gubahan saya

cerita seru

Minggu, 01 Juli 2012

VERA, POPPY DAN NADIA


Ketika saya masih kuliah dulu boleh dikatakan termasuk salah satu mahasiswa
yang banyak digandrungi oleh cewek. Muka ganteng dengan dagu kebiru-biruan
karena bulu yang tercukur rapi dan badan yang tegap. Terus terang saja saya juga
sering melakukan hubungan seks dengan beberapa temen yang memang membutuhkannya.
Meskipun demikian saya masih memilih yang benar-benar sesuai dengan selera saya.
Dari hubungan-hubungan intim itu, timbul rahasia umum di kalangan mahasiswi
bahwa batang kemaluan saya panjang dan besar dan yang penting tahan lama
bersenggama. Tidak heran kalau setiap akhir minggu ada saja telpun berdering
mengajak nonton atau pesta yang kemudian berakhir dengan hubungan intim.
Kebetulan saya punya temen agak kebanci-bancian. Biasanya orang demikian punya
kenalan yang luas. Setelah saya lulus dan bekerja di suatu perusahaan cukup
ternama, temen tersebut menelpun. "Heh, mau nggak gua kenalin sama pengusaha
wanita sebut saja namanya Vera dan Poppy." Mau, jawab saya. Kebetulan sudah
beberapa dua minggu ini nafsu saya tidak tersalurkan karena kesibukan kantor.
Padahal bekas-bekas temen kuliah dulu masih sering menelpun.
"Dia udah tahu muka lewat foto lu." Sialan nih anak, jual-jual foto segala,
pikir saya. Tapi ada syaratnya. Katanya mereka nggak mau resiko kena penyakit.
Jadi saya diminta periksa dulu di dokter kelamin. Ada-ada saja permintaannya.
Dokter dan jamnya ditentukan juga, sebut saja namanya Nadia. Pada hari yang
ditentukan sekitar jam 8 malam, usai dari kantor saya langsung ke tempat praktek
Nadia. Ternyata disana sudah nggak ada pasien.
Saya heran karena susternya sudah nggak ada. Saya ketuk pintu terus pintu
dibukakan. Ternyata dokter Nadia sangat cantik sekali. Saya sebentar agak
terpana. Masuk sdr. Rudi, katanya. Setelah berbasa-basi sebentar, dia bertanya:
"Katanya mau bermain dengan mBak Vera dan mBak Poppy ya." sambil mengerling dan
tersenyum. Saya ketawa kecil saja. Gimana sih untuk membuktikan tidak kena
penyakit kelamin, tanya saya. Yah, mesti diperiksa air maninya, jawabnya. Kalau
mau sih saya bantu mengeluarkan, katanya sambil membuka pahanya yang putih mulus
itu. Wah kebetulan ini, pikir saya. Terus dia kebelakang sebentar dan keluar
lagi. Mbak kalau suaminya atau supirnya datang gimana? Suami saya kerja di luar
negeri koq dan kebetulan hari ini saya sengaja nggak bawa supir, katanya sambil
membuka baju prakteknya.
Ternya di balik baju sudah tidak ada selembar benangpun. Dengan manja dia duduk
di pangkuan saya. Dan sayapun langsung mencium bibir, leher, telinga, kemudian
menyusur ke belahan dadanya yang kuning mulus. Terdengar Nadia mulai mendesah
kenikmatan. Akh...... Rud. Hisep terus Rud. Secara bergantian saya hisap puting
susunya sambil melayangkan jari ke lubang kemaluannya. Terdengar Nadia tambah
mengerang-erang kenikmatan. Setelah sepuluh menit berselang, Nadia menarik diri,
terus membuka kancing baju dan celana saya sehingga tampak dada saya yang
berbulu dan batang kemaluan yang mulai menegang. Tampak Nadia terkagum dengan
dada saya yang bidang dan berbulu dan batang kemuluan saya yang panjang dan
besar sehingga dia menggesekkan dadanya ke dada saya dengan menciumi bibir dan
leher saya. Gila Rud, kamu jantan sekali, katanya.
Setelah itu, Nadia menarik diri lagi dan berdiri kemudian membawa kepala saya ke
lubang kemaluannya. Kemaluannya sangat teratur sekali ditumbuhi dengan bulu-bulu
halus yang teratur secara rapi. Dengan semangat, saya jilati lebang kemaluannya
sambil meremas buah dadanya. Aduh Rud, enak. Teru.....u.....s, dengan napas yang
tersengal-sengal. Ketika kakinya semakin mengejang, saya tahu bahwa Nadia mau
orgasme. Kemudian saya angkat dia dan saya taruh di meja periksa pasien. Dengan
kaki yang menganga lebar, Rud cepet dong selesain saya katanya dengan meminta.
Dengan pelan-pelan saya masukkan batang kemaluan saya yang panjang dan besar
itu. Terlihat mata Nadia membelalak kenikmatan kemudian mengerang. Saya gerakkan
pantat saya memutar ke kiri dan ke kanan sebentar. Terlihat Nadia sudah tidak
dapat menahan orgasmenya, maka saya ganti dengan gerakan menusuk. Aduh Rud gila
enak sekali, katanya. Sebentar kemudian cengkeraman Nadia sangat erat. Dengan
sedikit menjerit, Nadia merangkulkan kakinya ke punggung dan selanjutnya
terhempas dengan melepas nafas panjang.
Melihat saya belum apa-apa dia agak bingung juga. Gimana Rud ya. Masih lama atau
nggak? Saya jawab masih lama. Jangan lama-lama ya Rud, soalnya besok saya mau ke
kerja lagi. Bisa-bisa ngantuk saya. Dengan agak capai, Nadia bangun kemudian
meminta saya duduk. Dia masih melihat alat kelamin saya yang masih tenggang.
Gede dan panjang banget sih Rud. Pasti mBak Vera dan mBak Poppy puas deh dengan
kamu. Tapi awas lho mereka itu buas sekali kalau di ranjang, ujarnya. Saya cuman
ketawa saja.
Dengan segera, Nadia kemudian melumat batang kemaluan saya sudah tegang. Aduh
ternyata, Nadia sangat lihat sekali memainkan lidahnya di ujung kemaluan saya
meskipun tidak sampai separuh yang dikulumnya karena besar dan panjang. Setelah
sekitar 15 menit terasa sperma saya mulai mengumpul. Kemudian saya tarik Nadia
dan saya taruh lagi di meja pasien dengan posisi telungkup. Aduh Rud, jangan
Rud, capai saya, katanya. Tapi saya nggak pedulikan. Dengan posisi doggy ini
saya masukkan lagi penis saya ke lubang kemaluannya. Terdengar Nadia menjerit
kenikmatan yang disusul dengan rintihan dan erangan. Terus Rud,..... terus.
...... kemudian badannya mengejang dan terdengar erangan panjang. Udah mau
keluar Rud, tanya. Belum, jawab saya. Dengan posisi doggy kemudian saya teruskan
penetrasi. Saya kasihan juga melihat Nadia kecapaian. Terasa mau keluar kemudian
saya tarik Nadia untuk mengulum batang kemaluan saya lagi. Oh..... enak sekali.
Beberapa menit kemudian, saya bilang sama Nadia bahwa mau keluar. Semprotkan di
dalam saja sebagian katanya. Akh........Sebagian ditelan langsung, sebagian
kemudian dimasukkan ke dalam tempat untuk diperiksa. Gila kamu Rud, kayaknya
kamu belum apa-apa ya. Saya cuman ters
Read More..

CERITA RETNO DIJUAL SUAMINYA BUAT BAYAR HUTANG





Aku ada di kamar sebelah..' begitu pesan dodi pada retno
istrinya. Retno mengangguk pasrah pada suaminya. Kini ia duduk di tempat tidur
mereka mengenakan daster tipis. Ia menunggu kedatangan dio, teman akrab suaminya
untuk menikmati tubuhnya hanya satu malam. Kurang bisa dipercaya, tapi memang
terjadi. Dodi tidak bisa mengembalikan sejumlah uang yg dipinjamnya pada Dio, yg
meskipun sahabatnya sejak SD, uang itu dalam jumlah besar. Hampir saja masalah
itu berakhir di Kepolisian, kalau saja saat itu Retno lewat dengan mengenakan
kaus tipis hingga Bhmya jelas terlihat. Akhirya dio mengajukan penyelesaiannya
yaitu dengan menginap semalam dgn ditemani retno. Setelah diberitahu retno pun
mentaati dan bisa mengerti kesulitan suaminya, meskipun dengan sedikit marah.
Tak lama kemudian dio muncul dengan mengenakan piyama milik dodi. Ia langsung
duduk disebelah retno.
Retno langsung berdiri di hadapan dio dan dengan mata terpejam ia membuka
dasternya.
" Dio nikmatilah sebagai pengganti hutang suamiku " dasternya meluncur turun dan
jatuh di lantai. Payudaraya yang kencang menantang masih tersembunyi di balik BH
Triumph 36B warna merah. Juga kerimbunan memeknya yg masih tersembunyi.
" Mbak tidak seperti itu. Saya janji akan memuaskan mbak pada dodi. Mbak menurut
saja ya .? " dio masih terduduk di hadapan Retno, namun dari balik piyama itu
terlihat jelas bahwa ia telah ngaceng.
"Buka mata mbak.."
" ." Retno membuka matanya dan tertegu melihat benda yg menyembul di piyama dio.
" Beruntung dodi punya istri seseksi mbak ." Dio kemudian berdiri, berjalan
mengelilingi retno. Dari belakang, dibelainya rambut retno yg hitam dan panjang
itu.
Tangannya juga melepaskan kaitan BH retno. Kini payudara montok itu benar2
bebas. Dio kemudian melapaskan piyamanya di belakang retno.
" Dio saya akan melayani kamu tapi..janjimu harus kau tepati.." Retno berkata
lirih saat merasakan dengusan nafas dio di lehernya.
" tentu tentu ..Kini..balik badanmu " perintah dio. Ia kemudian mengambil kursi
untuk duduk.
Retno perlahan membalikkan badannya. Payudaranya yg indah bergoyang mengikuti
badannya.
"Hmmmmm . Sini..berlutut " dio mengisyaratkan agar retno berlutut diantara
kakinya.
"Tapi .tapi ."
"Tapi apa belum pernah ngisep kontol dodi emang SINI ! " bentak dio. Retno
kemudian berlutut seperti keinginan dio.
Tanpa pikir panjang, rambut retno ia jambak dan kepalanya ia dorongkan ke
kontolnya "ISAP .!!!!!!! "
Retno ingin muntah saat kontol yg besar itu masuk ke mulutnya, apalagi saat dio
menggoyang2kannya maju mundur.
"Ahh..Ahhhh .isaapppp isaaapppppppp" sambil terus menekan-nekankan kepala retno
ke kontolnya.
Dalam hati retno sebenarnya kagum akan ukuran kontol dio, hanya saja ia tidak
terbiasa akan posisi ini. Menit demi menit berlalu dengan erangan dan desahan
dio. Bahkan retno sempat merasakan sedikit cairan hangat muncrat dari palkon
dio. Rasanya manis ." Apa ini semen ya,,?' pikirnya dalam hati.
"Sudahh .!!!" Berdiri, pegangan pada pinggiran dipan ..Cepat.." Dio makin
beringas saja saat melihat Retno pasrah.
"Buka kaki lebar2 agak membungkuk !! "
Kemudian ia berdiri di belakang retno. Dengan sekali sentak CD tipis rento ia
sobek.
"Aduhhh " teriak retno lirih.
Tangan dio kemudian menggerayangi tubuh retno. Mulai dari meremas2 payudara
retno hingga istri dodi itu merintih rintih hingga jemarinya mengubek-ubek
memeknya.
"Ahhhhhh " hanya itu yg dapat diucapkan retno saat jemari dio mempeprmainkan
klitnya.
"Auuuuhhh ..uuuuhhhhhh ." tanpa sadar retno menggoyangkan pinggulnya agar jemari
dio tetap di daerah klitnya.
"Ahhh..rupanya si pasrah mulai menikmati ya ?' guman dio. "Bagus..bagus "
Kini tangan dio yg satu memegangi pinggan retno sementara satunya memegangi
kontolnya untuk dimasukkannya ke lubang memek retno.
" AAAHHhhhhhhhhhhhhh " retno beteriak keras saat dengan kasar kontol dio
dihujamkan ke liang memeknya. "Diiiiooooooo ..sakitttttt !"
Tangan dio kemudian memegangi tangan retno, ditariknya tangan istri temannya itu
ke belakang hingga tubuh retno melengkung.
"Rasakan .hhhgggg .ggggghhh ggghhhh .." dio terus menghujam2kann senjatanya ke
memek yg makin licin itu.
"ooohhh ohhhhhh.hhh .hhhhhhhh ..dioooo ." retno merintih rintih. Entah ia
merasakan sakit ataukan kenikmatan luar bisasa yg ia rasakan. Payudaranya
berayun-ayun dengan bebasnya.
" Uggghhhh sempit banget ..ayo retno nikmati saja " dio tersenyum saat merasakan
perlawanan retno makin melemah. Tubuhnya tidak lagi tegang melainkan makin
relax, itu terasa lewat otot2 retno di tangan.
"ooohhh ohhhh "
"Ayo katakan .katakan " dio makin keras menghujamkan kontolnya.
"hhhhh .hhhhh puaskan aku dio ..ooohhhhh .." retno tidak bisa mengingkari
perasaannya.
"baguss nih rasakan .." seketika itu ditariknya tagan retno lebih keras , dan
"diiiooooooooo ." Tenaga retno bagai terbetot keluar, saat ia merasakan mani dio
menyemprot membanjiri memeknya, sebegitu derasnya hingga sebagian menetes ke
lantai kamar yg menjadi saksi bisu mereka.
"ohhhhh ..retno seandainya kamu jadi istriku .." dio kemudian mendekap tubuh
retno yg telah basah oleh keringat.
"Gila .kenapa kontolnnya belum mengecil ." Guman retno dalam hatinnya. Ia
merasakan kontol dio tetap pada ukuran sebenarnya di dalam memeknya yg telah
becek.
" Dio..kok masih keras sih .." guman retno pada dio yg terengah engah di
belakangnya.
"Iya..biasa.."
" Mau 1 ronde lagi ..?" kali ini retno yg agresif.
"Boleh ." Dio melepaskan dekapannya. "Dio..tiduran deh di lantai itu " Dio
menurut saja..ia merebahkan dirinya di lantai dingin yg berceceran maninya.
Kontolnya tegak bagai tiang bendera.
"Aku naikin ya .." Retno kemudian mengangkangi kontol dio dan ..blessss masuklah
kontol itu hingga pangkalnya.
"Ahhhhhh "
Setelah kontol itu berada di dalam retno kemudian memutar2kan pantatnya.
Kontol
itupun bergesak denngan dinding memek dan klit retno.
"Ayooo dio .mainin ." Retno memberi tanda dio untuk bermain-main dengan
payudaranya. Dio kemudian mengangkat badannya sedikit untuk mengulum dan
menjilati susu retno yg kenyal. Saat lidahnya menyentuh putting susunya retno
pun kontan berteriak lirih. Putting itu selalu menjadi bagian tersensitifnya.
Apalagi saat dio menghisap-hisapnya bagai seorang bayi gedhe. Retnopun tambah
semangat menggarap kontol dio. Tubuh mereka telah basah oleh peluh dan cairan
mani. Rambut retno pun telah acak2an.
Semakin malam permainan mereka semakin panas..hingga akhirnya dio keluar untuk
kedua kalinya di liang memek istri temannya itu.
Malam itu mereka berdua benar-benar menikmati permainan mereka, retno bahkan
telah melepaskan kepasrahnannya , berganti dengan gairah untuk bercinta denngan
dio.
Read More..

