirip Andy Lau itu...
"Terima kasih, Mbak Sri... Mbak begitu baik sama saya... saya sangat
sayang sama Mbak Sri...".
Kupakai pakaianku lagi, segera aku lari ke dapur dan kubuatkan STMJ untuk
kekasihku.... setelah STMJ jadi, kuantarkan lagi ke kamarnya, "Mas Pur
sayaaaang.... mari diminum dulu STMJ-nya, biar kontolnya keras kayak
batang kayu nanti, nanti Mbak Sri ajari lagi gaya-gaya yang lain, ada gaya
kuda-kudaan, anjing-anjingan, gaya enam-sembilan (69), dan masih ada
seratus gaya lagi lainnya, Masssss," kataku membangkitkan lagi gelora
birahinya... selesai minum diciuminya bibirku dan kedua pipiku.... dan Mas
Purnomoku, cintaanku, tidur lagi dengan tubuh telanjang dilapisi selimut.

Aku segera kembali ke tempat biasanya aku mencuci pakaian majikanku,
menyapu rumah dan mengepelnya.. semua kulakukan dengan cepat dan bersih,
supaya tidak ada ganjelan utang kerjaan pada saat bersenggama lagi dengan
Mas Purnomo nanti....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar