gubahan saya

cerita seru

Senin, 02 Juli 2012

AKIBAT TARZAN KOTA



Hari itu adalah hari Minggu. Aku dan 2 temanku Indah dan Citra berencana pergi liburan ke puncak, ke villanya Citra. Hari Minggu itu kami pergi ke sana untuk refreshing seperti biasa karena Seninnya tanggal merah atau libur. Aku, Indah dan Citra adalah teman baik. Kami sudah berteman sejak dari SMA. Sebenarnya ada satu orang lagi teman kami yang tak bisa ikut hari itu, namanya Ratna. Dia tidak bisa ikut karena ada acara dengan keluarganya.

Kami sama-sama terbuka tentang seks dan sama-sama penggemar seks, kami sering mengadakan acara party sex. Yang tentunya dengan cowok-cowok keren di kampus kami, ataupun dengan cowok yang baru kami kenal.

Indah adalah temanku yang paling imut. Dengan rambut yng panjang dan indah. dia sangat menjaga keindahan rambutnya. Hampir tiap minggu dia ke salon. Kulitnya putih bersih seperti layaknya putri keraton. Namun dibalik wajah imutnya dia adalah cewek yang pintar memanfaatkan cowok. Sudah berkali-kali dia ganti pacar gara-gara sifat materenya. Malah tak jarang dia mau aja diajak om-om yang sudah tua, asal mau dibayar mahal.

Sedangkan Citra adalah temanku yang paling lucu. Dia dikarunai wajah yang cantik dengan bokong yang padat. Dengan tampang yang rada-rada indo, ia dengan gampang mendapatkan cowok yang disukainya. Apalagi ditunjang dengan bodinya yang aduhai, yang selalu mengundang pikiran kotor cowok-cowok. Tapi di balik wajahnya yang lucu itu, ia adalah cewek yang hiper sex. Dia sangat suka ML dengan satpam, tukang air, tukang bangunan dan sopir pribadinya. Pokoknya orang-orang yang pekerja kasar. Tapi dia tidak terlalu suka pacaran. Dia memilih hidup jomblo. Dengan jomblo ia bebas mencari cowok untuk diajak naik ranjang.

Sedangkan aku, dikaruniai tubuh tinggi semampai dengan buah dada yang bulat montok. Diantara ketiga temanku dadakulah yang paling indah. Apalagi jika aku sedang menggunakan pakaian ketat atau full press, pasti membuat pikiran kotor para cowok melayang-layang. Dan aku sangat senang jika ada cowok yang mengagumin kemontokan dadaku. Aku senang membayangkan mereka onani sambil membayangkan aku. Aku juga termasuk cewek yang senang banget ml. Mungkin gara-gara masih muda (aku masih 20 tahun), libidoku sangat cepat naik. Entah sudah berapa cowok yang pernah tidur denganku. Entah sudah berapa banyak penis yang pernah masuk ke vaginaku. Tapi aku menikmatinya tanpa merasa bersalah. Toh masa muda harus dinikmati. Bukankah begitu?

Pagi itu kami siap-siap pergi ke villanya Citra. Setelah menbawa perlengkapan kami pergi menggunakan mobilku. Sebelum berangkat aku sempat bertengkar dengan Citra, gara-gara aku dilarang bawa cowok-cowok yang sering diajak ke villanya Citra. Begitu juga Indah yang ikut mendukungku karena pacarnya juga tidak boleh diajak.

"Emangnya kamu ngundang siapa lagi sih Ci, masa si Chevy aja nggak boleh ikutan?" kata Indah. "Iya nih, emangnya kita mau pesta lesbian apa, wah gua kan cewek normal nih" timpalku
"Udahlah, kamu orang tenang aja, cowok-cowoknya nanti nyusul, pokoknya yang kali ini surprise deh! Dijamin kalian puas sampe nggak bisa bangun lagi deh" aku heran dengan Citra hari itu. Tidak biasanya dia main rahasian seperti itu.

Tapi masa bodolah. Yang penting aku ingin cepat sampai disana. Supaya tahu siapa sih cowok yang diundang Citra. Apakah ganteng dan.. Sambil membayangkan kejutan yang dipersiapkan Citra, tiba-tiba birahiku langsung naik. Maklumlah sudah 3 minggu aku nggak ml. Aku baru putus sama cowoku. Waktu pacaran dulu minimal sekali 3 hari kami pasti ml. Aku dan mantanku sama-sama anak kost. So, gampang aja dia nginap ditempatku atau aku di tempatnya. Dan biasanya kalau nginap kami pasti 'fly to the sky'. Untuk mengurangi desakan birahi yang melanda, diam-diam aku membayangkan ada cowok yang keren dan berbody atletis mendatangiku dan mengajakku ml. Sambil membayangkannya aku menggesekkan pahaku, sambil memyetir. Sampai akhirnya aku rasakan basah di bawah tubuhku.

Beberapa jam kemudian kami sampai di villa Citra, Pak Indra penjaga villa Citra membukakan pintu garasi, bola matanya melihat jelalatan pada kami, terutama padaku yang hari itu memakai pakaian seksi berupa sebuah tank top merah berdada rendah dengan rok mini. Matanya tak henti-hentinya menatap dada dan pahaku. Tapi aku cuek aja. Aku senang diperhatikan seperti itu. Malah aku sengaja menurunkan tubuhku pura-pura mengabil barang dari bagasi. Sambil menunduk kulihat mata Pak Indra tidak berkedip melihat kearah dadaku yang semakin terbuka karena ku menunduk. Hampir semua buah dadaku kelihatan gara-gara aku menunduk terlalu rendah sedangkan leher bajuku juga sangat rendah. Aku dapat melihat jakunnya yang turun naik dan tojolan di balik celananya. Pasti habis ini dia onani he..he..

Setelah membereskan barang-barang bawaan Citra menyuruh Pak Indra pergi. Akhirnya kami makan dan beristirahat sebentar. Sekitar jam 4 sore Citra membangunkanku dan Indah.

"Eh.. sambil nunggu cowok-cowoknya mendingan kita berenang dulu yuk" ajak Citra pada kami. Dia melepaskan semua bajunya tanpa tersisa dan berjalan ke arah kolam dengan santainya
"Wei.. gila lo Ci, masa mau berenang nggak pake apa-apa gitu, kalau keliatan orang gimana?" tegur Indah.
"Iya Ci, lagian kan kalau si tua Imam itu dateng gimana tuh" sambungku
"Yah kalian, katanya mo party, masa berenang bugil aja nggak berani, tenang aja Pak Indra udah gua suruh jangan ke sini sampai kita pulang nanti" bujuk Citra sambil menarik tanganku.

Karena ditantang Citra akhirnya aku mulai melepas bajuku. Aku buka rok mini yang membalut pantatku dan segera melepaskan baju tanktop ku. Akhirnya aku tinggal memakai BH dan CD. Tapi itu tidak berlangsung lama karena segera kutanggalkan. Mula-mula kulepaskan BH ku yang dari tadi menutupi dadaku. Segera dadaku seperti ingin melompat keluar gara-gara BHku yang kekecilan. Aku memamerkan payudaraku pada Citra. Dia mencibirku. Setelah itu kulepaskan CD ku. Maka tidak ada lagi yang tersisa ditubuhku kecuali anting di telingaku. Kemudian aku melompat ke kolam menyusul Citra yang jago berenang.

Indah masih tampak malu-malu melepaskan bajunya. Tapi karena melihat aku dan Citra yang sudah telanjang, dia akhirnya melepaskan bajunya. Kulitnya yang putih bersih segera terpampang dihadapan kami. Dia kemudiam menyusul kami berendam di kolam.

Perlahan-lahan rasa risih kami pun mulai berkurang, kami tertawa-tawa, main siram-siraman air, dan balapan renang kesana kemari dengan bebasnya.

Sesudah agak lama bermain di air Citra naik ke atas dan mengelap tubuhnya yang basah, lalu menggunakan kimono.
"Ci, sekalian ambilin kita minum yah" pintaku.
"Ok, deh!" katanya. Aku kembali berenang kesana kemari. Sedangkan Indah yang sudah kecapaian memilih untuk tidur-tiduran di kursi panjang di tepi kolam. Aku tersenyum melihat gayanya yang santai. Sambil tiduran dia membuka kedua kakinya lebar-lebar, memamerkan vaginanya yang Indah. Kalau ada orang lain yang melihatnya seperti itu, pasti dia akan diperkosa habis-habisan.

Tak berapa lama kemudian Citra datang dengan membawa minuman.
"Ver, kamu bisa ke kamar gua sebentar nggak, gua mo minta tolong dikit nih" pintanya
"Kamu lap badan dulu gih, gua tunggu di dalam kamar" katanya sambil berlalu kekamar.

Kemudian aku melap badanku yang basah dengan handuk. Kemudian berjalan ke arah kamar dengan telanjang. Aku tinggalkan Indah yang sudah terlelap di tepi kolam.

"Kenapa Ci, ada perlu apa emang?" tanyaku.
"Ngga, cuma mau ngasih surprise dikit kok" jawabnya dengan menyeringai. Sebelum aku sempat membalikkan badan, sepasang lengan hitam sudah memelukku dari belakang dan tangan yang satunya dengan sigap membekap mulutku agar tidak berteriak. Aku yang terkejut tentu saja meronta-ronta, namun pemberontakkan itu justru makin membakar nafsu kedua orang itu.

Kemudian aku sadar bahwa yang memelukku dari belakang adalah Pak Indra, penjaga villa Citra, dan seorang temanya yang tidak kukenal. Pak Indra dengan gemas meremas payudaraku dan memilin-milin putingnya. Temannya berhasil menangkap kedua pergelangan kakiku. Dibentangkannya kedua tungkai itu, lalu dia berjongkok dengan wajah tepat di hadapan kemaluanku. Sambil menyentuhkan lidahnya ke liang vaginaku, dia juga mengeluar-masukkan jarinya dari vaginaku. Diperlakukan seperti itu aku cuma bisa merem melek dan mengeluarkan desahan tertahan karena bekapan Pak Indra begitu kokoh.
"Hei, jangan rakus dong Klas, dia kan buat Pak Indra, tuh jatah kamu masih nunggu di luar sana" kata Citra pada teman Pak Indra, yang kemudian kuketahui bernama Muklas.

Setelah Muklas keluar tinggallah kami bertiga di kamar itu. Pak Indra langsung menghempaskan diriku di ranjang yang empuk itu. Dia kemudian membentangkan tubuh mulusku di atas spring bed itu. Dia tak berkedip memanandang ke arah dada dan vaginaku. Mungkin seumur hidupnya baru kali ini melihat tubuh polos seorang gadis cantik, masih muda lagi. Kemudian tangannya yang kasar itu meremas-remas dadaku sambil memilin-milinnya. Dimainkannya putingku yang sudah berwarna kemerahan. Aku tidak dapat menolak lagi karena kurasakan perasaan yang nikmat yang sulit dilukiskan. Ada sensasi tersendiri kala tangan kasar itu menggerayangiku.

Sekarang tidak hanya tangannya lagi yang bermain-main di dadaku tapi juga mulutnya. Kurasakan mulutnya dengan rakus melumat dadaku.aku merasakan terbang ke awang-awang ketika ia mencoba memasukkan seluruh dadaku kedalam mulutnya yang besar itu.

Puas bermain di dadaku lidahnya menari-nari diperutku, lalu turun ke vaginaku. Dia memandangi vaginaku yang sudah basah oleh cairanku. Tapi tak berapa lama kemudian kurasakan lidahnya menyapu klitorisku. Lidahnya melakukan jilatan-jilatan dan menyedotnya. Tubuhku menggelinjang merasakan birahi yang memuncak.

"Aduh Ci.. tega-teganya kamu nyerahin kita ke orang-orang kayak gini.. ahh!!" kataku ditengah desahanku yang tertahan.
"Tenang Ver, ini baru namanya surprise, sekali-kali coba produk kampung dong" katanya seraya melumat bibirku.
Aku berpagutan dengan Citra beberapa menit lamanya. Jilatan Pak Indra mulai merambat naik hingga dia melumat dan meremas payudaraku secara bergantian, sementara tangannya yang sekarang mengobok-obok vaginanya. Aku merapatkan pahaku karena tidak tahan dengan permainan tangan Pak Indra di bawah sana. Desahanku tertahan karena sedang berciuman dengan Citra, tubuhku menggeliat-geliat merasakan nikmat yang tiada tara.

Sambil menjilati dadaku dengan rakus Pak Indra berkali-kali memuji payudaraku. Memang sih diantara kami bertiga payudaraku termasuk yang paling montok. Cowok-cowok yang pernah ML denganku paling tergila-gila mengeyot benda itu atau mengocok penis mereka diantara himpitannya. Pak Indra pun tidak terkecuali, dia dengan gemas mengemut dadaku yng kiri dan yang kanan. Puas menetek di dadaku, Pak Indra bersiap memasuki vaginaku dengan penisnya. Penisnya tidak terlalu panjang tapi diamaeternya cukup lebar. Tanpa memberi aba-aba dia langsung memasukkan penisnya yang besar itu ke vaginaku. Tentu saja aku menjerit tertahan karena mulutku masih berciuman dengan Citra.

"Ouch.. sakit Ci, duh kasar banget sih babu kamu" kataku sambil meringis dan mencengkram lenganku waktu penis super Pak Indra mendorong-dorongkan penisnya dengan bernafsu.
"Tahan Ver, ntar juga kamu keenakan kok, pokoknya enjoy aja" kata Citra sambil meremasi kedua payudaranya yang sudah basah dan merah akibat disedot Pak Indra. Pak Indra menyodokkan penisnya dengan keras sehingga aku pun tidak bisa menahan jeritanku, aku mau menangis menahan sakit. Pak Indra mulai menggenjotku. Dia menggejot seperti orang kesurupan. Untuk mengurangi rasa sakit di vaginaku tanganku menyelinap ke bawah kimono Citra dan menuju selangkangannya. Kugerayangin vaginanya.

Kemudian Citra naik ke wajahku berhadapan dengan Pak Indra. Aku langsung menjilati kemaluannya. Sambil menjilatin vagina Citra, kubantu Pak Indra membuka kimomo yang digunakan Citra. Sehingga tubuhnya sama polos sepertiku. Perlahan-lahan aku mulai merasakan nikmat di vaginanku. Pak Indra mulai teratur menggoyangkan pinggulnya. Tubuhku sudah penuh dengan keringat. Begitu juga dengan Pak Indra, tubuhnya yang ceking seperti datuk maringgi itu kelihatan mengkilat oleh keringat yang mengalir di tubuhnya. Sambil menjilati vagina Citra, aku meremas remas dadaku sendiri, sehingga semakin besar dan menonjol keatas. Aku merasakan sudah mulai keluar.

"Aahh.. oohh.. saya sudah mau.. Pak!!" erangku, sambil mengejang dan membusur ke atas. Pak Indra semakin memperdahsyat sodokannya dan semakin ganas meremas dadaku. Kemudian kurasakan basah di mulutku, ternyata Citra juga mengalami orgasme setelah kuoral beberapa lama. Akhirnya aku dan Citra orgasme bersamaan. Setelah aku ambruk ke samping, kulihat penis Pak Indra masih tegak berdiri. Malah kelihatan semakin mengkilat gara-gara dipenuhi cairan cintaku. Hebat juga dia, walaupun sudah berusia hamper 50 tahun, tapi masih kuat menggarap mahasiswi seperti kami.

Pak Indra kemudian menindih tubuhku dan mulai menciuminya, tangannya tak henti-hentinya menggerayangi payudara montokku, seolah-oleh tak ingin lepas darinya. Tapi itu tidak berlangsung lama Pak Indra cukup pengertian akan kondisiku yang mulai kepayahan, jadi setelah puas berciuman dia membiarkanku memulihkan tenaga dulu.
Read More..

AKIBAT HUJAN ANGIN




Sebelumnya saya akan memberitahu bahwa cerita ini terjadi sebelum saya mengenal lebih dalam soal internet. Hanya luarnya saja. Ketika itu saya masih kursus di sebuah lembaga sebut saja ITK (bukan universitas). Saat itu saya masih belum begitu kenal dengan internet, dan saya masih dalam taraf pemula dan baru sampai dalam soal hardware. Sejak berkenalan dengan seorang teman di ITK saya mulai mengenal apa itu internet. Dan saya suka sekali pergi ke warnet dan hampir tiap hari saya berada di sana. Semakin lama saya suka sekali ber-chatting ria sampai suka lupa waktu dan pulang malam hari.

Pada hari sabtu, saya seperti biasa suka nongkrong di warnet mulai jam 18:00, dan saya langsung mengecek e-mail. Setelah selesai saya suka browsing sambil chat. Pada saat itu hujan deras mengguyur seisi kota disertai angin. Pada saat saya membeli minuman (di dalam warnet), saya melihat dua orang gadis yang memasuki warnet. Mereka terlihat basah kuyup karena kehujanan, dan ketika itu mereka mengenakan kaos warna putih dan biru (cewek yang satunya), dan celana pendek. Dari balik kaos putih basah itu saya bisa melihat sebuah BH warna merah muda, juga sepasang payudara montok agak besar. Saya kembali ke meja dan melihat mereka berdua menempati meja di depan saya. Sambil menunggu jawaban dari chat, saya mencuri pandang pada dua gadis itu. Semakin lama saya lihat saya tidak bisa konsentrasi, mungkin karena cara duduk mereka yang hanya mengenakan celana pendek itu, sehingga terlihat paha putih mulus dan juga sepasang buah dada dalam BH yang tercetak jelas akibat baju yang basah.

Pada jam 20:00, listrik di warnet itu padam. Para penjaga warnet terlihat sibuk memberitahu bahwa listrik akan segera menyala dan meminta agar netter sabar. Tetapi 30 menit www.ceritakita.hexat.com berlalu dan tidak ada tanda-tanda bahwa listrik akan menyala sehingga sebagian netter merasa tidak sabar dan pulang. Sedangkan saya masih di dalam warnet dan ingin ikut pulang, tapi saya tidak bisa karena di luar hujan masih deras dan saya hanya membawa motor. Begitu juga dengan 2 gadis di depan saya, mereka sudah membayar uang sewa dan tidak bisa pulang karena hujan masih deras. Mereka hanya bisa duduk di sofa yang disediakan pihak warnet (sofa yang digunakan untuk netter apabila warnet sudah penuh dan netter bersedia menunggu), wajah mereka tampak gelisah terlihat samar-samar akibat emergency light yang terlampau kecil, mungkin karena sudah malam dan takut tidak bisa pulang.

Melihat kejadian itu saya tidak tega juga, apalagi hawa menjadi dingin akibat angin yang masuk dari lubang angin di atas pintu. Saya pun mendekati mereka dan duduk di sofa. Ternyata mereka enak juga diajak ngobrol, dari situ saya mengetahui nama mereka adalah, Tuti (baju putih) dan Erni (baju biru). Lagi enak-enaknya ngobrol kami dikejutkan oleh seorang cewek yang masuk ke dalam sambil tergesa-gesa. Dari para penjaga yang saya kenal, cewek tadi adalah pemilik warnet. Saya agak terkejut karena pemilik warnet ini ternyata masih muda sekitar 25 tahun, cantik dan sexy. Cewek tadi menyuruh para penjaga pulang karena listrik tidak akan nyala sampai besok pagi.


Setelah semua penjaga pulang, cewek tadi menghampiri kami.


"Dik, Adik bertiga di sini dulu aja, kan di luar masih hujan, sekalian nemenin Mbak ya.." kata cewek yang punya nama Riyas ini. Kemudian berjalan ke depan dan menurunkan rolling door.


"Saya bantu Mbak," kataku.


"Oh, nggak usah repot-repot.." jawabnya. Tapi aku tetap membantunya, kan sudah di beri tempat berteduh. Setelah selesai aku menyisakan satu pintu kecil agar kalau hujan reda aku bisa lihat.


"Ditutup saja Dik, dingin di sini.." kata Riyas, dan aku menutup pintu itu. Entah setan mana yang lewat di depanku, otak ini langsung berpikir apa yang akan terjadi jika ada tiga cewek dan satu pria dalam sebuah ruangan yang tertutup tanpa orang lain yang dapat melihat apa yang sedang terjadi di dalam. Aku kembali duduk di sofa sambil berbincang dengan mereka bertiga jadi sekarang ada empat orang yang tidak tahu akan berbuat apa dalam keremangan selain berbicara.

"Sebentar ya Dik, saya ke atas dulu, ganti baju.." kata Riyas.

Aku bertanya dengan nada menyelidik, "Mbak tinggal di sini ya?"

"Iya, eh kalian di atas aja yuk supaya lebih santai, lagian baterai lampu sudah mau habis, ya.." katanya.

Kami bertiga mengikuti Mbak Riyas ke atas. Warnet itu terdapat di sebuah ruko berlantai tiga, lantai satu dipakai untuk warnet, lantai dua dipakai untuk gudang dan tempat istirahat penjaga, lantai tiga inilah rumah Riyas. Menaiki tangga ke lantai tiga, terdapat sebuah pintu yang akan menghentikan kita apabila pintu tidak dibuka, setelah masuk kami tidak merasa berada di sebuah ruko tapi di rumah mewah yang besar, kami disuruh duduk di ruang tamu. Riyas bilang dia akan mandi dan menyalakan sebuah notebook agar kami bertiga tidak bosan menunggu dia mandi.

Ternyata notebook itu tidak memiliki game yang bisa membuat kami senang. Tapi aku sempat melihat shortcut bertuliskan 17Thn (ketika itu masih 17tahun.zip), aku menduga ini adalah permainan, ketika kubuka ternyata isinya adalah cerita yang membuat adikku berdiri. Tuti dan Erni pun agak malu melihat cerita-cerita itu. Tapi yang membuat aku tidak tahan adalah mereka tidak memperbolehkan aku menutup program itu dan mereka tetap membaca cerita itu sampai habis. Aku pun hanya bisa terbengong melihat mereka berada di kiri dan kananku. Setelah selesai membaca, Tuti merapatkan duduknya dan aku bisa merasakan benda kenyal menempel di lengan kananku. Erni pun mulai menggosokkan telapak tangannya ke paha kiriku. Sambil mereka melihat cerita yang lain, aku merasakan sakit di dalam celanaku. Aku sudah tidak bisa konsentrasi pada cerita itu, mereka semakin menjadi-jadi, bahkan Tuti membuka kaosnya dengan alasan merasa panas, sedangkan Erni membuka kaosnya dengan alasan kaosnya basah dan takut masuk angin. Aku merasa panas juga melihat tubuh mereka, sambil membetulkan posisi adik, aku mengatakan kalau hawanya memang panas dan aku membuka baju juga.

Kini tangan mereka berdua dirangkulkan di tengkukku, aku semakin panas karena lenganku merasa ada dua benda kenyal yang menghimpit tubuhku dari kiri dan kanan. Akhirnya jebol juga iman ini, aku menaruh notebook itu di meja di depanku dan aku menciumi Tuti dengan nafsu yang sudah memuncak, Tuti pun tak mau kalah sama seranganku, dia membalas dengan liar. Sedangkan Erni sibuk menciumi dan menjilati dadaku. Tangan kiriku kulingkarkan pada Erni dan mulai meremas buah dada yang masih tertutup BH itu, sedangkan tangan kananku kulingkarkan di tubuh Tuti dan memasukkan ke dalam BH dan meremas buah dadanya. Erni mulai membuka celanaku dan menghisap penis yang sudah tegang itu.

"Ouhh.. mmhh.. yahh.." aku mulai menikmati jilatan Erni pada kepala penisku. Tuti pun jongkok di depanku dan menjilat telurku. Aku hanya bisa pasrah melihat dan menikmati permainan mereka berdua. Kemudian Riyas keluar dari kamar dengan selembar handuk menutupi tubuh, dia menarik meja di depanku supaya ada cukup tempat untuk bermain. Riyas berlutut sambil membuka celana Tuti. Setelah celana Tuti lepas, dia mulai menghisap vagina Tuti. "Ooohh.. Ssshh.. ahh.." Tuti mendesah. Tak lama kemudian Tuti membalikkan tubuhnya dan sekarang posisi Riyas dan Tuti menjadi "69". Aku pun sudah tak tahan lagi, segera kuangkat Erni dan membaringkannya di lantai dan membuka celananya. Setelah terbuka aku langsung menghisap vagina yang sedang merah itu. "Auuhh.. Ooohh.. Sayang.." desahan Erni semakin membuatku bernafsu.

Dengan segera aku mengarahkan penisku ke vagina Erni, dan mulai menusukkan secara perlahan. Erni merasa kesakitan dan mendorong dadaku, aku menghentikan penisku yang baru masuk kepalanya itu. Selang agak lama Erni mulai menarik pinggangku agar memasukkan penis ke vaginanya, setelah masuk semua aku menarik perlahan-lahan dan memasukkannya kembali secara perlahan-lahan. "Ahh.. ayo Sayang.. ohh.. cepat.." Aku pun mulai mempercepat gerakanku. Dari tempatku terlihat Tuti dan Riyas saling menggesek-gesekkan vagina mereka. "Auuhh.. oouuhh.. iyahh.. yahh.. sshh.. hh.." desahan Erni berubah menjadi teriakan histeris penuh nafsu.

Tak lama kemudian Erni mencapai orgasme, tapi aku terus menusukkan penis ke arah vagina Erni. "Gantian donk, aku juga pingin nih.." kata Tuti sambil menciumi bibir Erni. Aku pun menarik penisku dan mengarahkan ke vagina Tuti setelah dia telentang. Ketika penisku masuk, vaginanya terasa licin sekali dan mudah sekali untuk masuk, rupanya dia telah mengalami orgasme bersama Riyas. Tampaklah Erni dan Riyas tertidur di lantai sambil berpelukan. Sedangkan aku terus menggenjot tubuh Tuti sampai akhirnya Tuti sudah mencapai puncak dan aku merasakan akan ada sesuatu yang akan keluar. "Aahh.." suara yang keluar dari mulutku dan Tuti. Akhirnya kami berempat tertidur dan pulang pada esok paginya. Setelah kejadian itu aku tidak pernah bertemu dengan Tuti dan Erni. Riyas sekarang sudah menikah dan tetap tinggal di ruko itu. Sedangkan aku masih sibuk dengan urusan kerja dan tidak pernah ke warnet itu lagi karena sudah ada sambungan internet di rumahku.

TAMAT
Read More..

AKAL BULUS




Saya seorang pemain bola di kesebelasan tempat tinggal saya. Karena terjadi tabrakan dengan teman, kaki saya mengalami patah tulang ringan. Dan saya harus dirawat di rumah sakit. Saya berada di kamar kelas VIP. Jadi saya bebas untuk melakukan apa saja. Saya sebetulnya sudah sehat, tetapi masih belum boleh meninggalkan rumah sakit. Makanya saya bosan tinggal disitu.

Pada pagi hari ketika saya sedang tidur, saya terkejut pada saat dibangunkan oleh seorang suster. Gila..! Suster yang satu ini cantik sekali.
"Mas Sony udah bangun ya..? Gimana tadi malam, mimpi indah..?" katanya.
"Ya Sus, indah sekali. Saya lagi bercinta dengan cewek cantik berbaju putih Sus..? Dan mukanya mirip Suster lho..!" kata saya menggodanya.
"Ah.. Mas Sony ini bisa aja.., habis ini Mas mandi ya..?" katanya lembut.
Lalu dia membawa handuk kecil, sabun, wash lap, dan ember kecil. Suster itu mulai menyingkap selimut yang saya pakai, serta melipatnya di dekat kaki saya. Terbuka sudah seluruh tubuh telanjang saya. Saya dengan sengaja tadi melepaskan semua baju dan celana saya. Ketika dia melihat daerah di sekitar kemalua saya, terkejut dia, karena ukuran kelamin saya serta kepalanya yang di luar normal. Sangat besar, mirip helm tentara NAZI dulu.

Lalu dia mengambil wash lap dan sabun.
"Sus.. jangan pake wash lap.., geli.. saya nggak biasa. Pakai tangan suster yang indah itu saja.." kata saya memancingnya.
Suster itu mulai dengan tanganku. Dibasuh dan disabuninya seluruh tangan saya. Usapannya lembut sekali. Sambil dimandikan, saya pandangi wajahnya, dadanya, cukup besar juga kalau saya lihat. Orangnya putih mulus, tangannya lembut. Selesai dengan yang kiri, sekarang ganti tangan kanan. Dan seterusnya ke leher dan dada. Terus diusapnya tubuh saya, sapuan telapak tangannya lembut sekali saya rasakan, dan tidak terasa saya memejamkan mata untuk lebih menikmati sentuhannya.

Sampai juga akhirnya pada batang kejantanan saya, dipegangnya dengan lembut ditambah sabun. Digosok batangnya, biji kembarnya, kembali ke batangnya. Saya merasa tidak kuat untuk menahan supaya tetap lemas. Akhirnya batang kemaluan saya berdiri juga. Pertama setengah tiang, lama-lama akhirnya penuh juga dia berdiri keras.
Dia bersihkan juga sekitar kepala meriam saya sambil berkata lirih, "Ini kepalanya besar sekali mas.. baru kali ini saya lihat kaya gini besarnya. Dikasih makan apa sih koq bisa gini mas..?" katanya manja.

"Sus.. enak dimandiin gini.." kata saya memancing.
Dia diam saja, tetapi yang jelas dia mulai mengocok dan memainkan batang kemaluan saya. Sepertinya dia suka dengan ukurannya yang menakjubkan.
"Enak Mas Sony.. kalo diginikan..?" tanyanya dengan lirikan nakal.
"Ssshh.. iya terusin ahh.. sus.. sampai keluar.." kata saya sambil menahan rasa nikmat yang tidak terkira.
Tangan kirinya mengambil air dan membilas batang kejantanan saya yang sudah menegang itu, kemudian disekanya dengan tangan kanannya. Kenapa kok diseka pikir saya. Tetapi saya diam saja, mengikuti apa yang mau dia lakukan, pokoknya jangan berhenti sampai disini saja. Bisa-bisa saya pusing nantinya menahan nafsu yang tidak tersalurkan.

Lalu dia dekatkan kepalanya, dan dijulurkan lidahnya. Kepala batang kejantanan saya dijilatinya perlahan. Lidahnya mengitari kepala senjata meriam saya. Semilyard dollar.. rasanya.. wow.. enak sekali. Lalu dikulumnya batang kejantanan saya. Saya melihat mulutnya sampai penuh rasanya, tetapi belum seluruhnya tenggelam di dalam mulutnya yang mungil. Bibirnya yang tipis terayun keluar masuk saat menghisap maju mundur.

Lama juga saya dikulumi suster jaga ini, sampai akhirnya saya sudah tidak tahan lagi, dan, "Croott.. croott.." nikmat sekali.
Sperma saya tumpah di dalam rongga mulutnya dan ditelannya habis. Sisa pada ujung batang kemaluan pun dijilat serta dihisapnya habis.
"Sudah ya Mas, sekarang dilanjutkan mandinya ya..?" kata suster itu, dan dia melanjutkan memandikan kaki kiri saya setelah sebelumnya mencuci bersih batang kejantanan saya.
Badan saya dibalikkannya dan dimandikan pula sisi belakang badan terutama punggung saya.

Selesai acara mandi.
"Nanti malam saya ke sini lagi, boleh khan Mas..?" katanya sambil membereskan barang-barangnya.
Saya tidak bisa menjawab dan hanya tersenyum kepadanya. Saya serasa melayang dan tidak percaya hal ini bisa terjadi. Terakhir sebelum keluar kamar dia sempat mencium bibir saya. Hangat sekali.
"Nanti malam saya kasih yang lebih hebat." begitu katanya seraya meninggalkan kamar saya.

Saya pun berusaha untuk tidur. Nikmat sekali apa yang telah saya alami sore ini. Sambil memikirkan apa yang akan saya dapatkan nanti malam, saya pun tertidur lelap sekali. Tiba-tiba saya dibangunkan oleh suster yang tadi lagi. Tetapi saya belum sempat menanyakan namanya. Baru setelah dia mau keluar kamar selesai meletakkan makanan dan membangunkan saya, dia memberitahukan namanya, rupanya Vina. Cara dia membangunkan saya cukup aneh. Rasanya suster dimanapun tidak akan melakukan dengan cara ini. Dia sempat meremas-remas batang kemaluan saya sambil digosoknya dengan lembut, dan hal itu membuat saya terbangun dari tidur. Langsung saya selesaikan makan saya dengan susah payah. Akhirnya selesai juga. Lalu saya tekan bel.

Tidak lama kemudian datang suster yang lain, saya meminta dia untuk menyalakan TV di atas dan mengangkat makanan saya. Saya nonton acara-acara TV yang membosankan dan juga semua berita yang ditayangkan tanpa konsentrasi sedikit pun.

Sekitar jam 9 malam, suster Vita datang untuk mengobati luka saya, dan dia harus membuka selimut saya lagi. Pada saat dia melihat alat kelamin saya, dia takjub.
"Ngga salah apa yang diomongkan temen-temen di ruang jaga..!" demikian komentarnya.
"Kenapa emangnya Sus..?" tanya saya keheranan.
"Oo.. itu tadi teman-teman bilang kalau punya Mas besar sekali kepalanya." jawabnya.
Setelah selesai dengan mengobati luka saya, dan dia akan meninggalkan ruangan. Tetapi dia sempat membetulkan selimut saya, dia sempatkan mengelus kepala batang kejantanan saya.

"Hmm.. gimana ya rasanya..?" manjanya.
Dan saya hanya bisa tersenyum saja. Wah suster di sini gila semua ya pikirku. Jam 22:00, kira-kira saya baru mulai tertidur. Saya mimpi indah sekali di dalam tidur saya karena sebelum tidur tadi otak saya sempat berpikir hal-hal yang jorok. Saya merasakan hangat sekali pada bagian selangkangan, tepatnya pada bagian batang kemaluan saya, sampai saya jadi terbangun. Ternyata suster Vina sedang menghisap senjata saya. Dengan bermalas-malasan, saya menikmati terus hisapannya. Saya mulai ikut aktif dengan meraba dadanya. Suatu lokasi yang saya anggap paling dekat dengan jangkauan tangan saya.

Saya buka kancing atasnya, lalu meraba dadanya di balik BH hitamnya. Terus saya mendapati segumpal daging hangat yang kenyal. Saya menelusuri sambil meremas-remas kecil. Sampai juga pada putingnya. Saya memilin putingnya dengan lembut dan Suster Vina pun mendesah.
Entah berapa lama saya dihisap dan saya merabai Suster Vina, sampai dia akhirnya bilang, "Mas.. boleh ya..?" katanya memelas.
"Mangga Sus, dilanjut..?" tanya saya bingung.
Dan tanpa menjawab dia pun meloloskan CD-nya, dilemparkan di sisi ranjang, lalu dia naik ke ranjang dan mulai mengangkangkan kakinya di atas batang kejantanan saya.

Dan, "Bless.." dia memasukkan kemaluan saya pada lubangnya yang hangat dan sudah basah sekali.
"Aduh.. Mas.., kontolnya hangat dan enak lho.. ohh.."
Lalu dia pun mulai menggoyang perlahan. Pertama dengan gerakan naik turun, lalu disusul dengan gerakan memutar. Wah.., suster ini rupanya sudah profesional sekali. Lubang senggamanya saya rasakan masih sangat sempit, makanya dia juga hanya berani gerak perlahan. Mungkin juga karena saya masih sakit. Lama sekali permainan itu dan memang dia tidak mengganti posisi, karena posisi yang memungkinkan hanya satu posisi. Saya tidur di bawah dan dia di atas tubuh saya.

Sampai saat itu belum ada tanda-tanda saya akan keluar, tetapi kalau tidak salah, dia sempat mengejang sekali. Tadi di pertengahan dan lemas sebentar, lalu mulai menggoyang lagi. Sampai tiba-tiba pintu kamarku dibuka dari luar, dan seorang suster masuk dengan tiba-tiba. Kaget sekali kami berdua, karena tidak ada alasan lain, jelas sekali kami sedang main. Apalagi posisinya baju dinas Suster Vina terbuka sampai perutnya, dan BH-nya juga sudah terlepas dan tergeletak di lantai.
Ternyata yang masuk suster Vita, dia langsung menghampiri dan bilang, "Teruskan saja Vin.. gue cuman mau ikutan.. memek gue udah gatel nich..!" katanya dengan santai.

Suster Vita pun mengelus dada saya yang agak bidang, dia ciumi seluruh wajah saya dengan lembut. Saya membalasnya dengan meremas dadanya. Dia diam saja, lalu saya buka kancingnya, terus langsung saya loloskan pakaian dinasnya. Saya buka sekalian BH-nya yang berenda tipis dan merangsang. Dadanya terlihat masih sangat kencang. Tinggal CD minim yang digunakannya yang belum saya lepaskan.

Suster Vina masih saja dengan aksinya naik turun dan kadang berputar. Saya lihat dadanya yang terguncang akibat gerakannya yang mulai liar. Lidah Suster Vita mulai memasuki rongga mulut saya dan langsung saya hisap ujung lidahnya yang menjulur itu. Tangan kiri saya mulai meraba di sekitar selangkangan Suster Vita dari luar. Basah sudah CD-nya, dengan perlahan saya tarik ke samping dan saya mendapatkan permukaan bulu halus menyelimuti liang kewanitaannya. Saya elus perlahan, baru kemudian sedikit menekan. Ketemu sudah klit-nya. Agak ke belakang saya rasakan semakin menghangat. Tersentuh olehku kemudian liang nikmat tersebut. Saya raba sampai tiga kali sebelum akhirnya memasukkan jari saya ke dalamnya. Saya mencoba memasukkan sedalam mungkin jari telunjuk saya. Kemudian disusul oleh jari tengah. Saya putar jari-jari saya di dalamnya. Baru kemudian saya kocok keluar masuk sambil memainkan jempol saya di klit-nya.

Dia mendesah ringan, sementara Suster Vina rebahan karena lelah di dadaku dengan pinggulnya tiada hentinya menggoyang kanan dan kiri. Suster Vita menyibak rambut panjang Suster Vina dan mulai menciumi punggung terbuka itu. Suster Vina semakin mengerang, mengerang, dan mengerang, sampai pada erangan panjang yang menandakan dia akan orgasme, dan semakin keras goyangan pinggulnya. Sementara saya sendiri mencoba mengimbangi dengan gerakan yang lebih keras dari sebelumnya, karena dari tadi saya tidak dapat terlalu bergoyang, takut luka saya menjadi sakit.

Suster Vina mengerang panjang sekali seperti orang sedang kesakitan, tetapi juga mirip orang kepedasan. Mendesis di antara erangannya. Dia sudah sampai rupanya, dan dia tahan dulu sementara, baru dicabutnya perlahan. Sekarang giliran Suster Vita, dilapnya dulu batang kemaluan saya yang basah oleh cairan kenikmatan, dikeringkan, baru dia mulai menaiki tubuh saya.
Read More..

ADA APA DENGAN CINTA BAG 1





"Ly, sudah lebih setengah bulan kamu disini, untunglah banyak tamu yang terkesan akan penampilan dan servis kamu, dan banyak yang kembali menjadi langganan tetapmu" kata Om Lok memulai pembicaraan, tidak bisaanya Om Lok mengajakku ngobrol seperti ini, pasti ada yang perlu dibicarakan serius. Bisanya tiap minggu dia memberiku uang hasil kerjaku selama seminggu atau bukti transfer ke rekeningku langsung dia pulang, tapi kali ini lain.
"Emangnya ada apa Om" kataku to the point karena penasaran
"Ly, mau nggak mencoba yang lain?" tanyanya menjawab rasa penasaranku.
"Maksudnya?" aku tambah nggak ngerti.
"Maksud Om, begini.. mau nggak kamu main bertiga, melayani dua tamu sekaligus, uangnya gede lho" jelasnya langsung membuat aku muak mendengarnya.
"Om ini aneh aneh saja, melayani dua laki laki sekaligus kan ribet urusannya Om, mana bisa aku memuaskan mereka berdua secara bersamaan, ntar dibilang servisku nggak bagus, lagian orangnya ada kelainan jiwa kali" tanyaku polos sedikit tersinggung, aku memang sering melihat di VCD tentang sex bertiga, tapi itu aku anggap hanya dilakukan hanya di film dan orangnya pasti punya kelainan atau fantasi yang kebablasan.
"Siapa bilang melayani dua laki laki sekaligus, justru kerja kamu lebih ringan karena orangnya ini akan datang dengan istrinya, uangnya lumayan gede lho"
"Ha?? Om ini ada ada saja, mana ada orang ngajak istrinya untuk selingkuh dengan wanita lain, gila kali" jawabku sewot merasa dibodohi Om Lok.
"Kamu mau nggak?, kalo nggak mau Om kasih ke yang lain, kamu primadonaku selalu mendapat prioritas pertama, yang jelas uangnya bisa dobel sementara kerjamu lebih ringan karena ada wanita lain yang meringankan kerjamu" bujuk Om Lok.

Aku diam saja mencoba memahami jalan pikiran Om maupun tamu aneh itu.
"Entahlah Om, aku pikir pikir dulu" jawabku bingung tak bisa mengambil keputusan untuk hal aneh yang tak terduga semacam itu.
"OK, kasih aku jawaban setelah tamu terakhirmu pulang, jangan lewat besok pagi atau anak lain yang mengambil kesempatan ini" ancamnya sebelum keluar kamar.

Aku tidak sempat berpikir lebih jauh karena tak berselang lama tamuku sudah datang menemuiku.
Selama melayani dia aku tak bisa konsentrasi penuh, justru lebih banyak memikirkan tawaran Om Lok, banyak pertimbangan yang aku pikirkan selain materi tentu saja.

Aku tak tahu apakah tamuku ini mengetahui apa nggak, untungnya dia tamu baru bukan pelanggan yang sudah pernah datang, jadi dia tak bisa membedakan pelayanan dan sikapku saat ini dengan sebelumnya.
Hampir dua jam aku melayaninya, sebenarnya dia cukup menarik dan tidak terlalu tua (tentu saja dibandingkan lainnya) tapi pikiranku sedang tidak in the track. Kuusahakan untuk tetap memuaskan dia meskipun aku sendiri tak bisa menikmatinya, bahkan akupun tak kecewa ketika sudah 3 kali membuatnya orgasme tapi tak sekalipun kuraih.