DOSENKU SUKA TOKET BESAR


Aku Anita kelahiran Samarinda, kuliah di fakultas Ekonomi sebuah PTS cukup
beken di kota Malang saat ini semester 6. Kabarnya temanku kuliah bilang aku
cukup manis untuk dipandang, dengan ukuran buah dada 34C, tubuhku seolah tak
kuat menyangga buah dadaku. Tinggiku 165 dan beratku 60 Kg, kulitku putih mulus
dan pantatku berisi. Tiap kuliah dengan kelebihan yang kupunya aku berusaha
menarik perhatian semua orang dengan pakaian ketat dan rok mini aku berjalan
melenggang. Semua mata tertuju padaku ada juga beberapa berdecak kagum atas
kemolekan tubuhku dan, aku bangga menyaksikan semua itu.
Terus terang aku sudah tidak perawan sejak usia 18 tahu pada waktu aku di SMA,
karena bebasnya pergaulan dan longgarnya tatanan keluargaku aku bebas pergi
kemana saja kusuka. Keperawananku hilang saat aku melakukan kegiatan camping
bersama teman-teman saat perpisahan sekolah disuatu tempat pariwisata. Aku tidak
menyesali karena kulakukan atas dasar suka sama suka.
Kuliah sore ini adalah dosen favouritku, Faisal namanya wajahnya ganteng atletis
dan banyak sekali mahasiswi yang berusaha menarik perhatiannya pada saat dia
mengajar. Bahkan aku pernah dengan dari kakak tingkatku walau dia kelihatan alim
sebenarnya piawai juga dalam menaklukkan hati wanita yang diincarnya. Pak Faisal
sudah berkeluarga tetapai masih banyak juga mahasiswi yang tergila-gila melihat
penampilannya termasuk aku sendiri. Aku pilih tempat duduk paling depan lurus
dengan tempat duduknya biar aku dapat dengan mudah dan puas memandangnya. Tak
lama kemudian pak Faisal memasuki ruangan, setelah memberikan salam dan
berbasa-basi pelajaran dilanjutkan. Aku tidak dapat konsentrasi pada kuliah yang
diajarkan pikiranku tertuju pada wajah dan bodinya yang tepat berdiri didepanku.
Sesekali kugerakkan kakiku untuk meraik perhatiannya dan dia terpancing,
diliriknya rokku yang cukup sempit itu sreeet, . Dan dipalingkan wajahnya pada
pandangan lain, ah dia kena, pikirku. Dan, . Secara tidak sengaja dilemparkan
pandangannya pada daerah dadaku pak Faisal agak terbelalak melihat belahan
dadaku yang seolah mau melompat keluar karena ketatnya T shirt yang kukenakan.
Merah wajahnya seketikan menyadari keadaan ini dan dia pura-pura menulis
dipapan. Selang beberapa saat dia melanjutkan membahas materi kuliah dan kini
aku yang benar-benar terkejut, kulihat celana pak Faisal ada yang menggembung
dibagian depan. Beberapa mahasiswa tersenyum malu memandang bahkan ada yang
sempat terhenyak sampai menutup mulutnya. Kubayangkan betapa besar batang
kemaluan pak Faisal yang sekarang sembunyi dibalik celananya. Aku semakin
terkagum dan merinding membayangkan andaikan memekku yang sempit ini sempat
disinggahi oleh batang kemaluannya. Ketika kuliah usai mahasiswi ramai
membicarakan kejadian yang baru berlangsung yaitu menggembungnya celana pak
Faisal.
"Eh, Neti kamu lihat enggak anunya pak Faisal meradang, ," tanya Nina sambil
berbisik berbicara dan menutup mulutnya.
"Iya Nin, . Aku jadi merinding lho membayangkan, ngeri juga ya, kalo kamu
bagaimana Anita,.. ," Tanyanya padaku, mereka berdua dengan aku (jadi bertiga)
adalah kelompok belajar yang kadang suka ngerumpi hal-hal yang jorok-jorok untuk
selingan, dan kedua temanku juga orangnya fair dia mengaku sama-sama tidak
perawan dan senang melakukan hubungan sex dengan orang yang di sukai. Yang jelas
ketiganya ini memang sedang berburu pak Faisal, Karena konon kabarnya pak Faisal
pernah juga terlibat beberapa kali affair dengan mahasiswinya dan semua berjalan
santai-santai saja.
"Pasti dong, aku kan duduk depan sendiri jadi aku paling jelas lihat burung
raksasanya, bener juga ya kali. Kakak tingkat kita itu yang pernah ama dia pasti
ketagihan dibuatnya, .." cerita Anita berapi-api, " Dan yang jelas aku pengin
mendapatkannya, .," Lanjutnya.
Setelah puas ngerumpi kiri kanan muka dan belakang mengupas habis masalah dosen
favourit aku berpisah dengan sahabatku untuk janji bertemu besok dan akan
berusaha bertemu dengan pak Faisal pada minggu depan, aku berjalan kaki karena
kebetulan mobil yang biasa kupakai harus mengalami pemeriksaan medis di bengkel.
Tak kurasakan ada mobil berjalan pelan mengikutiku sampai akhirnya kira-kira
berjarak 300 diluar halaman kampus, kaca jendela mobil terbuka dan kudengarkan
suara yang tidak asing menawari untuk mengantarku. Aku menoleh dan, . DEG, DEG,
.DEG jantungku seakan berhenti pak faisal yang baru saja ku bicarakan senyum
manis mengajakku. Tanpa berkata lagi aku langsung membuka pintu kiri dan
kuletakkan pantatku pada tempat duduk kiri. Mata pak Faisal tak luput melihat
pahaku yang tersingkap dan dengan cepat kututup pintu serta membenahi letak
dudukku yang terlalu sembrono itu.
Mobil berjalan lambat kuperhatikan interior didalamnya cukup mewah dengan
lapisan karpet halus dan bersih serta wangi aku krasan didalam mobilnya.
Sesekali mata pak Faisal mengarah pada belahan dada yang padat berisi, apabila
jalan bergelombang tak ayal lagi dadaku ikut turun naik sesuai irama jalan. Tak
terasa perjalanan sudah jauh melampaui arah kost-kosanku. Sambil bercerita
ringan pak faisal memindahkan persnelling tanpa melihatnya dan, .. secara tidah
sengaja dia menyenggol pahaku, cepat-cepat ditarik tangannya sambil mengucapkan
maaf berkali-kali. Aku tersenyum saja padahal aku juga kepingin tangannya
berlama-lama dipahaku bahkan tidak hanya dipaha saja, ..
Tak terasa mobil dibelokkan pada Restoran yang mewah dengan fasilitas karaoke.
Pak Fasial memilih tempat yang asri dengan lokasi pribadi ruang hanya untuk dua
orang. Setelah makanan tersedia pak faisal menikmati sambil bernyanyi. Merdu
juga suaranya, mesra ditelinga. Ruangan ber AC tinggi membuat aku agak dingin
sengaja kurapatkan dudukku untuk tidak terlalu dingin, Pak faisal masih terus
bernyanyi. Dua lagu telah selesai dinyanyikan dan dengan lembut tangannya mulai
memeluk bahuku dan, gila aku menikmati sekali. Tak lama kemudian dia semakin
berani mempermainkan rambutku, aku tetap terpejam dan, .. disentuh bibirku
dengan tangannya akhirnya perlahan dan lembut bibirnya merapat dibibirku. Aku
tidak menyia-nyiakan keadaan ini dengan cekatan pula kujulurkan lidah kecilku
untuk dinikmati dan kami saling berpagukan ketat. Kuhisap mulutnya dia juga
membalas tangkas sampai aku hampir kehabisan nafas, dia tidak diam dengan
perlahan diraihnya payudaraku pertama dari luar kaos dan tangannya mulai
menyibak kaosku. Dingin terasa payudaraku disentuh jari yang kokoh. Putingku tak
luput dari jarinya dan kurasakan pentilku mulai mengeras. Aku masih tetap
memeluk dan kuciumi lehernya. Perlahan ditarikknya kaosku keatas hingga tinggal
BH dan Rok miniku saja dia makin agresif saja kelihatannya, Pak Faisal berdecak
kagum melihat buah dadaku meyembul besar seakan Bhku tak sanggup menampung semua
payudaraku ini. Didekatkan kumisnya pada susuku aku kegelian dan kurasakan
hangat lidahnya mengulum pentilku aku kegelian hebat. Rambut pak fFaisal jadi
sasaran untuk menahan geli aku mengucek dan menjambak rambutnya, tetapi dia
semakin menjadi. Susuku diberi cupang hingga nampak merah pekat ganas sekali
dia, pikirku.
Perlahan diraihnya leher dan aku ditidurkan diatas sofa, lagu karaoke sendu
menambah gairahku semakin tinggi. Pak faisal tak bosan bosan menciumi bagian
tubuhku dan, .. kurasakan pahaku bersentukan sama tangan berbulu milik pak
Faisal. Rokku disibak dan ditarikknya keras sehingga pengaitku lepas, gila cing
, .. kini tinggal celana dalamku ungu serta BH dengan warna yang sama. Pak
Faisal semakin bernafsu mulutnya menjalar kemana-mana aku hanya gelisah dan
mengerang, semakin aku mengerang semakin ganas dia melakukan aksinya.
", . Eeeeeeeeeh, Pak, Pak, .. Faisal, .. Aaaaaaah, " Aku nggak betah saat dia
me- mainkan memekku dengan tangannya dan, .. dielus lembut bulu memekku yang
mulai basah. Aku kegelian saat jari tengahnya dimasukkan dalam lubang memekku,
dia semakin bernafsu.
", ..Hhhhhmmmmmmmmmmmm, .Hmmmmmm ," lenguhnya.
Aku semakin menjadi tak menentu, kekuatanku hilang saat pak Faisal dengan fasih
menaruh lidahnya dalam lubang kemaluanku, digigit-gigit kecil klentitku yang
memanjang dan semakin basah. Bunyi kecipak air kemaluanku menambah pak Fasial
semakin berani menjulurkan lidahnya pada bagian dalam. Aku semakin kegelian.
Semakin aku menggeliat mengangkat pantat kurasakan sentuhan lidah dalam vaginaku
dan tangan pak faisal yang satu juga masih tidak mau lepas pada payudaraku.
Lengkap sudah kepuasan saat ini. Semua daerah sensitif milikku telah
direngkuhnya. Tangannya sekarang sibuk melepas baju dan kini dia tinggal celana
saja. Disuruhnya aku duduk dan dia berdiri, tanganku dituntun kearah celana dan
disentuhkannya pada benda yang mengeras dibaliknya. Kuelus lembut, kutempelkan
mukaku pada celana tersebut terasa berdenyut keras. Aku mulai tak sabar kubuka
retsleting celana pak Faisal, kulihat putih warna celana dalamnya dan, .. Astaga
kepala kemaluan pak faisal ternyata sudah keluar dari kolornya kucuba meraba
ujung kemaluan keluar air sedikit agak liat. Celana Dalam putih kutarik kebawah
dan, .. aku kaget setengah mati baru kali ini kulihat kemaluan lelaki kaku
mendongak keatas, otot-ototnya kelihatan jelas meradang dan ukurannya
maaaaaaakkkkkkk tak terbayangkan. Aku was- was, . Dia merasa digoyang-goyangkan
kemaluannya kearah mukaku terasa pipiku seperti dipukul palu. Dengan senyum
kupegang kemaluan pak Faisal dan, . Wuuuuiiiihhhhh tanganku tak cukup melingkari
bulat kemaluannya dan panjangnya kuperkirakan sekitar 22 CM, dia juga tersenyum
merlihat kebingunganku. Kulihat dia sambil melongo dan dia tidak menyia-nyiakan
waktu dengan mendesakkan kemaluan ke mulutku. Mulutku yang keci tak muat
mengelomoh semuanya banyak tersisa diluar. Aku dengan menganga penuh kuusahan
agar kemaluan pak Faisal masuk dalam rongga mulutku, tetapi masih tidak bisa.
Akhirnya aku jilati secara merata dia mulai menggelinjang dan melenguh. Mulai
dari ujung kegerakkan masuk dan keluar dengan mulutku dia semakin tidak karuan
juga geraknya. Dengan susah payah kukelomoh kemaluan pak Faisal yang besarnya
seperti botol, semakin cepat dan semakin cepat. Kurasakan aca cairan manis
keluar sedikit dimulutku. Kuhisap semakin kuat dan kuat, pak Faisal pun semakin
keras erangannya. Pak faisal mulai ingat tangannya bekerja lagi mengelus memekku
yang mulai mengering basah kembali. Mulutku masih penuh kemaluan pak Faisal
dengan gerakan keluar masuk seperti penyanyi karaoke.
Aku tersentak merasakan pak faisal menarik kemaluannya agaak keras menjauh dari
mulutku dan dengan sigap ditidurkannya aku diatas karpet, kedua kakiku diangkat
diletakkan diatas pundaknya kiri kanan sehingga posisiku mengangkang,dia bisa
melihat dengan jelas melihat memekku yang kecil namun kelihatan gemuk seperti
bakpau. Kulihat dia mengelus kemaluannya dan menyenggol-nyenggolkan pada memekku
aku kegelian. Aku bersiap dibukanya kemaluanku dengan tangan kiri dan tangan
kanan menuntun kontolnya yang gede menuju lubang memekku. Didorongnya perlahan,
.. sreeeettttt, .dia melihatku sambil tersenyum dan dicobanya sekali lagi, mulai
kurasakan ujung kemaluan pak Faisal masuk perlahan. Aku mulai geli tetapi agak
sakit sedikit. Pak Fausal meliaht aku meringis menahan sakit dia berhenti dan
bertanya, . "Sakit ya, ..," Aku tidak menjawab hanya kupejamkan mataku ingin
ceoat merasakan kemaluan besarnya itu. Dogoyangnya perlahan dan, .Bleeesssss
digenjotmya kuat pantatnya kedepan hingga aku menjerit, "Aaaaauuuuuuuu". Kutahan
pantat pak faisal utnuk tidak bergerak. Rupanya dia mengerti memekku agak sakit
dan dia juga ikut diam sesaat. Kurasakan kemaluan pak Faisal berdenyut dan aku
tidak mau ketinggalan. Aku berusaha mengejan sehingga kemaluan pak Faisal merasa
kupijit pijit. Selang beberapa saat memekku rupanya sudah dapat menerima semua
kemaluan pak Faisal dengan baik dan muali berair sehingga ini memudahkan pak
Faisal untuk bergerak. Aku mulai basah dan terasa ada kenikmatan melngalir di
sela pahaku. Perlahan pak Faiasal menggerakkan pantatnya kebelakang dan kedepan,
aku mulai kegelian dan nikmat. Kubantu pak Faisal dengan ikut menggerakkan
pantatakku berputar , ..
"Aduuuuuhhhhh, .. Anita, ," erang pak Faisal menahan laju perputaran pantatku
rupanya dia juga kegelian kalau aku menggerakkan pantatku. Ditahannya pantatku
kuat-kuat agar tidak berputar lagi, justru dengan menahan pantatku kua-kuat
itulah aku menjadi geli dan berusaha untuk melepaskannya dengan cara bergerak
berputar lagi tapi dia semakin kuat memegangnya. Kulakukan lagi gerakannu
berulang dan kurasakan telur kemaluan pak faisal menatap pantatku licin dan
geli. Rupanya pak Faisal termasuk kuat juga berkali-kali kemaluannya mengocek
mememkku masih tetap saja tidak menunjukkan adanya kelelahan bahkan semakin
meradang. Kucoba mempercepat gerakan pantatku berputar semakin tinggi dan cepat
kulihat hasilnya pak Faisal mulai kewalahan dia terpengaruh iramaku Yang semakin
lancar. Kuturunkan kakiku mengamit pinggangnya dia semakin tidak leluasa untuk
bergerak sehingga aku bisa mengaturnya. Aku merasakan sudah 3 (tiga) kali
memekku mengeluarkan cairan untuk membasahi kemaluan pak Faisal tetapi pak
Faisal belum keluar juga.
"Kecepek,.. kecepek, kecepek, bunyi kemaluanku saat kemaluan pak Faisal mengucek
habis didalamnya aku kegelian hebat,
", . Anita, .. aku mau keluar, . Tahan ya, . Pintanya menyerah.
Tanpa membuang waktu kutarik memekku dari kemaluannya kugenggam dan dengan
lincah kumasukkan bonggol kemaluan tersebut kedalam mulutku, kukocok, sambil
kuhisap, . Kuat-kuat, .kuhisap lagi dan dengan cepat mulutku maju mundur untuk
mencoba merangsang agar air maninya cepat keluar. Mulutku mulai payah tapi air
mani yang kuharapkan tak juga keluar. Kutarik kemaluan dari mulutku pak faisal
tersenyum dan sekarang terlentang,. Tanpa menunggu komando upegang kemaluannya
kutuntun kelubangku dengan aku mendudukinya. Aku bergerak naik turun dan dia
memegang susuku dengan erat. Tidak lama kemudian ditariknya tubuhku melekat
didadanya dan, aku juga terasa panas, .
Sreeeeeeet, sreeeeettttt, .sreeeeeettttt kuarasakan ada semburan hangat
bersamaan dengan kuarnya pelicin dimemekku dia memelukku erat demikian pula aku.
Kakunya dijepitkan pada pinggangku kuat-kuat seolah tak bisa lepas. Dia
tersenyum puas.
"Nita, . Tak pernah aku merasakan memek kecil seperti punyamu ini, enak gila
memijit punyaku sampai nggak karuan rasanya, aku puas nit".
"Aaaaaahhh Bapak bohong, .. berarti sering dong ngerasain yang lain," manjaku
Dia tidak menjawab hanya tersenyum dan kembali mengulum bibirku kuat- kuat.
Mobil keluar dari karaoke dan menuju kerumah. Kini tangan pak Faisal menempel
pada pahaku dan tanganku menempel dicelananya. Sesekali kusandarkan wajahku
didadanya dan jari nakal pak Faisal mulai beraksi dengan manja. Kurasakan
gumpalan daging kemaluan pak faisal mulai mengeras lagi, dia tersenyum melihatku
dan dipinggirkan mobilnya pada tempat yang cukup sepi. Kugosok pelan pelan
kemaluan pak faisal semakin mengeras, . Gila baru main udah minta lagi rupanya,
wah gawat ini bisa nggak pulang dong malam ini, . Pikirku.
Diciumnya kening dan pipiku dan dia berkata manja, .
", .. Kalo sekarang nita boleh ngeluarin punyaku ini dimulut seperti tadi," aku
terbelalak rupanya dia mengerti keiinginanku tadi belum kesampaian dan inilah
saatnya. Tanpa ba bi bu lagi kuarahkan kebawah retsleting celananya dan, aku
kaget ternyata pak Faisal tidak memakai celana dalam, gila dia udah ngerti
rupanya.
, .Lho Kemana Cd nya pak," tanyaku pura-pura bingung.
" Udah tak taruh begasi kog," jawabnya kalm sambil mendorongkan kepalaku kearah
kemaluannya. Aku menurut malam saat ini aku bebas berbuat apa saja terhadap
kemaluan pak Faisal. Kuhisap dengan berbagai cara agar aku puas dan puas, kursi
ditarik kebelakang jadilah posisi pak Faisal seperti orang setengan terlentang
aku semakin leluasa menghisap kemaluan itu. Tangan pak faisalpun tak tinggal
diam diselipkan pada memekku yang basah lagi dia juga berusaha memasukkan jari
tengahnya penuh pada memekkku, sesekali diremasnya kuat susuku saat dia geli
yang hebat.
Kulepas mulutku kulihat kemaluan itu lagi sambil kugosok naik turun seperti
onani, aku kagum melihat ukurannya. Kuhisap lagi berulang sampai aku puas. Aku
mulai merasakan adanya cairan manis keluar dari ujung kemaluan. Aku terus
berusaha, mulutku mulai payah, kugoyang- goyangkan telur kemaluan pak Faisal dia
kegelian dengan mengucek memekku dalam dalam.
", eeeeehhhhhh, . Ssssstttttttt, .. aaaaaahhhhhhh," kudengar erangannnya mulai
tidak karuan aku terus melakukan hisapan kuluman dan jilatan pada kemaluan yang
membonggol itu dan hasilnya luar biasa, .
", .. Nit, . Aku mau keluar nih, ." Mendengar perkataan itu aku semakin gencar
melakukan hisapan sambil tanganku bergerak naik turun untuk mempercepat
rangsangannya. Dan tak lama kemudian, . Sreeeettt, .. Srrrreeeeetttt kurasakan
dua semburan air warna putih pekat masuk mulutku terasa agak manis asin. Karena
kuatnya semprotan dari kemaluan pak Faisak kurasakan ada air mani yang langsung
masuk tertelan. Aku bertahan sambil terus menghisap dan dia semakin gak karuan
tingkahnya. Kuhisap terus sampai terasa tidaka ada lagi air mani yang keluar
dari kemaluan pak Faisal. Kubersihkan kemaluan pak Faisal denga menjilatinya
sampai bersih. Aku puas merasakan semuanya dan pak Faisalpun demikian. Masih
terus kujilati dan kudorong keluar masuk kemaluan pak Faisal dia terus mengerang
tidak karuan. Aku bahagian, sebentar kemudian kurasakan kemaluannya mulai
mengecil dan lemas,pada saat kecil dan lemas tersebut aku merasakan mulutku
mampu melahap kemaluannya secara menyeluruh.
Diciumnya keningku yang basah keringat, tepat pukul 22.00 aku sudah nyampe di
Kostku dan berharap suatu saat pak Faisal mengajakku kembali. Pada esoknya
sahabatku hanya ternganga mendengar ceritaku yang telah berhasil berkencan
dengan Pak Faisal sampai keluar air maninya dua kali dia mengatakan aku curang
karena tidak memberi tahu bagaimana cara menggaet pak Faisal. Aku cuek aja dan
sampai kini walaupun aku sudah berkeluarga aku masih sering membayangkan
kemaluan pak Faisal yang tegak menantang itu, hal ini dikarenakan suamiku
orangnya pekerja keras sehingga lupa waktu dan jarang memberikan nafkah batin
yang cukup, tetapi sayang sejak menikah aku tidak pernah ketemu lagi sama orang
yang memiliki kemaluan dan permainan sex yang hebat.
Read More..

RANI YANG NAKAL




Saya mengenal Rani pertama kali lewat IRC. Mulanya kami ngobrol biasa
saja (kenalan, bercanda, tebak-tebakan, dsb). Menginjak minggu ke dua, tidak di
sangka dia menanggapi secara antusias setiap obrolan saya yang berbau seks.
Sampai saat itu sebenarnya saya masih ragu apakah Rani ini betul-betul perempuan
atau cuma lelaki iseng yang menyamar sebagai wanita. Maklumlah, selama ini kami
berkomunikasi hanya secara tulisan, bukan lisan. Keragu-raguan itu akhirnya
musnah setelah kami melakukan "copy darat" di Plaza Senayan. Ternyata dia
seorang wanita muda. Tidak begitu cantik tapi tidak juga jelek. Sedang-sedang
sajalah. Yang istimewa darinya adalah bentuk tubuh yang montok dan buah dadanya
yang besar di atas rata-rata buah dada wanita Indonesia.
Setelah berbicara beberapa saat, dia mengajakku ke rumahnya di daerah
Pondok Indah. Dari situ saya mengetahui bahwa Rani sebenarnya adalah seorang ibu
rumah tangga. Suaminya sekarang sedang bekerja di sebuah kontraktor.
Setelah masuk ke ruang tamu, Rani mempersilakan saya menunggu sementara
dia membuatkan es jeruk untukku. Agak lama saya menunggu sampai akhirnya saya
melihat Rani keluar membawa segelas es jeruk. Pakaian kerjanya telah ia ganti
menjadi daster tipis. Darah saya langsung berdesir melihat puting susunya yang
menyembul karena ia melepaskan BH-nya. Setelah saya minum beberapa teguk, tidak
saya sangka Rani langsung memeluk dan menciumi saya dengan sangat bernafsu.
Lidahnya menjalar di dalam rongga mulut saya. Tangannya memasuki kemeja saya
lalu mengusap-usap dada saya. Kemudian tangannya mulai bergerak turun, menuju
ritsleting celana luar saya lalu membukanya. Jari-jarinya menyeruak masuk ke
celana dalam dan menyentuh bulu-bulu keriting sebelum akhirnya sampai pada penis
saya yang sudah membesar.
Nikmat sekali rasanya. Tangannya meremas-remas penis
dan sesekali meremas pula kantong pelir. Saya menyambutnya dengan memasukkan
jari saya ke dalam dasternya. Buah dadanya yang sangat besar kuremas dengan
sangat bernafsu. Tangan satu lagi saya masukkan ke dalam celana dalamnya. Dari
situ saya masukkan jari tengah saya ke dalam lobang vaginanya yang sudah basah.
Dia mengerang ketika jari-jari tangan saya mengorek-ngorek dinding vaginanya.
Tidak puas dengan satu jari, saya masukkan lagi jari telunjuk saya hingga
sekarang dua jari masuk ke dalam vaginanya. Jari manis dan jempol saya gunakan
untuk mencubit-cubit kelentitnya yang besar dan keras. Dia merintih manja.
Di saat-saat hot seperti itu tiba-tiba dia melepaskan pelukannya. "Di
dalam saja yuk," pintanya sambil menarik tanganku. Aku menurut lalu mengikutinya
menuju kamar tidur. Di sana dia mulai melepaskan seluruh pakaiannya, begitu pula
saya hingga kami sekarang dalam keadaan telanjang bulat.
"Ikat saya pakai ini," katanya sambil memberikan kepadaku beberapa utas
tali. Saya terdiam keheranan. "Ayo, jangan ragu-ragu. Siksa dan sakiti saya
sepuas hatimu."
"Tapi ...," tanyaku.
"Jangan takut, Rani menikmatinya kok. Ayo cepat ... Tunggu apa lagi?"
"Oke," sahut saya. Memang inilah yang paling saya senangi. Bergegas saya
mengambil segumpal kain lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. Setelah itu
mulutnya saya ikat kuat hingga tak mungkin dia dapat berteriak. Kalaupun
berteriak, suaranya tidak akan terdengar karena sangat lirih teredam kain tebal.
Setelah itu kedua tangan dan kedua kakinya saya ikat ke masing-masing sudut
tempat tidur. Sekarang tubuhnya sudah benar-benar tidak berkutik. Posisinya
terlentang seperti patung pembebasan Irian Barat.
Siksaan dimulai. Buah dadanya yang sangat besar saya tarik kuat-kuat
lalu pangkalnya saya ikat hingga sekarang bentuk buah dadanya seperti balon.
Demikian pula dengan buah dadanya yang satu lagi. Dia menjerit sekuat-kuatnya.
Saya dapat melihat buah dadanya yang putih dan montok sekarang berubah
kemerah-merahan. Pembuluh darahnya membesar sebab darah tidak dapat mengalir
lancar. Benar-benar mengerikan bentuknya. Saya ambil dua utas karet gelang.
Karet gelang itu saya pilin berkali-kali sampai kecil lalu saya ikatkan ke
puting susunya. Rani menjerit sekuat-kuatnya. Tubuhnya mengejang merasakan sakit
yang tiada tara.
Saya lari ke belakang, ke tempat jemuran. Di sana saya mengambil
beberapa penjepit jemuran. Sampai di kamar ternyata Rani sudah mulai agak
tenang. Tanpa buang waktu, saya jepit kedua puting susunya. Dia menjerit sangat
keras. Tubuhnya kembali meronta-ronta. Tapi ikatan pada tubuhnya terlalu kuat
hingga dia tidak dapat berkutik. Penjepit berikutnya hendak saya pasang di
kelentitnya. Tapi dia meronta. Mulutnya berusaha mengatakan sesuatu tapi kain
yang membungkam mulutnya membuat kata-katanya tidak terdengar jelas bagiku.
Ketika saya hendak menjepitkan penjepit itu ke klitorisnya, dia
menggoyang-goyangkan pinggulnya agar usaha saya gagal. Tapi saya tidak menyerah
begitu saja, perutnya saya duduki lalu secepat kilat penjepit itu sudah menancap
erat di klitorisnya. Rani menjerit sangat kuat. Tubuhnya mengejang dan
meronta-ronta menahan sakit yang teramat sangat. Mukanya memerah dan dari
matanya saya melihat tetesan air mata.
Saya tinggalkan tubuhnya yang menggelepar-gelepar kesakitan. Saya masuk
ke ruang makan. Di dalam lemari es (kotak dingin) saya menemukan sebuah pare
putih (Momordica charantia, bentuknya seperti mentimun, berasa agak pahit dan
biasanya dijual tukang siomay bersama tahu, kentang, dan kol) sangat besar. Pare
ini kemudian saya pakai untuk mengocok lubang vaginanya dengan sangat cepat dan
kasar. Rani menggelepar-gelepar saat pare yang sepanjang permukaannya
berbintil-bintil sebesar biji jangung itu keluar masuk lubang vaginanya. Pare
yang semula kering sekarang penuh dilumuri lendir putih, licin, dan berbau khas.
Sebagian lendir lain yang berubah menjadi busa karena dikocok, meleleh keluar
vagina menuju anus. Rani sepertinya menikmati perlakuan ini. Bibir vaginanya
membesar dan merekah. Setelah sepuluh menit, saya lihat tubuh Rani mengejang.
Kakinya menendang-nendang. Pinggulnya terangkat ke atas. Mulutnya berteriak
keras. Saya kira dia mengalami orgasme hebat.
Setelah tubuhnya mulai tenang, saya lepas ikatan pada kedua kakinya.
Kaki itu kemudian saya angkat ke atas kepalanya hingga lututnya menyentuh buah
dadanya lalu saya ikat kembali.
Saya masukkan penis ke dalam lubang vaginanya
yang menganga lebar. Sampai di sini tidak ada masalah baginya. Bahkan sepertinya
Rani sangat menikmati. Setelah tiga kali dorongan, saya cabut penisku yang
sekarang sudah penuh dengan lendir licin.
Dengan cepat saya tusukkan penis saya
ke dalam lubang duburnya. Sempit dan sulit sekali. Penis saya sampai bengkok.
Rani berteriak hendak mengatakan "jangan". Kepalanya menggeleng-geleng. Saya
tidak peduli. Pada usaha berikutnya saat penis saya benar-benar keras, lubang
anusnya berhasil saya tembus hingga dalam. Rani menjerit. Setelah masuk
seluruhnya, saya kocokkan penis saya keluar masuk dengan sangat cepat. Rani
kembali berteriak kesakitan. Kakinya menendang-nendang tapi percuma saja, karena
penis saya tidak mungkin dapat lepas. Sekitar 4 menit kemudian saya merasakan
ejakulasi telah hampir sampai. Saya ambil bantal lalu saya tutupkan ke muka Rani
hingga Rani tidak dapat bernafas. Saat itulah saya mempercepat gerakan penis
saya maju mundur. Sepuluh detik kemudian penis saya benar-benar menegang,
memuntahkan sperma banyak sekali ke dalam anusnya. Ah, nikmat sekali. Saya
menikmati peristiwa itu selama belasan detik sampai kemudian saya sadar bahwa
rontaan Rani semakin melemah. Cepat-cepat saya angkat bantal yang menutupi
mukanya. Rani tersengal-sengal sambil diselingi batuk-batuk. Hampir saja dia
mati tercekik.
Setelah puas, saya mulai melepas semua ikatannya lalu saya bertanya,
apakah ia menikmati perlakuan saya ini? Dia mengangguk kemudian memeluk saya
erat-erat. Bibirnya menciumi seluruh muka saya tak henti-hentinya.
Read More..