Aku kembali merenung, kubiarkan tubuhku masih telanjang, hanya berbalut handuk seperti saat mengantar tamu terakhirku pulang tadi, kuhisap dalam dalam Marlboro putih (aku mulai merokok dikala sendiri menyambut sang dewi malam).

------ xx -----

"Kamu bodoh, sendirian menunggu di rumah sementara suamimu bersenang senang dengan wanita lain di hotel" kata suara diseberang telepon yang aku tahu tetanggaku. Aku memang sering mendengar isu isu kalau suamiku senang main perempuan, tapi tak pernah kuhiraukan, paling juga orang yang iri melihat kebahagiaan kami, pikirku. Sejauh ini aku sangat mempercayai akan kesetiaan suamiku, mengingat bagaimana berat perjuangannya mendapatkanku dulu, tak kuragukan lagi kecintaannya padaku. Segala macam isu miring kuanggap angin lalu selama aku tidak memergoki atau ada bukti lain yang meyakinkan.

Segera kututup dengan kasar telepon itu, entah sudah berapa kali dia mengatakan hal itu, tiga deringan tak kuangkat, kubiarkan saja berdering. Deringan keempat aku sudah tak tahan mendengarnya, segera kuangkat.

"Apa sih maumu?" teriakku kasar tanpa berpikir kalau kalau telepon itu dari orang lain.
"Hotel Simpang kamar 512", dia langsung menutup telepon dengan kasar pula.

Aku tercenung, rasa marah berubah menjadi penasaran setelah dia memberi sedikit petunjuk, tapi segera kulupakan, tak mungkin suamiku tercinta menghianatiku. Setengah jam aku melupakannya tapi tetap saja rasa penasaran menggelayut di kepalaku, segera aku ganti baju dan kupacu mobilku menuju tempat yang disebutkan tadi.

Ragu ragu kumasuki lobby hotel, sebagai wanita rumah tangga sebenarnya agak segan juga aku ke hotel apalagi sendirian seperti ini, tapi rasa penasaran lebih menguatkan niatku, kucari House Phone dan kuhubungi nomer tersebut dan DEG, jantungku terasa berhenti berdetak ketika kudengar suara suamiku, terdengar latar belakang suara perempuan yang berisik, langsung kututup, aku tak tahu harus bagaimana, beberapa saat aku berdiri mematung di pojok Lobby, tercenung dan bingung mau apa.

Tapi rasa penasaran membawaku menuju kamar itu, dengan gemetar kutekan bel, posisiku sedikit menyamping supaya tidak terlihat dari lubang intip di pintu, setelah 3 kali bel barulah pintu dibuka.

Darahku seakan berhenti mengalir, lututku seolah tak mampu menahan beban tubuhku ketika kulihat wajah yang begitu kukenal dan wajah yang begitu kucintai nongol dari balik pintu itu hanya berbalut handuk di pinggangnya, langsung kudorong pintu itu dengan penuh emosi, suamiku yang juga terkaget melihat kedatanganku tak mampu menahan doronganku dan apa yang kulihat di kamar itu membuat pandanganku langsung berputar, mataku berkunang kunang, darahku naik ke ujung kepala. Kulihat Elsa sahabatku sedang duduk di sofa dalam keadaan telanjang, sementara wanita lain diranjang berusaha menutupi tubuhnya dengan bantal, kami semua terkaget, aku tak sanggup mengatakan apa apa dan langsung kutinggalkan kamar celaka itu.

Berlari secepat setan, tak kuhiraukan pandangan orang ketika melintasi Lobby sambil lari dan bercucuran air mata, segunung perasaan menggumpal begitu sesak memenuhi dadaku, ingin marah, ingin menjerit, ingin menangis, semua bercampur menjadi suatu muara air mata, aku menangis tanpa isak, hanya air mata yang deras membasahi pipiku, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kemarahan, air mata keputusasaan.
Hujan deras diiringi petir menyambar mengiringi tangisku, seperti itulah diriku, kutekan dalam gas Toyota Starlet hadiah perkawinan dulu, tanpa arah kususuri kelamnya jalanan Surabaya yang semakin kelam, tak kupedulikan air mata yang terus berderai mengalir di pipiku, tak kupedulikan teriakan sumpah serapah dan "pisuhan" orang dipinggir jalan yang tersiram air genangan dari mobil.

Mengapa suamiku tega melakukannya? .. Mengapa Elsa tega menghianatiku? .. Mengapa aku begitu bodoh tak melihat kenyataan kedekatan hubungan mereka selama ini? .. Mengapa.. Mengapa .. Mengapa .. dan sejuta mengapa beruntun memenuhi kepalaku dan tak satupun bisa kujawab. Apa yang kurang pada diriku? Aku mencoba introspeksi diri, tapi tak kutemukan juga jawabannya.

Tuut.. tuut.. tuut, Bunyi telepon membuyarkan lamunanku.
"Gimana jawabannya, beri aku berita bagus" suara Om Lok dari seberang sana mendesakku.
Aku terdiam belum mengambil keputusan, Aku berpisah dengan suamiku karena dia tertangkap basah selingkuh bahkan dengan dua wanita sekaligus yang salah satunya sahabatku sendiri, kini aku harus melayani tamu untuk melakukan bertiga bahkan dengan istrinya sendiri, sungguh pelecehan terhadap cinta dan tatanan rumah tangga yang dulu aku agung-agungkan, sungguh tak bisa kumengerti, makin bingung memikirkan jalan hidup manusia.

Om Lok terus mendesakku dengan berbagai iming iming dan bujuk rayu, membuatku makin tak bisa berpikir jernih.
"Tapi jangan harap aku ikutan melayani wanita itu" akhirnya lagi lagi aku menyerah oleh bujukannya, sebagaimana dulu aku menyerah ajakannya untuk terjun ke dunia ini, dunia yang selama ini aku cibir dan aku pandang rendah.
".. aku masih normal Om, masih bisa merasakan enaknya laki laki" lanjutku ketus mengingatkan, ketika tiba tiba teringat adegan di film dimana wanitanya saling menjilat dan mencium, ini membuatku muak.
"Gitu dong primadonaku, tak pernah mengecewakan tamu, oke aku akan hubungi mereka kamu siap siap saja, mungkin besok mereka datang" kata Om Lok mengakhiri pembicaraan.

Hari Minggu biasanya justru sepi tamu, paling banyak 2 orang, itupun bisaanya mereka dari luar kota yang kesepian, dibandingkan hari bisaa rata rata 3-4 orang, mungkin karena hari itu banyak laki laki yang lebih suka berkumpul dengan anak istrinya, sebagai suami yang baik, tidak seperti hari kerja bisaa yang bisa mencuri waktu dengan alasan lembur atau rapat atau SAL. Biasanya kumanfaatkan waktu Minggu pagi untuk renang atau fitness di hotel, tak kupedulikan pandangan nakal dari tamu yang melototiku, bahkan terkadang aku juga over acting meski tak norak di depan mereka, toh ini bagian dari Marketing.

Aku mengenakan pakaian casual, celana jeans straight putih dengan kaus you can see ketat orange, full press body, terlihat tubuhku yang padat dan sexy. Kutunggu sepasang suami istri yang bakal menjadi tamuku, jarum jam sudah menunjukkan pukul satu lewat, berarti mereka terlambat dari janjinya. Sepanjang pagi aku masih belum bisa membayangkan akan seperti apa kalau bermain bertiga, apalagi dengan suami istri. Sudah beberapa disc aku putar untuk mencari referensi permainan bertiga dengan dua wanita, sayangnya semua menunjukkan adanya factor lesbian diantara wanitanya, mereka saling peluk, saling cium, dan saling jilat, aku tak bisa dan tak akan mau melakukan itu.

Pukul setengah dua mereka baru tiba diantar Om Lok, sepeninggalnya kami sudah bertiga di kamarku.
Mereka pasangan matang usia, sepasang chinese, kutaksir Koh Anton suaminya tidak lebih 40 tahun sedangkan istrinya, Cindy, mungkin baru berumur 34-35 tahun. Pasangan yang ideal tampan dan cantik, entah apa yang salah pada mereka sehingga memerlukan kehadiranku di antara mereka. Harus kuakui Cindy tidak kalah cantik maupun sexy dari aku, apa yang kurang dari dia rasanya secara fisik tidak ada.

"Hmm, cantik dan sexy, tak salah si Om memuji perimadonanya" komentar Cindy ketika melihatku, suaminya hanya cengar cengir mendengar komentar istrinya.
Agak canggung aku menemani mereka berdua, mau mendekati si Anton takut sang istri cemburu, mau mendekati si istri, nggak mungkin aku lakukan, jadi aku serba salah, tak tahu harus bagaimana dan harus darimana memulainya.
Mungkin mereka melihat kecanggunganku, Cindy mengambil inisiatif.
"Lily, masak duduknya berjauhan gitu, sini dong, duduk sini disebelahnya" Cindy mulai membuka peluang ketika aku masih duduk di kursi yang terpisah.
Aku duduk di sebelah Anton, yang kini dijepit aku dan istrinya. Anton menggeser posisi duduknya menghadapku dan membelakangi istrinya, dia menciumku, aku agak risih dicium laki laki didepan istrinya.
"Nggak usah ragu ragu Ly, anggap aja aku tak ada, perlakukan dia sebagaimana biasa, santai saja" kata Cindy sambil beranjak meninggalkan kami dan duduk di tepi ranjang.

Meskipun mendapat lampu hijau dari istrinya aku masih canggung, bahkan ketika dia mulai mencium bibirku, aku sesaat diam saja tanpa membalas. Ketika Koh Anton mulai menjamah buah dadaku, mengusap dan meremasnya, barulah aku mulai berani membalas ciuman bibirnya, perlahan kami mulai saling melumat.

Koh Anton melanjutkan ciumannya di leherku, aku mendesah geli, tanganku ragu ragu meraih selangkangannya yang mulai menegang, kugosok dan kuremas remas hingga makin keras. Koh Anton melepas kaosku hingga tampak bra hitamku yang transparan memperlihatkan putingku di baliknya. Sejenak Koh Anton mengamati dadaku, lalu kembali menciumi bibirku, leherku hingga dadaku, begitu bergairah kepalanya mengusap usap di dada, bibirnya mempermainkan putingku dari balik bra. Birahiku perlahan mulai naik, terlupakan sudah kehadiran istrinya yang sedang menonton kami, kubuka resliting celananya dan mengeluarkan kejantanan dari sarangnya, seperti chinesse pada umumnya, ukurannya kecil, Chinese terbesar masih milik Koh Wi, tamu pertamaku dulu. Tali bra sudah merosot ke lenganku, kukocok penis Koh Anton, dengan mudahnya dia membuka kaitan bra yang memang di depan. Buah dadaku kini menggantung indah tepat di muka Koh Anton.

"Wow, very very nice, padat berisi, aku jadi minder nih" komentar Cindy yang langsung disambut suaminya dengan kuluman di putingku, permainan lidahnya sungguh menghanyutkan. Ternyata ada sensasi tersendiri ada orang ketiga di ruangan ini, apalagi orang ketiga itu adalah istrinya, kecanggungan berubah menjadi sensasi erotika yang aneh. Kuluman dan remasan Koh Anton melambungkanku ke nikmat birahi, kukocok penisnya semakin cepat, cairan bening sudah membasahi batang kejantanannya.

Tanpa kusadari aku sudah mulai mendesis nikmat, lidah dan bibirnya berpindah dari satu puncak bukit yang ke lainnya, tanpa kusadari ternyata Cindy sudah berlutut di antara kaki suaminya, tangannya berbagi dengan tanganku meremas kejantanannya. Tanganku masih mengocok ketika Cindy mulai menjilati penis suaminya, dua tangan dan satu lidah bergerak di batang kejantanan Koh Anton, kuluman dan jilatan disertai remasannya makin menjadi jadi di dadaku. Batang kejantanan Koh Anton sudah masuk ke mulut istrinya tapi aku tak mau menghentikan kocokanku, tangan Cindy berpindah mengelus kantong bolanya, sesekali Koh Anton mendesah di antara buah dadaku, nikmat merasakan pelayanan dua wanita sekaligus di penisnya.
Read More..

LIMA LAWAN SATU





"Hallo Nia.."
"Iya Man pa kabar?"
"Baik, kamu ada dimana?"
"Aku lagi di tempat kost temanku nih, main donk kesini teman-teman ku pingin kenalan sama kamu..", katanya
"Ehmm.. di daerah mana?" tanyaku.
"Daerah Radio Dalam, dateng ya sekarang"
"Ok deh nanti kalau aku dah deket aku telpon ya" kataku
"Ok aku tunggu ya, jangan lupa siapin diri, hehehe..", katanya lagi
"Lho, emang aku mau diapain?", tanyaku penasaran
"Mau diperkosa rame-rame siap nggak?"
"Siapa takut..", jawabku sekenanya

Lalu aku pun meluncur ke arah Radio Dalam dan sekitar 15 menit akupun sampai di tempat yang telah dijanjikan.
"Hallo Nia, aku dah di depan nih..", kataku
"Ok aku keluar ya, sabar.."

Lalu munculah seorang gadis yang sangat seksi tingginya sekitar 175 dengan berat sekitar 55 kg, wowww.. buah dadanya lebih besar dari pada punya Nia. Lalu dia menghampiri mobilku dan mengetuknya.
"Iya, ada apa?", jawabku dengan mataku yang tak lepas dari buah dadanya yang montok itu.
"Firman ya..", kata dia.
"Iya", kataku.
"Aku Melly temennya Nia yuk masuk yuk..", katanya dengan senyum nakalnya.
"Oh.. yuk", jawabku agak sedikit tergagap.

Wah, bakal ada pesta besar nih pikirku dalam hati. Sesampai dikamarnya aku disambut dengan pelukan dan ciuman oleh Nia dan aku diperkenalkan kepada 3 temennya yang lain yang satu bernama Dita, Ayu dan Kiki. Dan harus kuakui mereka bertiga tidak kalah menggiurkannya dengan si Melly.