GURUKU YANG NAKAL

Akhirnya hari kelulusan murid klas 3 sampai juga. Dengan demikian Rina harus
berpisah dengan kedua murid yang disayanginya, terlebih lagi ketika ia harus
pindah ke kota lain untuk menempati pos baru di kanwil. Karenanya ia memanggil
Anto untuk datang ke rumahnya untuk memberitahukan perihal kepindahannya.
Ketika seputar Indonesia mulai ditayangkan, Anto muncul. Ia langsung
dipersilakan duduk.
" Bu, Anto kangen lho…"
" Iya deh..nanti. Gini, Ibu bulan depan pindah ke kota B, soalnya akan dinaikkan
pangkatnya. Jadi…jadi..Ibu ingin malam ini malam terakhir kita…" mata Rina
berkaca-kaca ketika mengucapkan itu.
" ………….." Anto tidak bisa menjawab. Ia kaget mendengar berita itu. Baginya Rina
merupakan segalanya, terlebih lagi ia telah mendapatkan pelajaran berharga dari
gurunya itu.
"…..tapi Anto masih boleh berkirim surat kan….? "
Rina bisa sedikit tersenyum melihat muridnya tabah, " Iya..boleh..boleh…"
" Minum dulu nTo, ada es the di meja makan. Kalau sudah nonton VCD di kamar
yaa…." Rina mengerling nakal ke muridnya sambil beranjak ke kamar. Di kamar ia
mengganti pakaiannya dengan kimono kegemarannya, melepas BH, menghidupkan AC dan
tentu saja menyetel VCD 'Kama Sutra-nya Penthouse ". Lalu ia tengkurap di tempat
tidur sambil menonton tv.
Di luar Anto meminum es the yg disediakan Rina dan membiarkan pintu depan
tidak
terkunci. Ia mempunyai rencana yang telah disusun rapi dengan …….
Lalu Anto menyusul Rina ke kamar tidur. Begitu pintu dibuka ia melihat gurunya
tengkurap menonton vcd dengan dibalut kimono merah tipis, lekuk2 tubuhnya jelas
terlihat. Rambutnya yang panjang tergerai di punggungnya bagai gadis iklan
shampo Pantene.
" Ganti pakaian itu nTo.." Rina menunjuk celana pendek dan kaos tipis yang
terlipat rapi di meja riasnya.
Ketika Anto sedang mencopot celananya Rina sempat melihat penis pemuda itu
menyembul di balik CD GT Man nya. Setelah selesai Anto juga tengkurap di samping
Rina.
"Sudah liat film ini belum…? Bagus untuk info posisi-posisi ngesex. "
"Belum tuh…." Mata Anto tertuju pada posisi dimana si wanita berdiri memegang
pohon sementara si pria memasukkan penisnya dari belakang, sambil meremas2
payudara partnernya.
"Mmmmm..itu posisi fave saya. Kalau kamu suka nanti CD itu bisa kamu ambil."
"Thanx.." Anto kemudian mengecup pipi gurunya.
Adegan demi adegan terus bergulir, suasana pun menjadi semakin panas. Rina kini
tengkurap dengan tidak lagi mengenakan selembar benangpun. Demikian pula Anto.
Anto kemudian duduk di sebelah gurunya itu, dibelainya rambut Rina dengan
lembut, kemudian disibakkannya ke sebelah kiri. Bibir Anto kemudian menciumi
tengkuk Rina, dijilatinya rambut-rambut halus yg tumbuh lebat.
"Aaahhhhhh…………."
Setelah puas, Anto kemudian memberi isyarat pada Rina agar duduk di pangkuanya.
"Bu, biar Anto yg puasin ibu malam ini…." Bisik Anto di telinga Rina. Rina yg
telah duduk di pangkuan Anto pasrah saja saat kedu tangan muridnya meremas-remas
payudaranya yg liat.
Kemudian ia menjerit lirih saat putting susunya mendapat
remasan.
"Akhh….." Rina memejamkan matanya.
"Anto………jilatin memek ibu……."
Anto kemudian merebahkan Rina, dibukanya kaki gurunya itu lebar2, kemudian
dengan perlahan ia mulai menjilati memek gurunya. Bau khas dari memek yang telah
basah oleh gairah itu membuat Anto kian bernafsu.
"Ooohhhh….terussss…teruusss…………" Rina bergetar merasakan kenikmatan itu.
Tangannya membimbing tangan Anto dalam meremasi susunya. Memberikan kenikmatan
ganda.
"Jilatin..pentil itu….ooohohhhhhhhhhhhh…." Bagai dikomando Anto menjilati pentil
klitoris Rina, dengan penuh semagat.
"Aduuhhh…..ooohhh…oohhhhhh…hhhhh..hhhhhhhh….."
"Anto….massuuuuuukkkkkk….kkkkkk…….."
Kaki Rina kemudian disampirkannnya ke pundak, dan dengan cepat disodokkannya
kontolnya ke memek Rina yg becek.
"mmmmmmmmm…………" Rina menggigit bibirnya. Meskipu lubang memeknya telah licin,
namun kontol yg besar itu tetap saja agak kesulitan menerobos masuk.
" Uuhhh….masih susah juga ya bu……." Anto sambil meringis memaju mundurkan
kontolnya. Ia merasaka kontolnya bagai diremas-remas oleh tangan yg sangat halus
saat di dalam.
Tangan Rina mempermainkan putting Anto. Dengan gemas dicubitnya hingga Anto
berteriak.
"Uhh,, nakal . Ini balasannya ! " sodokan Anto makin keras, lebih keras dari
saat ia memasukkan kontolnya.
" Aaaaaaaaaaaaa………………………"
Tiba2 pintu kamar tebuka ! Spontan Rina terkejut, tapi tidak bagi Anto. Reza
sudah berdiri dimuka pintu, senjatanya telah tegak berdiri.
"Mmmm..hot juga permainan ibu dgn dia, boleh saya bergabung ? " Reza kemudian
berjalan mendekati mereka.
Rina yg hendak berdiri ditahan oleh Anto, yg tetap menjaga kontolnya di dalam
memek rina.
"Nikmati saja……"
Reza kemudian mengangkangi Rina, kontolnya berada tepat di mukanya. "
Isap…ayooooo" sambil memasukkan kontolnya. Saat itu pula Anto menghentakkan
gerakannya. Saat Rina berteriak, saat itu pula kontol Reza masuk.
"Ahhhhhh….nikmat………". Rina merem-melek menghisap-hisap kontol muridnya,
sementara Anto dengan puas menggarap memeknya.
"Uuufff…..jilatin..jilattt…….." tangan Reza memegangi kepala Rina, agar semakin
dalam saja mengisap kontolnya.
Posisi itu tetap bertahan hingga akhirnya Anto keluar duluan. Maninya menyemrot
dengan leluasa di lubang memek gurunya yang cantik. Sementara Reza tetap
mengerang-erang sambil medorong-dorong kepala Rina.
Setelah Anto mengeluarkan kontolnya dari memek Rina… " Berdiri menghadap tembok
bu ! "
Rina masih kelelahan. Ia telah orgasme pula saat Anto keluar, namun ia tidak
bisa teriak karena ada kontol di mulutnya. Saat ia berdiri dengan tangan di
tembok menaha tubuhnya, mani anto menetes ke lantai.
"mmmm..nTo..liat tuh punya kamu.." seru Reza sambil nyengir. Ia kemudian
menempelkan tubuhnya ke Rina. Kontolnya tepat berada di antara kedua pantat
Rina. "Nih bu rasakan punya Reza juga ya….."
Anto dengan santai menyaksikan temannya menggarap gurunya dari belakang. Tangan
Reza memegangi pinggang Rina saat ia menyodok-nyodokkan kontolnya keluar masuk
dengan cepat. Saat Rina merintih-rintih menikmati permainan mereka, Anto
merasakan kontolnya ngaceng lagi. Ia tidak tahan melihat pemandangan yg sangat
erotik sekali.
Kedua insan itu saling mengaduh, mendesah, dan berteriak lirih seiring
kenikmatan yg mereka berikan dan rasakan.
"Ooooowwwwww……………" Tubuh Rina yang disangga Reza menegang, kemudian lemas. Anto
menduga mereka berdua telah sampai di puncak kenikmatan. Timbul isengnya, ia
kemudian mendekati mereka dan……..menyusup diantara Rina dan tembok.
Dipindahkannya tangan Rina ke pundaknya, dan kontolnya menggantikan posisi milir
Reza.
"Anto…………" Lagi-lagi Rina mendesah saat Kontol Anto masuk dan pinggulnya
didorong oleh Reza dari belakang.
" Ahhh..ahhhh….doronggg…doronggggg…………."
"…………………….."
"aaaaaaaaa…aaaaaaa…aaaaaaaaaaaa"
"Ooooooooohhhhhhhhhkkkkkkkkkk……kkkkkkkkkkkkkk…………kkkk…" Rina berteriak keras
sekali, saat dorongan Reza sangat keras menekan pinggulnya. Kontol Anto amblas
hingga mencapai pangkalnya masuk ke memek Rina. Saat itu pula ia meraskan kontol
yg berdenyut-denyut itu menlepaskan muatannya untuk kedua kali.
Malam itu meruapak malam yang liar bagi ketiga insan yg akan berpisah itu. Malam
yg tidak bisa mereka lupakan untuk selamanya.
Read More..

THREE SOME

 
Awalnya cerita ini sih, waktu bulan lalu. Di dekat rumah gue, ada cewek tetangga
gue. Namanya Sita, doi anak kuliahan di G.Udah lama juga sih gue perhatiiin
tetangga gue itu, tapi gue baru berhasil kenal ama dia waktu mobil gue
diserempet ama mobil doi.
Rumah gue ama rumah dia, memang satu kompleks. Paling
cuman dipisahin 5 rumah. Doi orangnya manis bok! Gue suka banget ngelihatin
mukanya kalo pas berpapasan di jalan.
Semenjak peristiwa diserempet mobil doi, gue jadi lumayan akrab ama doi. Kadang
doi suka nebeng ama gue, kalo mau kuliah soalnya doi suka males bawa mobil
sendiri. Dan kebetulan kampus gue ama doi, gak jauh-jauh amat. Di mobil, doi
sering cerita tentang doi ama keluarganya atau temannya. Nah, kebetulan waktu
itu di radio ada topik mengenai kebiasaan free sex dikalangan anak muda
sekarang. Jadinya, gue ama doi dengar pembicaraan radio bareng-bareng. Dan
akhirnya gue ama doi malah cerita-cerita masalah kehidupan asmara kita. Doi
ngaku kalo sebenarnya doi udah pernah pacaran ama cowoknya yang dulu, dan itu
udah setahun yang lalu. Doi putus ama cowoknya, dan kecewa banget ama itu cowok.
Sebenarnya gue juga rada bingung ama doi, kenapa orang semanis doi, kok gak
punya pacar. Gak taunya doi ngaku kalo doi trauma banget ama cowok. Dan setelah
gue desak-desak, akhirnya doi ngaku kalo doi sekarang ini lesbong!!! Gue kaget
juga waktu denger itu, dan gue nasehatin ama doi, kalo bisex itu lebih bagus
daripada lesbong. Doi ngaku kalo temen lesbongnya itu temen kuliahnya sendiri,
namanya Rina. Akhirnya doi janji, kalo dia bakal ngenalin temannya itu ama gue
sepulang kuliah nanti!
Setelah pulang kuliah jam 2, gue akhirnya datang ke rumah Sita. Dan doi
mempersilakan gue masuk ke rumahnya. Gak taunya, rumah doi kosong dan yang ada
cuman pembantunya. Gue dikenalin ama Rina temannya Sita. Ternyata Rina itu juga
manis lho! Walaupun masih kalah manis ama Sita, tapi bodinya itu!hmmmmmm, enak
banget dilihatnya. Akhirnya gue bertiga ngobrol ngalor ngidul, sampai suatu saat
gue kok merasa kunang-kunang dan ngantuk banget! Saking enggak kuatnya gue
menahan pusing ama ngantuk, gue sampai ketiduran waktu di ajak ngobrol. Akhirnya
Sita, nyuruh gue tidur di kamarnya. Dan gue oke-oke aja, soalnya gak kuat nahan
ngantuk ama pusing!
Gue gak tau berapa lama gue ketiduran. Yang gue tau, setelah gue siuman. Gue
ngerasa ada yang aneh banget sama diri gue! Pas gue bangun, gue kaget banget
ngeliat gue udah naked! Dan gue liat Sita ama Rina juga udah topless, cuman pake
celana pendek doank! Dan yang lebih bikin gue kaget lagi, ternyata kontol gue
lagi dijilatin ama Sita, dan Rina lagi jilatin toketnya Sita!
Terang aja gue tersentak, tapi gue sendiri gak bisa berbuat apa-apa lagi!
Soalnya gue ngerasain kenikmatan yang luar bisa banget waktu kontol gue
dijilatin ama Sita. Sita ama Rina juga rada kaget waktu ngeliat gue bangun, tapi
doi berdua tetap cuek, malah Sita langsung masukin kontol gue ke mulutnya dan
menghisap kontol gue, sementara Rina malah nyiumin gue, dari mulut ke mulut.
Tentu aja gue bales ciuman Rina. Tangan gue juga mulai berani menggerayangi
sekujur badan Rina, mulai dari toketnya yang sintal dengan pentilnya yang
kecoklat-coklatan. Udah puas ama kissing, terus gue disodorin toketnya Rina. Gue
lahap aja toketnya bergantian kiri kanan, dan tangan gue mulai merayapi
selangkangannya. Tangan gue mulai bermain-main di bibir vaginanya yang
tersembunyi di balik CD, dan celananya. Malah terus doi ngebuka celana ama CD
nya, dan terlihatlah memeknya yang kelihatan banget terpelihara rapi, dengan
bulu-bulu halus yang diatur dengan indahnya. Gue mainkan itilnya yang ada di
dalam bibir vaginanya, dan gue usap-usap sampai Rina berkelojotan ke
kanan-kekiri. Terus doi malah nyodorin memeknya buat gue hisap. Gue mainin
itilnya dengan lidah gue, bahkan sampai gue sedot pakai mulut gue! Rina makin
bergoyang, dan mendesah. Sementara itu, Sita masih menyepong kontol gue. gue
lihat doi, memainkan ludahnya di kontol gue. Gila, gue kayak di awang-awang di
saat Sita menyedot-nyedot kontol gue. Setelah lama doi nyepong gue, gue liat dia
udah mulai bernafsu. Akhirnya doi duduk di selangkangan gue, dan mulai
memasukkan kontol gue ke dalam vaginanya. Doi duduk menghadap ke gue, sambil
turun naik. Gue liat wajahnya yang biasa manis dan lembut, kelihatan garang
waktu bergoyang. Tangannya malah meremas-remas dada gue. Waktu awalnya,
kelihatan banget doi rada susah menggerakkan badannya, soalnya vagina doi masih
kering. Tapi lama-kelamaan, akhirnya gerakan turun naiknya Sita mulai lancar,
malah doi sambil turun naik bergoyang-goyang memelintirkan kontol gue dengan
vaginanya. Gue cuman bisa mendesah, soalnya lidah gue sendiri lagi bermain di
vaginanya Rina. Setelah memainkan memeknya Rina selama 10 menit, kelihatan Rina
mulai mengerang. Gue percepat gerakan lidah gue, dan jari tangan gue mulai
membantu masuk ke dalam memeknya. Rina makin bergoyang, sambil mendesah keras.
Dari vaginanya muncul cairan vagina yang rasanya agak amis. Tapi entah kenapa,
gue suka banget ama aromanya dan gue malah tambah bersemangat memainkan
vaginanya. Setelah 10 menit lagi, Rina mulai tampak bakalan orgasme yang
pertamanya. Cairan yang keluar dari vaginanya makin mengalir deras, dan diakhiri
dengan cairan orgasmenya.
Setelah Rina mencapai orgasme, doi turun dari tempat tidur, dan langsung masuk
ke kamar mandi membersihkan vaginanya.
Sementara itu Sita mulai giat melancarkan gerakan turun naiknya. Bunyi yang
dikeluarkan dari vaginanya karena gesekannya dengan kontol gue, lumayan keras
karena diikuti ama bunyi selangkangannya yang beradu sama paha gue. Setelah
berlangsung selama 15 menit, mulai kelihatan kalo doi bakal orgasme. Akhirnya
gue mulai ngambil inisiatif buat merubah posisi. Gue bangun dan mulai melakukan
sex dengan posisi dog style. Sita kelihatan senang banget melihat gue mulai
mengambil insiatif, dan doi nurut aja waktu gue perintahin buat bangun dan
berposisi dog.
Gue percepat gerakan maju mundurnya kontol gue. Soalnya gue
pengen banget melakukan orgasme bareng ama Sita. Setelah 4 menit, akhirnya gue
orgasme bersamaan dengan orgasmenya Sita, tapi di luar vaginanya Sita soalnya
gue takut kalo kenapa-napa di kemudian hari. Sita kelihatan lelah banget dan
terkulai di tempat tidur, terus gue kissing aja doi.
Tapi gak lama kemudian, Rina keluar dari kamar mandi, dan doi minta buat difuck
ama gue. Akhirnya gue gantian bersex ama Rina, soalnya gue takut doi kecewa. Dan
akhirnya gue habisin sore itu sampai malam, di rumah Sita buat ngesex ama Sita
dan Rina beberapa ronde lagi. Sampai-sampai gue kelelahan dan pulang kerumah
setelah jam 8.
Dan setelah kejadian itu, akhirnya Sita mengakui kalo dia sebenarnya udah lama
banget suka ama gue dan membayangkan buat ngesex ama gue bareng temen lesbongnya
si Rina. Semenjak itu, akhirnya gue sering banget dateng kerumah Sita buat
ngesex, bisa berdua ama Sita atau bertiga ditambah Rina. Hal itu udah
berlangsung selama sebulan ini, dan gue menikmati banget hubungan ini. Malah
kadang gue berdua atau bertiga suka sewa tempat di luar kota buat ngesex bareng.
Asik banget bok!
Read More..

SRI OOOH SRI


Ini merupakan pengalaman pertamaku. Tapi bukan berarti baru pertama
kali aku melakukan senggama, tapi pertama dalam arti mendapatkan
wanita dengan status setengah perawan. Lho kok bisa setengah perawan,
barangkali itu yang menjadi pemikiran para pembaca budiman. Setengah
perawan itu dengan pengertian, tidak pernah disetubuhi laki-laki,
tapi kemaluannya pernah dijilati pacarnya dan dimasuki jari tangan
sehingga perawannya jebol, tapi masih perawan karena tidak pernah
dimasuki kemaluan lelaki. Ini yang disebut setengah perawan.

Aku mendapatkan Sri secara kebetulan. Ketika itu, aku yang senang
naik bus kota karena banyak bertemu dengan karyawati, sedang menunggu
di halte bus kawasan Slipi. Ketika sedang duduk-duduk menanti bus,
seorang gadis dengan wajah tidak terlalu cantik dan tidak jelek,
berkulit putih dengan payudara yang tidak terlalu besar (seperti
kesukaanku), berjalan ke arahku dan langsung duduk di sebelahku.
Perilakunya terkesan cuek, seperti pada umumnya cewek Jakarta. Aku
mencari akal, bagaimana cara untuk mengajak ngomong cewek ini. Aku
punya pikiran untuk minta maaf karena akan merokok. Ketika aku minta
ijin merokok, Sri dengan senyum manisnya menyatakan tidak keberatan.
Selanjutnya obrolan kian akrab dan saling tukar nomor handphone. Aku
dan Sri kemudian berpisah karena tujuan kami berbeda. Aku mau ke Blok
M sedang Sri mau ke Kampung Melayu, rumah temannya.

Malam harinya, aku sudah tidak sabar untuk menghubungi telepon
selulernya. Obrolan pun terjadi, cukul lama. Hampir setiap hari aku
telepon. Obrolannya pun mulai mengarah ke masalah pacaran. Dia
mengaku baru saja putus dengan pacarnya karena menghamili gadis lain.
Pura-pura sok suci, aku pun menasehatinya untuk tabah dan tawakal
karena memang bukan jodohnya. Hubungan via telepon ini cukup lama,
sekitar dua minggu dan hampir setiap hari aku selalu menghubunginya.
Menginjak minggu ketiga, aku memberanikan diri mengajak untuk jalan-
jalan. Karena aku belum lama di Jakarta, aku minta diantar ke Ancol,
ternyata Sri tidak keberatan.

Malam Minggu, aku dan Sri dengan naik sepeda motor pergi ke Ancol.
Aku berpura-pura alim dan bercerita tentang masa laluku, dan cerita
itu kubuat sedemikian rupa sehingga terkesan aku ini punya sifat
terbuka. Dia juga menceritakan masa lalunya, termasuk tentang dirinya
yang sudah setengah perawan. Di Ancol, aku juga menghindari untuk
menciumnya. Ternyata sikapku yang sok suci ini membuat dia jatuh hati.