Tiba-tiba Nia membuka omongan yang bagiku sifatnya hanya basa-basi dan kemudian diteruskan oleh teman-temannya dan lama-kelamaan omongan kami berlanjut ke arah selangkangan. Dan tiba-tiba dari arah belakang ada yang memelukku saat aku akan menengok, dengan cepatnya Melly mencium bibirku dengan liarnya, maka akupun tak kalah bernafsunya aku balas dengan liarnya pula.

Dan ternyata yang memelukku dari belakang adalah Nia dia terus menciumi leherku dan terus turun ke bawah mencoba membuka bajuku sementara aku masih saja berciuman dengan Melly. Ketika bajuku dilepaskan oleh Nia tiba-tiba ada tangan yang membuka celanaku termasuk celana dalamku maka langsung saja adekku yang telah tegang sedari tadi keluar dari sarangnya. Dan seketika itu juga "Adekku" langsung dilahap dengan liarnya setelah aku lihat ternyata Dita dengan ganasnya sedang mengulum kemaluanku.

Saat aku sedang diserang oleh tiga wanita ini aku sempat mencari kemana Ayu dan Kiki ternyata mereka ada di sofa dekat situ dan keduanya sudah telanjang bulat dan aku lihat Kiki sedang menjilati vagina Ayu dan Ayu pun mendesah-desah dan meliuk-liukan badannya diatas sofa tersebut sementara aku sendiri sedang kewalahan menangani seranga dari tiga wanita ini, maka aku tidak memperhatikannya.

Langsung saja aku buka baju Melly yang terdekat dengan aku dan ketika Melly sedang membuka seluruh bajunya aku tarik Dita keatas dan kami pun berciuman sementara itu Nia menggantikan posisi Dita mengulum kemaluanku. Begitu pula dengan Dita aku buka bajunya dan posisinya digantikan oleh Nia sedangkan posisi Nia digantikan oleh Melly, wow.. ternyata kuluman Melly lebih enak dari pada Nia dan Dita sampai akhirnya aku merebahkan diri di ranjang yang berada disitu.

Nia setelah melepas bajunya langsung saja memgang kemaluanku dan diarahkannya ke liang vaginannya yang ternyata sudah basah sedari tadi setelah pas maka diturunkan pantatnya perlahan-lahan hingga akhirnya..
Bless.., "Aah..", desah Nia.
Sementara Nia sedang asiknya menaik turnkan pantatnya diatasku, maka aku tarik Melly keatasku dan aku menjilati vaginanya.
"Ahh.. enak Man terus Man ohh.." desah Melly.
"Ahh.. ohh.sst" desah Nia yang bersahut-sahutan dengan Melly dan Ayu.
"Ohh.. yess lick my pussy Man ohh yess sst" racau Melly ketika klitorisnya aku hisap-hisap.

Sementara itu aku tarik pula si Dita dan aku masukan jari tengahku ke liang vaginanya sehingga membuat Dita meracau dan meliuk-liukan badannya.
"Ohh yes Man enak Man dalem lagi Man ohh.." racau Dita.
Sementara setelah berada dalam posisi seperti selama kurang lebih 15 menit akhirnya Nia menggenjotnya semakin cepat dan mengerang.
"Ahh.. Man aku keluar Man ah.." desah Nia dan seketika itu pula tubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata tanpa aku sadari dibawahku sudah ada si Ayu yang dengan cepatnya langsung melumat kemaluanku maka aku pun menggeliat menahan nikmat hisapan Ayu dan Melly segera turun dari mulutku dan memasukan kemaluanku ke vaginanya dan langsung digoyangkannya naik turun dan kadang memutar, sementara Dita tidak mau kehilangan kesempatan maka dia menyodorkan vaginannya ke mulutku dan akupun menjilati dan mengihisap-hisap vaginanya.

Setelah 5 menit aku jilati vagina nya maka tubuh Dita mengejang dan dia berteriak, "Man ahh.. aku keluar Man.. ah.." sambil menekan vaginanya ke mulutku langsung saja aku menghisap vaginanya kuat-kuat dan aku merasakan mengalir deras cairan dari vaginanya yang langsung aku sedot dan aku telan habis.

Setelah Dita merebahkan diri di sampingku ternyata Kki juga tidakmau ketinggalan dia menaiki aku dan kembali aku disodorkan vagina ke 3 siang ini yang langsung aku lumat habis baru aku memulai menjilati vagina Kiki Melly yang masih bergoyang diatasku akhirnya mengerang kuat.
"Man aku keluar Man ah.. sst ahh.." racaunya.
Terasa sekali cairanya mengalir deras mambahasi kemaluanku dan seketika itu pula ubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata Kiki sudah tidak tahan dan langsung menurunkan tubuhnya ke bawah dan memasukan penisku ke vaginanya dan..
"Ahh.. sst ahh.. Man mentok Man.. ah.." desahnya.
Sedangkan Ayu yang sedari tadi hanya melihat sambil masturbasi sendiri aku tarik keatasku dan aku jilat dan hisap vaginannya
"Ohh yess ohh lick it honey oh.." desah Ayu.
Setelah 10 menit Kiki diatasku dan menggoyangkan pinggulnya akhirnya dia pun mengalami klimaks.

Sementara aku sendiri yang sedari tadi belum keluar karena tidak konsentrasi maka setelah Kiki rebah di sampingku maka aku membalikan badan hingga Ayu berada di bawahku dan perlahan-lahan aku masukan penisku ke vaginanya terasa sangat sempit, ketika kepala penisku mulai menyeruak masuk hingga Ayu berteriak.
"Ahh.. pelan-pelan Man sakit"
Maka perlahan-lahan aku masukan lagi setelah setengahnya masuk aku diamkan sebentar agar vagina Ayu terbiasa karena aku melihat Ayu mengerenyitkan dahinya menahan sakit setelah Ayu tenag maka aku sorong pantatku dan akhirnya seluruh penisku berada dalam vagina Ayu
"Ahh Man sakit ah.." desah Ayu.

Dan perlahan-lahan Ayu mulai menggoyangkan pinggulnya maka aku pun menggenjot pantatku keluar masuk. Terasa semppit sekali vagina Ayu dan ketika aku melirik kebawah aku melihat ada teesan darah keluar dari vaginanya yang akhirnya baru aku ketahui bahwa memang Ayu yang termuda diantara semuanya dia baru masuk SMU kelas 1 dan hanya dia yang masih perawan.
"Ahh.. sst.. terus Man enak Man oh.. dalam lagi Man.." racau Ayu.
Maka aku menarik Ayu kepinggiran tempat tidur dengan posisi kakinya berada di bahu aku sementara aku berdiri memang Ayu tidak kelihatan seperti anak baru masuk SMU dengan tingginya sekitar 170 dan buah dadanya berukuran 36 B.

Setelah 10 menit aku menggenjot Ayu akhirnya dia pun mengerang.
"Man aku keluar Man ohh.. Man.."
Namun aku tidak perduli aku terus menggenjot Ayu karena aku sendiri mengejar klimaks ku, setelah itu aku balikan tubuh Ayu sambil terus menggenjotnya hingga akhirnya Ayu berada dalam posisi menungging dan aku terus menggenjotnya dari belakang sambil meremas buah dadanya 36Bnya yang mengayun-ayun.

Ketika aku sedang menggenjot dari arah bawah belakang aku merasakan ada yang menjilati buah pelirku dan ternya Melly sudah bangun lagi sehingga setelah 10 menit aku menggenjot Ayu dari belakang dia pun mengalami orgasme kembali.
"Ahh Man aku keluar lagi Man ah.." dan seketika itu tubuhnya benar-benar melemas melihat kondisinya yang seperti itu maka aku tidak tega dan langsung aku tarik Melly untuk mengangkang dan aku tusukan penisku ke vaginanya dan Melly dengan posisi dibawah mendesah-desah seperti orang yang kepedasan.
"Ahh.. Man terus Man.. esst enak Man terus Man oh.." racaunya.
"Enak Mel, aah.. esst ahh", racauku tidak karuan karena merasakan sedotan-sedotan di vagina Melly yang kata orang-orang 'empot ayam'.
Maka dengan semangatnya aku menggenjot Melly dan setelah 10 menit Melly berkata, "Man aku mau keluar Man.. Man ahh"
"Ntar Mell gue juga mau keluar barengan ya ahh" kataku.
Akhirnya, "Man gue nggak kuat Man ah..", ser.. ser.. ser.., terasa deras sekali semprotan Melly.
"Ahh gue juga Mell ah..", crot.. crot.. crott.., akhirnya akupun orgasme bersamaan.

Akhirnya Kamipun ketiduran dengan posisi aku diatas Melly. Kira-kira aku tertidur 15 menit tiba-tiba aku merasakan penisku dijilat-jilat dan dihisap-hiasap setelah aku membuka mataku ternyata Dita sedang mengulum penisku.
Maka seketika itu juga aku langsung meracau, "Ah.. ohh.. enak Dit terus Dit"
Tapi Dita tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada dia langsung naik keatas tubuhku dan memasukkan penisku ke liang vagiannya, memang dari 'peperangan' tadi hanya Dita yang belum merasakan penisku maka ketika yang lain lain sedang tidur Dita memanfaatkan momen tersebut sebaik-baiknya.

Terus dia menggoyangkan pinggulnya.
"Ahh.. esst enak Man ah.."
Aku pun merasakan keenakan dengan goyangan Dita karena goyangannya benar-benar seperti penari ular dia memutar-mutarkan pantatnya diatas penisku. Lama dia melakukan itu hingga akhirnya kami keluar bersamaan.
"Ahh Man enak Man ayo Man keluarin barengan ohh.."
Akhirnya, "Dit aku mau keluar ahh ohh crot.. crot.."
Kami pun lemas dan Dita menciumku bibirku mesra "Makasih ya Man, enak lho bener yang Nia bilang" katanya.
"Emang Nia bilang apa?" tanyaku penasaran.
"Kontolku kamu enak, kamu bisa bikin ceweq ketagihan nanti lagi ya" katanya.
Aku hanya tersenyum dan memeluk dia.

Akhirnya aku pun menginap disitu dan kami ber-enampun melakukannya berulang kali. Kadang aku mengeluarkan spermaku di dalam vagina Melly, Ayu ataupun yang lainnya secara bergantian. Hingga sekarang pun kami masih sering melakukan kadang satu lawan satu, kadang three some, ataupun langsung berenam lagi.

TAMAT
Read More..

THREE SOME WITH DEDI





Namaku Dedi, umur 24 tahun. Aku seorang gigolo di kota Bandung. Aku akan menceritakan pengalamanku melayani sekaligus 4 pelangganku dalam semalam. Aku menggeluti profesi ini sudah 4 tahun, dan sejak itu aku mempunyai pelanggan tetap namanya Tante Mira (bukan nama asli), dia seorang janda tidak mempunyai anak, tinggal di Bandung, orangnya cantik, putih, payudaranya besar walaupun sudah kendor sedikit, dia keturunan tionghoa. Dia seorang yang kaya, memiliki beberapa perusahaan di Bandung dan Jakarta, dan memeiliki saham di sebuah hotel berbintang di Bandung.

Sabtu pukul 7 pagi, HP-ku berbunyi dan terdengar suara seorang wanita, dan kulihat ternyata nomor HP Tante Mira.


"Hallo Sayang.. lagi ngapain nich.. udah bangun?" katanya.


"Oh Tante.. ada apa nich, tumben nelpon pagi-pagi?" kataku.


"Kamu nanti sore ada acara nggak?" katanya.


"Nggak ada Tante.. emang mo ke mana Tante?" tanyaku.


"Nggak, nanti sore anter Tante ke puncak yach sama relasi Tante, bisa khan?" katanya.


"Bisa tante.. aku siap kok?" jawabku.


"Oke deh Say.. nanti sore Tante jemput kamu di tempatmu", katanya.


"Oke.. Tante", balasku, dengan itu juga pembicaraan di HP terputus dan aku pun beranjak ke kamar mandi untuk mandi.

Sore jam 5, aku sudah siap-siap dan berpakaian rapi karena Tante Mira akan membawa teman relasinya. Selang beberapa menit sebuah mobil mercy new eye warnah hitam berkaca gelap berhenti di depan rumahku. Ternyata itu mobil Tante Mira, langsung aku keluar menghampiri mobil itu sesudah aku mengunci seluruh pintu rumah dan jendela.

Aku pun langsung masuk ke dalam mobil itu duduk di jok belakang, setelah masuk mobil pun bergerak maju menuju tujuan. Di dalam mobil, aku diperkenalkan kepada dua cewek relasinya oleh tante, gila mereka cantik-cantik walaupun umur mereka sudah 40 tahun, namanya Tante Lisa umurnya 41 tahun kulitnya putih, payudaranya besar, dia merupakan istri seorang pengusaha kaya di Jakarta dan Tante Meri 39 tahun, payudaranya juga besar, kulitnya putih, juga seorang istri pengusaha di Jakarta. Mereka adalah relasi bisnis Tante Mira dari Jakarta yang sedang melakukan bisnis di Bandung, dan diajak oleh Tante Mira refreshing ke villanya di kawasan Puncak. Keduanya keturunan Tionghoa.

Di dalam mobil, kami pun terlibat obralan ngalor-ngidul, dan mereka diberitahu bahwa aku ini seorang gigolo langganannya dan mereka juga mengatakan ingin mencoba kehebatanku.

Selang beberapa menit obrolan pun berhenti, dan kulihat Tante Lisa yang duduk di sebelahku, di sofa belakang, tangannya mulai nakal meraba-raba paha dan selangkanganku. Aku mengerti maksudnya, kugeser dudukku dan berdekatan dengan Tante Lisa, lalu tangan Tante Lisa, meremas batang kemaluanku dari balik celana. Dengan inisatifku sendiri, aku membuka reitsleting celana panjangku dan mengeluarkan batang kemaluanku yang sudah tegak berdiri dan besar itu. Tante Lisa kaget dan matanya melotot ketika melihat batang kemaluanku besar dan sudah membengkak itu. Tante Lisa langsung bicara kepadaku, "Wow.. Ded, kontol kamu gede amat, punya suamiku aja kalah besar sama punya kamu.." katanya.