Memasuki minggu keempat, dia mengajakku untuk pergi jalan-jalan. Dia
minta ke puncak dan berangkat minggu pagi. Usulnya kuterima dengan
alasan aku juga belum pernah ke sana (padahal, di kawasan dingin
itulah, aku sering membawa cewek-cewek Jakarta). Sekitar pukul 06.00,
aku sampai di Terminal Rambutan dan tidak lama kemudian dia juga
sampai di satu titik yang telah ditetapkan bersama. Singkat cerita,
sekitar pukul 08.30, aku dan dia sampai di Puncak. Setelah sarapan,
kita kemudian mencari tempat untuk melihat-lihat pemandangan. Di
puncak, aku melihat Sri mulai aktif dengan menggandeng tanganku. Aku
berpikir, inilah saatnya untuk mengeluarkan jurus terampuh, apalagi
Sri ini termasuk wanita terlama yang aku minta menyerahkan barangnya
(sekitar sebulan).

Setelah mendapatkan tempat duduk, aku dan Sri kemudian terlibat
pembicaraan hangat. Saat itu, mendung semakin tebal. Aku kemudian
bilang sama Sri untuk mencari tempat karena hujan lebat tidak lama
lagi akan turun. Tanpa kuduga, Sri menerima karena dia mengaku senang
dengan sifat keterbukaanku dan berharap aku bisa jadi suaminya.
Itulah kelemahan wanita, yang cepat percaya, yang akhirnya akan jadi
korban lelaki.

Aku dan Sri kemudian mencari tempat dan tidak terlalu sulit untuk
mendapatkannya. Singkat cerita, aku dan Sri sudah masuk ke kamar.
Dengan sikap jantan dan tidak tergesa-gesa, aku dan Sri kemudian
menonton televisi sambil ngobrol-ngobrol dan sekali-kali menyinggung
tentang seks, terutama ketika kemaluannya dicium oleh pacarnya dulu.
Pertanyaanku ini ternyata membuatnya bersalah dan berjanji tidak akan
mengulangi lagi, kecuali pada calon suaminya. Dengan rayuan gombal,
Sri tampak percaya sekali kalau aku merupakan calon suaminya.

Kemudian kucium pipinya dan Sri diam saja sambil menutup matanya.
Setelah itu, dengan gaya halus, aku minta ijin untuk mencium
bibirnya. Tanpa ada jawaban, Sri langsung menyosor bibirku, dan tanpa
dikomando bibirnya segera kulumat dan tanganku menggerayangi
payudaranya yang tidak terlalu besar. Ketika putingnya kuraba, dia
mulai melenguh. Dengan gerakan halus, aku mulai membuka pengait BH-
nya sehingga terbukalah bukit kembar miliknya. Sementara bibirku
sudah beralih, tidak lagi di bibirnya tapi sudah menjilati telinga,
dan lehernya. Karena buah dadanya sudah terbuka, mulutku pun bergeser
ke puting susunya yang sudah menegang. Ketika kumainkan dengan
lidahku, lenguhannya semakin panjang. Tangankupun tidak tinggal diam,
retsleting celana panjangnya kubuka dan tanganku menerobos masuk dan
dia tampaknya diam saja.

Sambil memainkan clitorisnya, aku terus menjilati kedua payudaranya.
Ketika aku merasakan kemaluannya sudah sangat basah, aku coba membuka
celana panjangnya, ternyata dia mengangkat pantat sehingga memudahkan
aku melepas celana panjang sekaligus celana dalamnya. Setelah
terlepas, tanganku pun membuka baju kaos dan BH-nya. Dalam waktu
singkat, Sri sudah telanjang bulat sedang aku masih berpakaian rapi.
Melihat ini, Sri pun protes dan segera membuka T-Shirt warna putih
milikku. Bersamaan itu pula, aku melepas celana panjang dan celana
dalamku sehingga aku dan dia sama-sama telanjang bulat. Dalam keadaan
begitu, aku kemudian mengajaknya masuk ke kamar dan dia tampak setuju
atas ajakanku. Begitu duduk di pinggir kasur, aku langsung menyerang
bibirnya dan tangannya kubimbing untuk memijit-mijit penisku yang
sudah menegang berat. Sedang tanganku kembali ke vaginanya yang sudah
becek.

Tak lama kemudian, aku mendorongnya jatuh ke kasur. Mulutkupun segera
menyusuri bukit kembarnya. Sri terus-menerus melenguh dan tampak
sudah pasrah. Ketika aku minta supaya penisku dimasukkan, dia tak
menjawab dan hanya tangannya merangkul leherku erat-erat. Inilah
tanda-tandanya dia sudah tidak kuat. Aku pun segera menindihnya dan
tanganku mengarahkan penisku ke liang vaginanya. Ketika kudapati
lubang kenikmatan, segera penisku kutekan. Tapi tidak segampang
wanita lain yang pernah kuajak bersenggama, lobang vagina Sri sangat
sempit sekali. Berkali-kali kucoba untuk menekannya, masih tak
berhasil menembus juga. Setelah lama dengan keringat membasahi tubuh,
kepala penisku akhirnya dapat masuk, tapi setelah itu seperti
lubangnya buntu. Karena aku sudah capek, babak pertama dengan tanpa
hasil itu kuhentikan. Aku dan dia kemudian tiduran sambil tanganku
memainkan puting susunya. Selang beberapa saat kemudian, aku dan Sri
tertidur.

Sekitar satu jam kemudian, aku terbangun karena kedinginan dan
penisku tegak kembali. Aku kemudian mencium kening Sri hingga
terbangun. Setelah itu, aku langsung melumat bibirnya yang cukup
sensual. Tanganku kembali bermain di vaginanya hingga basah. Melihat
kenyataan ini, aku kembali menindihnya dan mencoba memasukkan penisku
dan ternyata kembali gagal, hanya kepala penisku yang masuk. Karena
berkali-kali gagal, aku kemudian mengangkat kakinya yang kecil mulus
ke atas hingga belahan vaginanya terlihat jelas. Dalam posisi ini,
aku mencoba memasukkan penisku dan lagi-lagi hanya kepalanya saja
yang masuk.

Aku kemudian berpikir bahwa Sri barangkali tegang hingga otot-otot
vaginanya ikut tegang sehingga elastisitas vaginanya menjadi
berkurang. Karena itu, aku kemudian mendiamkan saja kepala penisku
terbenam di liang vaginanya dan aku kemudian membisikkan kata-kata
gombal kepadanya.

Tampaknya, rayuanku mengena sehingga kurasakan otot-otot vaginanya
mulai melemas dan kesempatan itu kugunakan untuk kembali menggenjot
penisku dan berhasil masuk setengah, setelah itu vagina Sri kembali
mengeras. Melihat ini, aku membiarkan penisku terbenam tanpa berusaha
kucabut. Rayuanku pun tak berhenti. Selang beberapa waktu kemudian,
aku kembali merasakan otot vaginanya melemas dan kembali kutekan
penisku hingga masuk dan total sekitar tiga perempat. Setelah itu,
otot vaginanya kembali kaku dan tidak melemas meski sudah kurayu atau
kubisikkan supaya tidak tengang dan menerima saja keadaan ini karena
sudah telanjur masuk.

Karena buntu, aku berusaha mencabut penisku. Ketika akan kutekan
lagi, ternyata buntu. Aku kemudian memintanya untuk rileks dan
akhirnya penisku bisa masuk tiga perempat seperti semula. Aku
kemudian mencabut penisku dengan perlahan, begitu keluar aku kembali
memasukkannya, ternyata buntu lagi. Terus terang aku menjadi keki
juga. Aku lantas bilang untuk rileks saja, dan kalau dia rileks maka
penisku bisa masuk tiga perempatnya.

Karena pengalamanku dua kali, aku tak mau mencabut tapi langsung
memutar-mutarkan penisku, dan terlihat olehku bibirnya menyeringai
dan sesekali dia melenguh panjang. Kurasakan, vaginanya sangat basah.
Ketika kutanya apakah sakit, dia ternyata diam saja maka penisku
kembali kuputar-putar dan lama-lama menjadi cepat, ketika itu pula
dia melenguh panjang dan tangannya mencengkeram punggungku.
Ketika
itulah, dia menjerit panjang sambil mengatakan, "Aduh Mas, enak
Mas..". Mendengar ini, putaranku semakin cepat dan selang beberapa
lama dia menjerit dengan mengatakan hal yang sama. Ketika aku
merasakan vaginanya sudah sangat basah, kucoba untuk mencabut penisku
dari liang vaginanya, begitu aku menekan lagi ternyata buntu lagi.
Sungguh, aku sangat heran dan baru pertama kali ini aku menemukan
vagina seperti ini.

Karena sudah keki, aku minta dia supaya menjilati penisku. Awalnya,
dia menolak karena tidak biasa dan jijik. Tapi setelah kurayu dan aku
janji akan menjilati vaginanya, dia pun setuju. Setelah aku mencuci
penisku, dia mulai menjilati. Awalnya, jilatannya tidak terasa karena
masih merasa jijik. Tapi lama kelamaan jilatannya menggairahkan dan
Sri mau memasukkan penisku ke mulutnya. Gerakannya pun makin lama
makin kuat. Karena aku sudah terangsang dan sejak tadi begitu lama
berjuang untuk mengebor vaginanya, akupun merasa penisku mulai
berdenyut-denyut. Tanpa harus kutahan (daripada tambah pusing) aku
pun mengeluarkan spermaku ke mulutnya. Merasa ada cairan masuk ke
mulutnya, Sri melepas kulumannya dan memuntahkan sperma. Sri lantas
seperti orang mual mau muntah. Aku tak peduli dan tanganku mengocok-
ngocok penisku hingga spermaku banyak yang tumpah di kasur dan
tubuhnya.

Setelah aku dan Sri mencuci kemaluan masing-masing, kemudian kami
tiduran di kasur. Selang beberapa lama, Sri memintaku untuk menjilati
vaginanya. Meski aku di kantor terkenal dengan julukan penjahat
kelamin, tapi aku belum pernah menyosor barang milik perempuan,
karena aku yakin wanita yang kutiduri selalu puas dengan permainan
ranjangku. Permintaan itupun kutolak halus dengan alasan lemas dan
mengantuk. Aku dan Sri pun akhirnya tertidur lagi karena kecapaian.

Read More..

NIKMATNYA ANAK BOS


Belum lama ini saya bergabung dengan sebuah perusahaan eksportir
fashion ternama di kotaku. Dan anak gadis pemilik perusahaan itu,
Dewi namanya, baru lulus sekolah dari Singapore, umurnya sekitar 23
tahun, cantik dan waktu masih SMA sempat berprofesi sebagai model
lokal. Nah, Dewi itu ditugaskan sebagai asisten GM (yaitu saya), jadi
tugasnya membantu saya sambil belajar.

Singkat cerita, Dewi semakin dekat dengan saya dan sering bercerita.
"Nico, cowok tuh maunya yang gimana sih. Ehm.., kalo di ranjang
maksud gue.."
"Nic, kamu kalo lagi horny, sukanya ngapain?"
"Kamu suka terangsang enggak Nic, kalo liat cewek seksi?"
Yah seperti itulah pertanyaan Dewi kepadaku.

Terus terang percakapan-percakapan kita selang waktu kerja semakin
intim dan seringkali sensual.
"Kamu pernah gituan nggak, Wi..?, tanyaku.
"Ehm.. kok mau tau?", tanyanya lagi.
"Iya", kataku.
"Yah, sering sih, namanya juga kebutuhan biologis", jawabnya sambil
tersipu malu.
Kaget juga saya mendengar jawabannya seperti itu. Nih anak, kok
berani terus terang begitu.

Pernah ketika waktu makan siang, ia kelepasan ngomong.
"Cewek Bali itu lebih gampang diajakin tidur daripada makan siang",
katanya sambil matanya menatap nakal.
"Kamu seneng seks?", tanya saya.
"Seneng, tapi saya enggak pandai melayani laki-laki", katanya.
"Kenapa begitu?", tanya saya lagi.
"Iya, sampe sekarang pacarku enggak pernah ngajak kawin. Padahal aku
sudah kepengen banget."
"Kepengen apa?", tanyanku.
"Kawin", katanya sambil tertawa.

Suatu ketika ia ke kantor dengan pakaian yang dadanya rendah sekali.
Saya mencoba menggodanya, "Wah Dewi kamu kok seksi sekali. Saya bisa
lihat tuh bra kamu". Ia tersipu dan menjawab, "Suka enggak?". Saya
tersenyum saja. Tapi sore harinya ketika ia masuk ruangan saya,
bajunya sudah dikancingkan dengan menggunakan bros. Rupanya dia malu
juga. Saya tersenyum, "Saya suka yang tadi."

Suatu ketika, setelah makan siang Dewi mengeluh.
"Kayaknya cowokku itu selingkuh."
"Kenapa?", tanyaku.
"Habis udah hampir sebulan enggak ketemu", katanya.
"Terus enggak.. itu?", tanyaku.
"Apa?"
"Itu.. seks", kataku.
"Yah enggak lah", katanya.
"Kamu pernah onani enggak?", tanyaku.
Dia kaget ketika saya tanya begitu, namun menjawab.
"Ehm... kamu juga suka onani?"
"Suka", jawabku.
"Kamu?", tanyaku.
"Sekali-sekali, kalo lagi horny", jawabnya jujur namun sedikit malu.

Pembicaraan itu menyebabkan saya terangsang, Dewi juga terangsang
kelihatannya. Soalnya pembicaraan selanjutnya semakin transparan.
"Dewi, kamu mau gituan enggak."
"Kapan?"
"Sekarang."
Dia tidak menjawab, namun menelan ludah. Saya berpendapat ini artinya
dia juga mau. Well, setelah berbulan-bulan flirting, sepertinya kita
bakalan just do it nih.

Kubelokkan mobil ke arah motel yang memang dekat dengan kantorku.
"Nic, kamu beneran nih", tanyanya.
"Kamu mau enggak?"
"Saya belum pernah main sama cowok lain selain pacarku."
"Terakhir main kapan?"
"Udah sebulan."
"Trus enggak horny?"
"Ya onani.. lah", jawabnya, semakin transparan. Mukanya agak memerah,
mungkin malu atau terangsang. Aku terus terang sudah terangsang. This
is the point of no return. Aku sadari sih, ini bakalan complicated.
But... nafsuin sih.

"Terus, kapan kamu terakhir dapet orgasme"
"Belum lama ini."
"Gimana?"
"Ya sendirilah.. udah ah, jangan nanya yang gitu."
"Berapakali seminggu kamu onani?", tanyaku mendesaknya.
"Udah ah... yah kalo horny, sesekali lah, enggak sering-sering amat.
Lagian kan biasanya ada Andree (cowoknya-red)."
"Kamu enggak ngajak Andree."
"Udah."
"Dan..?"
"Dia bilangnya lagi sibuk, enggak sempet. Main sama cewek lain kali.
Biasanya dia enggak pernah nolak."
Siapa sih yang akan menolak, bersenggama sama anak ini. Gila yah, si
Dewi ini baru saja lulus kuliah, tapi soal seks sepertinya sudah
terbiasa.

"Nic, enggak kebayang main sama orang lain."
"Coba aja main sama saya, nanti kamu tau, kamu suka selingkuh atau
enggak."
"Caranya?"
"Kalo kamu enjoy dan bisa ngilangin perasaan bersalah, kamu udah OK
buat main sama orang lain. Tapi kalo kamu enggak bisa ngilangin
perasaan bersalah, maka udah jangan bikin lagi", kataku.
"Kamu nanti enggak bakal pikir saya cewek nakal."
"Enggaklah, seks itu normal kok. Makanya kita coba sekali ini.
Rahasia kamu aman sama saya", kataku setengah membujuk.
"Tapi saya enggak pintar lho, mainnya", katanya. Berarti sudah OK
buat ngeseks nih anak.

Mobilku sudah sampai di kamar motel. Aku keluar dan segera kututup
pintu rolling door-nya. Kuajak dia masuk ke kamar. Tanpa ditanya,
Dewi ternyata sudah terangsang dengan pembicaraan kita di mobil tadi.
Dia menggandengku dan segera mengajakku rebahan di atas ranjang.
"Kamu sering main dengan cewek lain, selain pacar kamu, Nic?"
"Yah sering, kalo ketemu yang cocok."
"Ajarin saya yah!"

Tanganku mulai menyentuh dadanya yang membusung. Aku lupa ukurannya,
tapi cukup besar. Tanganku terus menyentuhnya. Ia mengerang
kecil, "Shh.. geli Nic." Kucium bibirnya dan ia pun membalasnya.
Tangannya mulai berani memegang batang kemaluanku yang menegang di
balik celanaku.
"Besar juga...", katanya. Matanya setengah terpejam. "Ayo, Nic aku
horny nih." Kusingkap perlahan kaos dalamnya, sampai kusentuh buah
dadanya, branya kulepas, kusentuh-sentuh putingnya di balik kaosnya.
Uh.. sudah mengeras. Kusingkap ke atas kaosnya dan kuciumi puting
susunya yang menegang keras sekali, kuhisap dan kugigit pelan-
pelan, "Ahh.. ahh.. ahh, terus Nic.. aduh geli... ahh.. ah."

Dewi, yang masih muda ternyata vokal di atas ranjang. Terus
kurangsang puting susunya, dan ia hampir setengah berteriak, "Uh..
Nic... uh." Aku sengaja, tidak mau main langsung. Kuciumi terus
sampai ke perutnya yang rata, dan pusarnya kuciumi. Hampir lupa,
tubuhnya wangi parfum, mungkin Kenzo atau Issey Miyake. Pada saat
itu, celanaku sudah terbuka, Aku sudah telanjang, dan batang
kemaluanku kupegang dan kukocok-kocok sendiri secara perlahan-lahan.
Ah.. nikmat. Bibirnya mencari dan menciumi puting susuku. "Enak..
enak Dewi". Rangsangannya semakin meningkat.

"Aduuhh.. udah deh.. enggak tahan nih", ia menggelinjang dan membuka
rok panjangnya sehingga tinggal celana dalamnya, merah berenda. Bibir
dan lidahku semakin turun menjelajahi tubuhnya, sampai ke bagian
liang kenikmatannya (bulu kemaluannya tidak terlalu lebat dan
bersih). Kusentuh perlahan, ternyata basah. Kuciumi liang
kenikmatannya yang basah. Kujilat dan kusentuh dengan lidahku. liang
kenikmatan Dewi semakin basah dan ia mengerang-erang tidak karuan.
Tangannya terangkat ke atas memegang kepalanya. Kupindahkan
tangannya, dan yang kanan kuletakkan di atas buah dadanya.
Biar ia
menyentuh dirinya sendiri. Ia pun merespon dengan memelintir puting
susunya.

Kuhentikan kegiatanku menciumi liang kenikmatannya. Aku tidur di
sampingnya dan mengocok batang kemaluanku perlahan. Dia menengokku
dan tersenyum, "Nic.. kamu merangsang saya."
"Enak.."
"Hmm...", matanya terpejam, tangannya masih memelintir putingnya yang
merah mengeras dan tangan yang satunya dia letakkan di atas liang
kenikmatannya yang basah. Ia menyentuh dirinya sendiri sambil
melihatku menyentuh diriku sendiri. Kami saling bermasturbasi sambil
tidur berdampingan.
"Heh.. heh.. heh.. aduh enak, enak", ceracaunya.
"Gile, Nic, gue udah kepengin nih."
"Biar gini aja", kataku.

Tiba-tiba dia berbalik dan menelungkup. Kepalanya di selangkanganku
yang tidur telentang. Batang kemaluanku dihisapnya, uh enak banget.
Nih cewek sih bukan pemula lagi. Hisapannya cukup baik. Tangannya
yang satu masih tetap bermain di liang kenikmatannya. Sekarang
tangannya itu ditindihnya dan kelihatan ia sudah memasukkan jarinya.
"Uh... uh... Nic, aku mau keluar nih, kita main enggak?"
Kuhentikan kegiatannya menghisap batang kemaluanku. Aku pun hampir
klimaks dibuatnya.
"Duduk di wajahku!", kataku.
"Enggak mau ah."
"Ayo!"

Ia pun kemudian duduk dan menempatkan liang kenikmatannya tepat di
wajahku. Lidah dan mulutku kembali memberikan kenikmatan baginya.
Responnya mengejutnya, "Aughhh..." setengah berteriak dan kedua
tangannya meremas buah dadanya. Kuhisap dan kujilati terus, semakin
basah liang kenikmatannya.

Tiba-tiba Dewi berteriak, keras sekali, "Aahhh... ahhh", matanya
terpejam dan pinggulnya bergerak-gerak di wajahku. "Aku.. keluar",
sambil terus menggoyangkan pinggulnya dan tubuhnya seperti tersentak-
sentak. Mungkin inilah orgasme wanita yang paling jelas kulihat. Dan
tiba-tiba, keluar cairan membanjir dari liang kenikmatannya. Ini bisa
kurasakan dengan jelas, karena mulutku masih menciumi dan
menjilatinya.

"Aduh... Nic.. enak banget. Lemes deh", ia terkulai menindihku.
"Enak?", tanyaku.
"Enak banget, kamu pinter yah. Enggak pernah lho aku klimaks kayak
tadi."

Aku berbalik, membuka lebar kakinya dan memasukkan batang kemaluanku
ke liang kenikmatannya yang basah. Dewi tersenyum, manis dan malu-
malu. Kumasukkan, dan tidak terlalu sulit karena sudah sangat basah.
Kugenjot perlahan-lahan. Matanya terpejam, menikmati sisa orgasmenya.
"Kamu pernah main sama berapa lelaki, Dewi..?, tanyaku.
"Dua, sama kamu."
"Kalo onani, sejak kapan?"
"Sejak di SMA."
Pinggulnya sekarang mengikuti iramaku mengeluar-masukkan batang
kemaluan di liang kenikmatannya.
"Nic, Dewi mau lagi nih." Uh cepat sekali ia terangsang. Dan setelah
kurang lebih 3 menit, dia mempercepat gerakannya dan "Uhh... Nic..
Dewi keluar lagi..." Kembali dia tersentak-sentak, meski tidak
sehebat tadi.

Akupun tak kuat lagi menahan rangsangan, kucabut batang kemaluanku
dan kusodorkan ke mulutnya. Ia mengulumnya dan mengocoknya dengan
cepat. Dan "Ahhh..." klimaksku memuncratkan air mani di wajah dan
sebagian masuk mulutnya.
Tanpa disangka, ia terus melumat batang
kemaluanku dan menjilat air maniku. Crazy juga nih anak.

Setelah aku berbaring dan berkata, "Dewi, kamu bercinta dengan baik
sekali."
"Kamu juga", mulutnya tersenyum.
Kemudian ia berkata lagi, "Kamu enggak nganggap Dewi nakal kan Nic."
Aku tersenyum dan menjawab, "Kamu enjoy enggak atau merasa bersalah
sekarang."
Dia ragu sebentar, dan kemudian menjawab singkat, "Enak.."
"Nah kalau begitu kamu emang nakal", kataku menggodanya.
"Ihh... kok gitu.." Aku merangkulnya dan kita tertidur.

Setelah terbangun, kami mandi dan berpakaian. Kemudian kembali ke
kantor. Sampai sekarang kami kadang-kadang masih mampir ke motel. Aku
sih santai saja, yang penting rahasia kami berdua tetap terjamin.

Read More..