"Masa sich Tante", kataku sambil tanganku meremas-remas payudaranya dari luar bajunya.


"Iya.. boleh minta nggak, Tante pengen ngerasain kontol kamu ini sambil kontolku dikocok-kocok dan diremas-remas, lalu dibelai mesra?" katanya.


"Boleh aja.. kapan pun Tante mau, pasti Dedi kasih", kataku yang langsung disambut Tante Lisa dengan membungkukkan badannya lalu batang kemaluanku dijilat-jilat dan dimasukakkan ke dalam mulutnya, dengan rakusnya batang kemaluanku masuk semua ke dalam mulutnya sambil disedot-sedot dan dikocok-kocok.

Tante Meri yang duduk di jok depan sesekali menelan air liurnya dan tertawa kecil melihat batang kemaluanku yang sedang asyik dinikmati oleh Tante Lisa. Tnganku mulai membuka beberapa kancing baju Tante Lisa dan mengeluarkan kedua payudaranya yang besar itu dari balik BH-nya. lalu kuremas-remas.

"Tante.. susu tante besar sekali.. boleh Dedi minta?" tanyaku.


Tante Lisa hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu tanganku mulai meremas-remas payudaranya. Tangan kiriku mulai turun ke bawah selangkangannya, dan aku mengelus-ngelus paha yang putih mulus itu lalu naik ke atas selangkangannya, dari balik CD-nya jariku masuk ke dalam liang kewanitaannya. Saat jariku masuk, mata Tante Lisa merem melek dan medesah kenikmatan, "Akhh.. akhh.. akhh.. terus sayang.."

Beberapa jam kemudian, aku sudah tidak tahan mau keluar.


"Tante.. Dedi mau keluar nich.." kataku.


"Keluarain di mulut Tante aja", katanya.


Selang beberapa menit, "Croot.. croot.. crott.." air maniku keluar, muncrat di dalam mulut Tante Lisa, lalu Tante Lisa menyapu bersih seluruh air maniku.

Kemudian aku pun merobah posisi. Kini aku yang membungkukkan badanku, dan mulai menyingkap rok dan melepaskan CD warna hitam yang dipakainya. Setelah CD-nya terlepas, aku mulai mencium dan menjilat liang kewanitaannya yang sudah basah itu. Aku masih terus memainkan liang kewanitaannya sambil tanganku dimasukkan ke liang senggamanya dan tangan kiriku meremas-remas payudara yang kiri dan kanan.

Sepuluh menit kemudian, aku merubah posisi. Kini Tante Lisa kupangku dan kuarahkan batang kemaluanku masuk ke dalam liang senggamanya, "Bless.. belss." batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaannya, dan Tante Lisa menggelinjang kenikmatan, ku naik-turunkan pinggul Tante Lisa, dan batang kemaluanku keluar masuk dengan leluasa di liang kewanitaannya.

Satu jam kemudian, kami berdua sudah tidak kuat menahan orgasme, kemudian kucabut batang kemaluanku dari liang kewanitaannya, lalu kusuruh Tante Lisa untuk mengocok dan melumat batang kemaluanku dan akhirnya, "Croot.. crott.. croott.." air maniku muncrat di dalam mulut Tante Lisa. Seketika itu juga kami berdua terkulai lemas. Kemudian aku pun tertidur di dalam mobil.

sesampainya di villa Tante Mira sekitar jam 8 malam. Lalu mobil masuk ke dalam pekarangan villa. Kami berempat keluar dari mobil. Tante Mira memanggil penjaga villa, lalu menyuruhnya untuk pulang dan disuruhnya besok sore kembali lagi.

kami berempat pun masuk ke dalam villa, karena lelah dalam perjalanan aku langsung menuju kamar tidur yang biasa kutempati saat aku diajak ke villa Tante Mira. Begitu aku masuk ke dalam kamar dan hendak tidur-tiduran, aku terkejut ketika ke 3 tante itu masuk ke dalam kamarku dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelain benang pun yang menempel di tubuhnya. Kemudian mereka naik ke atas tempat tidurku dan mendorongku untuk tiduran, lalu mereka berhasil melucuti pakaianku hingga bugil. Batang kemaluanku diserang oleh Tante Meri dan Tante Mira, sedangkan Tante Lisa kusuruh dia mengangkang di atas wajahku, lalu mulai menjilati dan menciumi liang kewanitaan Tante Lisa.

Dengan ganasnya mereka berdua secara bergantian menjilati, menyedot dan mengocok batang kemaluanku, hingga aku kewalahan dan merasakan nikmat yang luar biasa. Kemudian kulihat Tante Meri sedang mengatur posisi mengangkang di selangkanganku dan mengarahkan batang kemaluanku ke liang kewanitaannya, "Bless.. bleess.." batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Meri, lalu Tante Meri menaik turunkan pinggulnya dan aku merasakan liang kewanitaan yang hangat dan sudah basah itu. Aku terus menjilat-jilat dan sesekali memasukkan jariku ke dalam liang kewanitaan Tante Lisa, sedangakan Tante Mira meremas-remas payudara Tante Meri.

Beberapa jam kemudian, Tante Meri sudah orgasme dan Tante Meri terkulai lemas dan langsung menjatuhkan tubuhnya di sebelahku sambil mencium pipiku. Kini giliran Tante Mira yang naik di selangkanganku dan mulai memasukan batang kemaluanku yang masih tegak berdiri ke liang senggamanya, "Bleess.. bleess.." batang kemaluanku pun masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Mira. Sama seperti Tante Meri, pinggul Tante Mira dinaik-turunkan dan diputar-putar.

Setengah jam kemudian, Tante Mira sudah mencapai puncak orgasme juga dan dia terkulai lemas juga, langsung kucabut batang kemaluanku dari liang kewanitaan Tante Mira, lalu kusuruh Tante Lisa untuk berdiri sebentar, dan aku mengajaknya untuk duduk di atas meja rias yang ada di kamar itu, lalu kubuka lebar-lebar kedua pahanya dan kuarahkan batang kemaluanku ke liang kewanitaannya, "Bless..bleess.." batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Lisa. Kukocok-kocok maju mundur batang kemaluanku di dalam liang kewanitaan Tante Lisa, dan terdengar desahan hebat, "Akhh.. akhh.. akhh.. terus sayang.. enak.." Aku terus mengocok senjataku, selang beberapa menit aku mengubah posisi, kusuruh dia membungkuk dengan gaya doggy style lalu kumasukan batang kemaluanku dari arah belakang. "Akhh.. akhh.." terdengar lagi desahan Tante Lisa. Aku tidak peduli dengan desahan-desahannya, aku terus mengocok-ngocok batang kemaluanku di liang kewanitaannya sambil tanganku meremas-remas kedua buah dada yang besar putih yang bergoyang-goyang menggantung itu.

Aku merasakan liang kewanitaan Tante Lisa basah dan ternyata Tante Lisa sudah keluar. Aku merubah posisi, kini Tante Lisa kusuruh tiduran di lantai, di atas karpet dan kubuka lebar-lebar pahanya dan kuangkat kedua kakinya lalu kumasukkan batang kemaluanku ke dalam liang kewanitaannya, "Bless.. bless.. bless.." batang kemaluanku masuk dan mulai bekerja kembali mengocok-ngocok di dalam liang kewanitaannya. Selang beberapa menit, aku sudah tidak tahan lagi, lalu kutanya ke Tante Lisa, "Tante, aku mau keluar nich.. di dalam apa di luar?" tanyaku.


"Di dalam aja Sayang.." pintanya.


Kemudian, "Crott.. croott.. croott.." air maniku muncrat di dalam liang kewanitaan Tante Lisa, kemudian aku jatuh terkulai lemas menindih tubuh Tante Lisa sedangkan kejantananku masih manancap dengan perkasanya di dalam liang kewanitaannya.

Kami berempat pun tidur di kamarku, keesokan harinya kami berempat melakukan hal yang sama di depan TV dekat perapian, di kamar mandi, maupun di dapur.


TAMAT
Read More..

ANI ANAK GADIS




Aku seorang mahasiswa berumur 21 tahun. Pada saat liburan semester aku pulang ke kampungku di Garut. Untuk mengatasi kejenuhan, aku jalan-jalan di kota tersebut. Dan masuk ke sebuah pusat belanja di kota kecil itu. Secara tak sengaja aku memandangi seorang gadis yang bisa dikatakan cantik. Wajahnya memancarkan kecantikan alami yang jarang ditemui pada seorang gadis kota.

Singkat cerita kami berkenalan. Namanya Ani, berumur 16 tahun. Duh, senang sekali aku bisa kenalan dengan gadis seperti dia. Bulan demi bulan telah berlalu, kamipun semakin akrab dan sering berhubungan lewat telepon. Singkat kata, kamipun sepakat untuk menjadi sepasang kekasih.

Pada liburan semester selanjutnya, kami berjanji bertemu di rumahnya. Rumahnya sih sederhana, maklum bapaknya hanya pedagang kecil, tapi bukan itu yang aku lihat. Malam itu kami berdua menonton layar tancap, hal yang sebenarnya cukup simple tapi yah namanya juga lagi kasmaran. Kami pulang jam sembilan malam atas keinginan Ani. Ternyata sampai di rumah pacarku, kami hanya menerima titipan kunci rumah. Keluarganya sedang pergi menegok teman ayah pacarku yang sedang sakit keras.

Malam itu dingin sekali, Ani permisi untuk ganti pakaian. Saat kulihat Ani dengan pakaiannya yang sederhana itu aku terpaku, betapa cantik dan anggunnya dia walaupun hanya memakai pakaian biasa. Aneh, ada seuatu yang aneh yang menjalar ke perasaanku.
“Lho, ada apa Kang?”, tanya Ani.
“Ah, nggak ada apa-apa!”, jawabku.
“Kok melihat Ani terus?”, tanyanya lagi.
“Ngak kok!”, jawabku.
“Kamu cantik, An”.
“Ah Akang!”, katanya lagi dengan tersipu.

Lama kami berpandangan, dan aku mulai mendekati dirinya. Aku pegang tangannya, lalu kuraba, betapa lembut tangannya. Kami saling berpegangan, meraba dan membelai. Perlahan kubuka pakaiannya satu persatu, kulihat ia dalam keadaan setengah telanjang. Kupandangi dadanya di balik BH putihnya, kupandangi seluruh tubuhnya, kulitnya yang sawo matang.
“Kang, bener Akang cinta ama saya?”, tanyanya lagi.
“Bener, Akang cinta ama kamu!”, jawabku sambil membuka BH dan Celana dalam warna putihnya.

Kini ia polos tanpa satu benangpun menutupi tubuhnya. Kubaringkan ia di tempat tidur, lalu kuciumi seluruh tubuhnya. Tubuh Ani bergetar hebat, menandakan bahwa dia baru pertama kali ini melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya.

Lalu kubuka selangkangannya dan kumasukkan penisku dengan extra hati-hati. Ani mengerang dengan pasrah, lalu kusuruh ia untuk menggigit bantal agar suaranya tidak kedengaran oleh tetangga. Kugerakkan penisku, maju mundur. Mata Ani merem melek keenakan. Nafasku mulai memburu, dan Ani mulai tidak bisa mengontrol dirinya, dia memegang bantal dengan eratnya, gerakanku semakin cepat, aku ingin sekali menembus pertahanannya yang rapat itu. Kupegangi payudaranya, kujilat, kukulum, dan kurasakan penisku mulai menegang dan, “Cret…, cret…, cret”. Spermaku keluar dengan deras, Ani memelukku dengan erat dan kamipun terbaring kelelahan. Dalam hati aku bertekad untuk menikahi gadis itu, karena aku sangat mencintainya.
.:tamat:.
Read More..

ANGIN SEJUK DAERAH KINTAMANI




Siang itu suasana di salah satu SMU negeri di Denpasar sangat hiruk-pikuk oleh ramainya pengumuman bagi siswa kelas 3 yang akan mengakhiri hari terakhir mereka di sekolah tercinta. Salah seorang gadis yang berbaju abu-abu dengan rambut panjang ikut berjubel diantara kerumunan murid-murid lainnya. Dia bernama Udiyani siswa kelas 3 jurusan pariwisata, dengan tinggi yang 169 cm memudahkan bagi dirinya untuk melihat papan pengumuman, tanpa harus berada di kerumunan terdepan.

Udiyani adalah pacarku ketika aku masih bekerja di sebuah travel agent di Bali, sebelum aku pindah ke Lombok untuk menjadi pemain musik di cafe. Dengan senyum kemenangan dia mendatangi aku yang sedang berdiri tak jauh dari tempat parkir sepeda motor.

"Mas Adiet.. Aku lulus..," teriaknya sembari memeluk aku.

Yang aku sambut dengan mengulurkan tangan dan mendekapnya erat.

"Syukur deh.. Sayang kamu bisa lulus" ujarku ikut gembira.

Sesuai rencana sebelum acara pengumuman, Udiyani mengajaku ke Kintamani apabila dia lulus. Sebagai ungkapan kegembiraannya atas berhasilnya dia menyelesaikan masa SMU dengan baik.

Tanpa menunggu waktu lagi aku dan Udiyani berangkat ke Kintamani, yang kebetulan siang itu udaranya cukup segar dan memang sebagai lokasi wisata yang menawarkan pemandangan alam pegunungannya, Kintamani selalu sejuk, apalagi menjelang senja dinginnya sampai menusuk tulang.

Dengan mengendarai motor, aku menjalankannya tanpa perlu terburu-buru, karena aku nggak mau melewatkan saat-saat terindah berdua terlewatkan begitu saja. Tangan Udiyani memeluk pinggangku erat, sesekali dia mencumbu belakang telingaku mesra. Tanpa terasa penisku yang berlapiskan celana jeans biru kesukaanku bergerak pelan, menandakan gejolak kelakianku mulai tergoda dengan adanya cumbuan-cumbuan Udiyani yang lembut.

Perjalanan ke Kintamani melewati jalan yang berkelok-kelok, dikanan jalan ada pemandangan danau bedugul yang sangat indah dengan airnya yang jernih, tapi sayang sore itu udaranya agak berkabut, sehingga mengganggu jarak pandang kita.

Aku dan Udiyani memutuskan untuk berhenti sesaat, sambil menikmati udara sore itu di Sebuah cafe kecil di tepian jalan yang pemandangannya langsung menghadap ke Danau Bedugul. Sambil memesan minuman hangat, aku mengeluarkan sebatang rokok kesukaanku dan menyalakannya sesaat, sebelum aku menghisapnya dalam-dalam.

Aku dan Udiyani Duduk memilih duduk di tempat yang agak ke pojok, karena kebetulan juga tempatnya cukup menguntungkan buat menikmati pemandangan ke Danau. Setelah menunggu beberapa saat minuman pesanan kita pun datang. Tanpa menunggu beberapa saat, sebelum pelayan pergi Udiyani sudah terlebih dulu meminumnya hal ini di karenakan udara pegunungan yang berkabut sudah mulai terasa menusuk tulang belulang.

Dengan lembut aku memeluk Udiyani yang nampaknya mulai kedinginan.

"Kamu kedinginan sayang?" Tanyaku

"Iyah nih Mas.." katanya pelan.

Sambil memeluk Udiyani aku membisikan kata-kata mesra.

"Adiet hangatkan yah sayang..!" kataku lembut di belakang telinga.

Udiyani hanya tersenyum manis, tanpa berkomentar sambil mengedipkan matanya tanda setuju. Udara sepertinya sangat mendukung sekali sehingga aku dan Udiyani semakin rapat berpelukan. Ketika ada keheningan sesaat diantara obrolan kita, tak pernah aku melewatkan untuk mengecup bibir Udiyani yang ranum tanpa terpoles lisptick.

"Ohh.. Mas.." desahnya ketika kecupan lembutku mengantarkannya melambung.

Kemesraan kita di cafe tak berlangsung lama, dikarenakan hari mulai menjelang senja. Setelah membayar minuman yang kita pesan, aku menggandeng tangan Udiyani dengan mesra untuk meninggalkan cafe dan mencari penginapan di sekitar Kintamani yang memang sudah dekat dari cafe tersebut.

Tak lama berselang aku menemukan sebuah hotel yang tempatnya begitu cocok menurut kita berdua.
Di Hotel itu tersedia restaurant yang pada malam harinya menyajikan acara live accustic musik.
Sengaja aku memilih Hotel yang ada fasilitasnya seperti itu, karena aku juga pemain musik di cafe yang posisiku di band pemegang rythm sekaligus vokal.

Setelah urusan dengan resepsionist selesai, aku mengajak Udiyani berjalan ke arah kamar. Kamar kami sangat romantis, di depan ada taman dan pancuran air kecil dari sumber mata air sekitar Kintamani dan ada tempat duduknya yang di hiasi lampu temaram. Di dalam kamar aku langsung rebahan di tempat tidur, karena perjalanan kita dari denpasar sedikit melelahkan membuat pegal-pegal di persendian.

"Mas.. Aku mau mandi dulu yah," katanya.

"Ntar keburu kedinginan, sekarang aja mulai terasa nih udaranya," sahutnya lagi.

"Kalau begitu kita sekalian aja mandi bareng," godaku.

"Boleh.. Siapa takut.." tantangnya kemudian.

Dengan berlari kecil aku mengejar Udiyani yang sudah sampai di depan kamar mandi. Sesampainya di dalam kamar mandi, aku langsung membuka kaosku dan hanya mengenakan celana pendek.

"Sayang.. Ini kan hari bahagia kamu setelah kamu lulus" kataku kemudian.

"iya aku tahu itu.. Lantas kenapa sayang?"tanya Udiyani mesra.

"Aku ingin memanjakan kamu dengan cara memandikan kamu mulai dari menggosok seluruh tubuh kamu, menyabuninya dan menyirami dengan shower," kataku lagi.

"Muachh.." seketika Udiyani mengecup bibirku lembut.

"Makasih sayang.. Kamu sudah manjain aku," sahutnya lagi.

Dengan lembut aku mulai membuka seragam SMU Udiyani yang masih dikenakan saat itu. Di mulai dari hemnya aku buka kancing atasnya secara perlahan, sambil aku memandangi wajahnya yang manis serta dengan senyumnya yang penuh pesona. Setelah kancing kedua aku buka, maka terpampanglah keindahan bukit payudaranya yang berukuran 36b itu mencuat keluar kontras dengan branya yang berwarna hitam. Aku menyelesaikannya dengan kancing terakhir, sembari aku mengecup kecil bukit payudaranya yang lembut.

Tinggallah rok abu-abunya yang belum aku sentuh. Sesaat aku mengecup kembali bibirnya yang menantang dengan sorot matanya yang pasrah. Kembali dengan perlahan aku membuka rok Udiyani, yang aku awali dengan menurunkan ziper di belakangnya.

"Srett.." bunyi ziper roknya ketika aku turunkan.

Dengan sekali rengkuh, terlepaslah rok Udiyani menyentuh lantai. Udiyani saat itu mengenakan CD warna hitam juga, yang dikombinasikan renda di pinggir dan di bagian tengahnya, sehingga terpampanglah dengan transparan rerumputan hitam lebat melalui renda Cdnya.

Dengan kedua tangan aku melanjutkam menurunkan CD hitamnya dan terpampanglah pemandangan yang membuat aku menelan ludah beberapa saat dan membuat kelakianku tergoda. Celana pendek yang aku kenakan telah menonjol sebelum aku melucuti pakaiannya, ditambah lagi sekarang dia sudah telanjang bulat di depanku.

Dengan lembut aku mulai menyiramkan air dari shower ke seluruh tubuhnya. Yang aku lanjutkan dengan mulai menyabuni punggungnya, pinggulnya yang bahenol, serta betisnya yang jenjang. Yang membuat Udiyani menggelinjang pelan.

"Ohh.. Mas.." desahnya pelan.

Setelah bagian belakang selesai aku sabuni, tinggallah bagian depan yang membuat kelakianku semakin menggelegak. Aku mulai menggosok bagian lehernya terlebih dahulu, karena aku tahu, bagian ini merupakan bagian yang cukup sensitif di samping bagian sensitif yang lainnya yang ada di tubuh Udiyani.

Perlahan tanganku mulai meraba sedikit demi sedikit leher jenjang nan mulus miliknya, dengan telapak tanganku yang penuh dengan busa sabun. Terkadang terdengar desahan lembut Udiyani yang menikmati setiap gerakan tanganku yang menelusuri permukaan kulit halusnya.

"Ohh.. Mas," desahnya lembut.

Kemudian tanganku bergerak turun ke arah dadanya yang membusung dan licin sembari kembali menuangkan sabun cair di sekitar payudaranya sekaligus ke putingnya yang mulai menonjol keras. Sengaja gerakan tanganku di dadanya sedikit melambat, hal ini aku lakukan sekaligus menyabuni dan merangsang payudaranya secara lembut.

Kembali desahan lembut terdengar olehku.

"Ohh.. Mas.. Teruskan"desahnya dengan mata terpejam.

Setelah cukup bermain di bagian dadanya, kembali tanganku bergerak turun ke arah perutnya yang datar yang hanya beberapa saat lamanya. Dan berakhir di daerah yang berbulu lebat nan hitam, tapi tertata dengan rapi menyerupai bentuk CD. Aku menuangkan sedikit shampoo ke tanganku, kemudian aku lanjutkan dengan menggosok bukit vaginanya dengan lembut. Sesekali tanganku menyentuh clitorisnya lembut yang menimbulkan sensasi tersendiri buat Udiyani.

"Ssshshshshsh.." desisnya pelan.

Tak lama aku lanjutkan untuk menggosok untuk lebih ke bawah lagi yaitu di bagian pangkal pahanya yang mulus dan aku menyelesaikan tugas terakhir memandikannya di bagian betisnya yang bak bulir padi itu. Setelah semua bagian tubuh Udiyani penuh dengan busa sabun, kembali aku menyiraminya dengan gagang shower ke seluruh permukaan tubunya untuk tahap akhir, sebelum aku mencumbu tubuhnya.

"Thanks ya.. Mas.. sudah di manjain," katanya pelan.

"Dengan senang hati kok sayang.. Aku lakukan buat kamu," jawabku mesra.

Kemudian aku memeluk tubuh Udiyani mesra, sembari membimbingya untuk duduk di pinggiran bathtub.
Dan selanjutnya aku nyalakan kran airnya. Sembari menunggu airnya penuh, aku jongkok di depannya yang lagi duduk sembari menaikkan salah satu kakinya di pinggiran bathtub. Lidahku mencumbu seluruh permukaan kakinya yang kemudian aku lanjutkan dengan menghisap lembut jemari kakinya yang lentik dan wangi itu.

Udiyani terpejam menerima perlakuanku yang begitu lembut, sehingga melambungkan nafsunya yang memang sudah sangat terangsang sejak awal. Lidahku begerak naik menelusuri betisnya yang jenjang dan berakhir di pahanya yang mulus. Gerakan lidahku semakin liar namun lembut, setelah sampai di pangkal pahanya. Aku menjulurkan lidahku kembali ke arah lekukan pangkal pahanya dan hal ini berpengaruh sekali untuk tubuh Udiyani menerima rangsangan dariku.

Dengan kedua tanganku aku mulai menyibak vaginanya yang aromanya khas sekali, dan kemudian aku julurkan lidahku yang basah ke permukaan clitorisnya yang mulai menonjol pelan. Kembali tubuh Udiyani mengelinjang pelan penuh kenikmatan menerima perlakuan ini.

"Hekk.. Sshh.. Mas," desahnya tak teratur.

Aku tahu kalau Udiyani begitu menikmati dan suaranya parau namun terdengar cukup sensual. Selanjutnya dengan gerakan mantap aku julurkan lidaku menerobos liang vaginanya yang mulai basah oleh lendir kenikmatan yang keluar dari vaginanya. Tiba-tiba gerakan tangan Udiyani begitu cepat merengkuh belakang kepalaku dan menariknya untuk lebih dalam ke permukaan vaginanya.

"Ohh.. Mas.. Aku mau keluar," teriaknya kecil.

Tanpa berhenti gerakan lidahku terus menerobos semakin ke dalam dan ini menimbulkan sensasi yang lebih hebat untuknya dan di akhiri dengan teriakannya yang panjang.

"Ohh.. Mass.." Udiyani mendesah lembut.

Setelah mencapai orgasmenya yang kesekian kalinya, aku memberikan kesempatan buatnya untuk istirahat sejenak, sambil aku berdiri menutup kran air yang ternyata sudah penuh. Kemudian aku berjalan ke pinggiran bathtub dan duduk disamping Udiyani untuk mencumbunya kembali. Perlahan tubuh Udiyani merosot ke bawah ke arah selangkanganku dan dengan gerakan lembut mulutnya melahap ujung penisku yang memang sudah sangat keras dari permainan awal.

Lidahnya bermain dengan perpaduan hisapan dan liukan ujungnya di rongga mulut miliknya yang mungil. Aku mendesah lembut menerima perlakuannya ini.

"Ohh.. Sayang.. Enak sekali," desahku dengan nafas tertahan.

Selanjutnya dengan lembut aku angkat tubuhnya dan memeluk pinggangnya untuk membelakangiku. Dengan lembut tanganku meremas payudaranya dari belakang dan menarik tubuhnya untuk mengambil posisi duduk. Udiyani melebarkan kakinya sembari jemari tangannya yang lentik memegang batang penisku dan mengarahkannya tepat di lubang vaginanya yang sudah basah oleh lendir. Perlahan Udiyani menurunkan pinggulnya secara lembut, maka melesaklah seluruh batang penisku yang sudah mencapai ereksi maksimal.

"Ohh.. Shhss," desah kami berbarengan.

Setelah penisku menembus bagian dalam vaginanya. Tanganku kembali meremas kedua payudaranya dari belakang dan lidahku menjilati punggungnya yang penuh dengan butir-butir air. Jemari tanganku yang kiri memilin ujung putingnya yang keras dan ini membuat bibirnya mendesah pelan.

"Ssshh.." desahnya penuh erotis.

Sementara tangan kananku menarik wajahnya mendekat ke wajahku. Aku mengulum bibirnya yang masih terbuka menahan nikmat dengan lembut. Udiyani tak tinggal diam dengan menggerakkan pinggulnya memutar seirama dengan gerakan pinggulku yang menghujam vaginanya lebih dalam.

Desahan dan teriakan kecil diantara percintaan kami sesekali terdengar. Dan ini menimbulkan kesan erotis tersendiri buat kita. Setelah beberapa saat lamanya adegan ini berlangsung. Tiba-tiba tubuh Udiyani bergetar dan semakin cepat gerakan pinggulnya.

"Mas.. Aku mau keluar," teriaknya.

"Kita keluarkan bersama sayang.." sahutku

"Aku juga mau keluar nih," timpalku lagi.

Kembali tanganku menarik wajahnya dan mengulum bibirnya dengan lembut. Dan tanganku satunya memilin ujung puting payudaranya. Dengan erat aku memeluk tubuhnya begitu aku merasakan cairan hangat menyirami batang penisku. Dan tak berlangsung lama penisku juga menyemburkan sperma ke dalam rongga vaginanya.

"ohh.. Mass.. Aku keluar," teriaknya bergetar.

"Aku juga.. Sayangg.." dengan nafas tak teratur.

Masih dengan posisi aku memeluk tubuhnya dari belakang aku mengulum bibirnya kembali sampai tetes terakhir spermaku dan di akhiri dengan mengecilnya penisku di dalam vagina Udiayani. Percintaanku dan Udiyani berlangsung kembali setelah acara makan malam di cafe yang malam itu pengunjungnya cukup ramai.

Selama makan malam berlangsung aku memilih meja yang meghadap langsung ke panggung dan ada di deretan tengah agak di ujung. Di atas meja aku nyalakan sebatang lilin untuk menemani makan malam kami. Malam itu semakin berkesan buat Udiyani, karena aku menyumbangkan sebuah lagu karanganku di acara live musik di cafe tersebut untuk dirinya yang sengaja khusus buat dirinya.

Begitulah kisah cintaku yang sampai saat ini aku masih menyimpanya di dalam hati sebagai kenangan yang manis di dalam hidupku.

TAMAT
Read More..

ANGELA NAMAKU






Aku punya seorang teman baik. Dia punya 2 orang adik perempuan. Yang paling kecil berumur 22 tahun. Namanya Angela, tingginya sekitar 170 cm, dengan badan yang langsing, sepasang kaki yang panjang, dan dada yang tidak terlalu besar. Wajahnya bagaikan bidadari dalam mimpi semua pria. Aku tidak menyangka dia akan menjadi secantik ini.

Suatu hari aku ke rumah temanku utk berangkat ke kantor bersama. Ketika itu aku melihat Angela sedang sarapan di ruang makan sendirian.

"Hi.." sapaku.

"Ko Adi sedang mandi, mungkin sebentar lagi selesai." Katanya.

Kemudian dia bangkit dan merapikan piring dan sendoknya dan langsung pamit untuk pergi ke kampus. Ketika Angella berdiri, aku bisa melihat seluruh tubuhnya. Dia memakai baju kemeja putih lengan pendek, rok coklat selutut, kemudian penis ku rasanya ingin meletus saat itu juga. Tidak kusangka dia memakai pantyhose berbahan transparan (ultra sheer) ditambah lagi sepatu talinya yang berwarna hitam membuat kakinya lebih indah dan seksi sekali. Terjadi peperangan batin yang sangat hebat di dalam diriku. Di satu pihak, hasrat penisku yang sangat berkobar-kobar untuk bercinta dengan kakinya kemudian menyetubuhinya berkali-kali. Di pihak lain, otakku mengatakan itu tidak baik, dan tidak mungkin aku melakukannya di saat ini. Sayang dia sudah punya pacar kalau tidak, pasti akan kujadikan miliku.

Ketika Angella sudah menghilang dari belakang pintu, dengan cepat aku naik ke lantai 2 dan mencoba untuk memasuki kamarnya. Beruntung sekali karena tidak dikunci. Aku segera menghampiri lemari pakaiannya dan mencari harta karun fantasi sex-ku. Tetapi aku mengalami kekecewaan karena dia hanya punya 3 pasang pantyhose, sehingga aku tidak mungkin mengambilnya. Untuk mengobati kekecewaanku, aku mencari keranjang cucian yang ada di kamar mandinya. Aku cari celana dalamnya. Aku menemukannya di antara pakaian tidurnya. Dengan cepat aku mengambil celana dalamnya yang terbuat dari bahan satin yang halus dan menempelkannya di hidung dan menarik nafas dalam-dalam. Pikiranku langsung melayang dan penisku semakin mengeras dan panjang.

Celana dalamnya masih menyimpan aroma yang khas dari vagina seorang wanita. Tapi aku buru-buru menyimpannya ke dalam kantong celanaku dan meninggalkan kamarnya. Aku kembali ke lantai 1 dan masuk ke kamar mandi. Aku buka resleting celanaku dan membebaskan penisku dari kurungan celana dalamku dan segera aku balutkan celana dalam Angela ke batang penisku dan langsung masturbasi sambil membayangkan bercinta dengan seorang bidadari perawan yang cantik yang mengenakan pantyhose dengan sepatu tali yang seksi.

Kubayangkan penisku masuk dan keluar, memompa vaginanya dengan cepat dan keras. Hanya dalam hitungan beberapa detik kemudian, aku mengalami ejakulasi yang hebat. Dengan sisa-sisa tenaga aku arahkan penisku ke jambannya, dan 3 semprotan panjang mengawali puncak orgasme ku dan diakhiri dengan beberapa tetes spermaku. Nafasku memburu dan berkeringat.

"Indra! Kamu lagi di WC ya?" terdengar teriakan dari Adi.

"Iya, bentar, gue lagi kencing nih." Dengan cepat aku keluarkan tissueku dan membersihkan kepala penisku yang tersayang, kemudian ku tarik flush yang ada di jamban dan hilanglah bukti dari hasrat ku yang membara. Ku simpan kembali harta karun ku dan keluar dari WC dan bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Sepanjang hari aku selalu teringat akan Angela, setiap kali aku ke WC aku selalu mengeluarkan celana dalam Angela dan menghirupnya dalam-dalam. Ternyata aroma wangi dari vagina Angela sangat memikat dan merangsang. Malamnya aku kembali bermasturbasi sambil membayangkan Angela, adik dari teman baikku yang sekarang menjadi objek fantasi sexual-ku.

Tidak kusangka keberuntungan berpihak kepadaku. Tidak lama kemudian Adi keluar dari kantor karena mendapatkan tawaran yang lebih bagus. Angela, bidadariku, yang mengambil alih pekerjaannya. Indahnya lagi, Adi memintaku untuk mengantarnya pulang karena tidak ada yang menjemput.

Hari pertama Angela masuk kerja merupakan surga dan neraka bagiku. Angela mengenakan terusan dengan model smart suit setinggi lutut yang berwarna coklat pastel muda dan ultra sheer pantyhose dan sepatu tali putih dengan hak sedang. Aku selalu mencari cara dan alasan untuk selalu berdekatan dengannya dan melahap kakinya yang menggiurkan dengan mataku.

Memang aku mempunyai fetish terhadap pantyhose sejak masih kecil. Semua ini karena adik terkecil dari ibu ku. Secara tidak sengaja aku menyentuh kakinya yang sedang dibalut oleh stocking dan aku telah jatuh cinta terhadap perasaan itu sampai sekarang. Sekarang umurku 26 tahun. Aku mengoleksi berbagai macam pantyhose dan stocking, namun sayang sedikit sekali yang berkualitas bagus di Indonesia.

Siang itu, aku bermasturbasi di WC kantor. Sorenya, aku dan Angela sedang dalam perjalanan pulang. Kami ngobrol tentang pekerjaan. Jalanan lumayan padat sehingga tidak bisa cepat-cepat dan sering berhenti. Aku memberanikan diri untuk bertanya.

"Angela, boleh aku bertanya sesuatu?"

"Apa?" jawabnya dengan ringan sambil melihatku.

"Tapi jangan marah atau tersinggung ya." Angela mengangguk kecil.

"Apakah kamu suka pakai pantyhose?"

"Koq kamu tahu aku pake pantyhose?"

"Cuma nebak-nebak aja."

"Aku baru mulai pake sih, belum lama."

"Apa kamu suka?"

"Iya, rasanya gimana gitu."

"Keliatannya halus."

"Iya, rasanya halus juga."

Aku menelan ludah dan mengumpulkan segenap keberanian untuk bertanya, "Apakah aku boleh megang? Maksudku aku cuma ingin tahu gimana rasanya." padahal aku sudah punya beberapa koleksi dan sudah tahu.

Tanpa ragu-ragu Angela menjawab, "Boleh."

Dengan perlahan-lahan kutaruh jar-jari tangan kiri ku di atas lutut kanannya. Ku elus-elus lututnya pelan-pelan. Seluruh badanku dipenuhi oleh sensasi erotis yang ditimbulkan oleh kelembutan pantyhose dan kaki Angela.

"Gimana rasanya?" tanya angela.

"Benar-benar halus." aku senyum kecil sambil memandang wajahnya yang cantik.

Penisku sudah dalam keadaan siaga satu dan dari luar terlihat sedikit menonjol. Untung mobilku mempunyai transmisi automatis sehingga aku tidak perlu mengganti-ganti gigi dan melepaskan tangan kiriku dari lututnya. Karena jalanan sangat macet, tidak lama kemudian Angela tertidur. Kuberanikan diriku untuk menjelajah lebih dalam lagi ke pahanya.

Angela tidak memberikan reaksi penolakan atau keberatan atas tindakanku, atau mungkin dia tidak merasakannya karena sedang tertidur. Aku tidak perduli, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Pelan-pelan tangan kiriku makin ke atas dan telah sampai di tengah-tengah pahanya. Ku belai pahanya yang lembut dan halus. Kulihat wajahnya, Angela tertidur dengan sangat tenang. Saat ini, roknya sudah tersingkap setengah paha. Untung roknya tidak terlalu ketat, jika tidak, aku akan mengalami kesulitan untuk menjelajah lebih dalam. Kuteruskan aksiku sampai pada paha bagian atas. Akhirnya aku sampai pada pusat segala kenikmatan sexual.

Jari tengahku menelusuri celah yang terbentuk dari ke dua pangkal pahanya. Jari tengah ku merasakan kehangatan dan kelembaban. Dengan perlahan kutelusuri garis cekungan yang terbentuk dari celah vaginanya. Tiba-tiba terasa basah dan licin. Penis ku bertambah keras dan kencang, ternyata Angela secara sadar atau pun tidak, terangsang dengan belaian tanganku yang nakal. Aku tidak tahu apakah dia sadar ataukah masih tertidur. Saat ini arus lalu lintas mulai lancar, aku langsung masuk ke pintu tol. Dengan cepat aku mengeluarkan uang pas dari asbak mobil dan dengan cepat pula memberikannya kepada petugas tol dan aku langsung tancap gas.

Setelah beberapa puluh meter, aku pelankan laju mobilku dan jari tengahku mulai memberikan tekanan-tekanan ringan pada selangkangannya. Bahan pantyhose yang halus bercampur dengan cairan manis yang di hasilkan oleh Angela membuat darahku makin mendidih dan sangat horny. Ku alihkan pandanganku dari jalan dan dengan cepat mengamati Angela. Rok nya sudah tersingkap sampai atas. Pahanya yang mulus terbungkus oleh pantyhose yang sexy. Wajahnya masih tidak menunjukan reaksi penolakan ataupun reaksi lainnya. Ku percepat gerakan jariku dengan tujuan membuatnya semakin terangsang dan orgasme. Kemudian kuselipkan jari manisku dan bersama-sama dengan jari tengahku, dan kumainkan vaginanya.

Setelah beberapa saat, ku putuskan untuk fokus pada klitorisnya. Gerakan jariku kupercepat namun tetap lembut dan tidak kasar. Samar-samar aku mendengar desahan halus yang berasal dari nafas Angela. Expresinya sedikit berubah. Kelihatannya Angela sangat menikmatinya. Cairan halus dan licin itu semakin membasahi celana dalam dan pantyhose Angela. Demikian pula dengan penisku, sudah membasahi celana dalamku.

Setelah beberapa menit pikiranku melayangkan imaginasi nikmatnya bersetubuh dengan adik teman baikku yang masih perawan ini, tiba-tiba aku dikagetkan dengan sebuah mobil truck besar yang langsung memotong tepat di depanku. Dengan reflek kuinjak rem untuk menghindari tabrakan, dan tangan kiriku sempat terhenti sejenak karena kekagetan itu. Aku dikejutkan lagi oleh tangan Angela yang menekan tangan kiri ku dengan kencang ke selangkangannya.

Aku langsung melanjutkkan memberikan rangsangan kepada klitorisnya dengan cepat dan sedikit lebih kuat. Pinggangnya mulai bergerak, aku bisa merasakan kontraksi otot pada selangkangannya. Kemudian terdengar desahan kenikmatan yang tertahan di dalam vaginanya. Angelaku yang manis mengalami orgasme pertamanya.

Setelah orgasmenya reda, ia membuka matanya dan menatapku dengan senyuman yang malu dan manis.

"Ko Indra nakal.." itulah kalimat pertama yang keluar dari mulutnya yang sexy.

"Bagaimana rasanya?" tanyaku.

Tangan kirinya tetap menahan tangan kiriku di vaginanya, tangan kanannya membelai sayang pipiku. Tangannya yang halus dan lembut membuatku semakin terangsang.

"Enak sekali.. Aku tidak tahu akan begitu enak.. Apa itu orgasme?"

"Itu belum seberapa, apa mau yang lebih enak lagi?" dengan berani aku menanyakan.

"Sex langsung?"

"Iya" jawabku.

"Apakah benar akan lebih enak dari ini?"

"Tentu saja."

Angela melihat jam pada dashboard.

"Apakah masih sempat? Sudah terlalu malam nanti aku di cariin sama orang-orang rumah."

"Bilang aja lagi ada acara ulang tahun teman."

"Ide yang bagus."

"Terus pacarnya gimana?"

"Biarin aja, aku juga tidak begitu suka."

Kesempatan emas yang tidak boleh kulewatkan. Tetap saja aku tidak menyangka akan semudah ini, dan Angela yang begitu berani. Apakah dia sudah pernah melakukannya?

Kuparkir mobilku disebuah hotel yang terletak di tengah keramaian kota. Langsung saja aku memesan sebuah kamar yang VIP dengan ranjang yang besar.

Segera setelah pintu kamar ditutup, aku duduk di atas kasur yang empuk dan menarik tangan Angela dan menyuruhnya duduk di atas pangkuanku. Posisi badannya menghadap ke kanan.

"Apa Angela yakin mau melakukan ini denganku?"


"Kalau memang orgasme terasa seindah dan senikmat itu, aku rela melakukannya."


"Apa setelah ini Angela akan melakukannya dengan orang lain juga?"


"Ya tidak lah Ko Indra ku sayang. Aku bukan pelacur seperti itu. Aku hanya ingin melakukannya dengan Ko Indra."


"Benarkah?"

Dia merangkul leherku dan kusambut dengan ciuman yang basah di bibirnya. Angela memejamkan matanya, ku julurkan lidahku ke dalam mulutnya. Dengan sedikit kaku dan kikuk bidadariku menyambut tarian lidahku. Tidak lama kemudian Irama cumbuan kami semakin meningkat dan cepat dan panas penuh dengan nafsu. Tangan kiriku menelusuri semua bagian dari punggungnya dan tangan kananku menelusuri paha dan betisnya yang terbalut oleh pantyhose.

Cumbuan kami bertambah liar, kutelusuri lehernya sambil menarikan lidahku. Terdengar desahan nikmat bercampur geli dari bibirnya. Angela membelai rambut dan punggungku.

"Oh.. Ko Indra.."

Saat ini tangan kiriku berhasil meraih payudara kirinya dari belakang. Ku pijat-pijat dengan lembut dan ku remas-remas. Tangan kananku dengan cepat melepaskan kancing-kancing bajunya. Angela pun mengikuti tindakanku dan melepaskan kancing bajuku, dan celanaku. Kusuruh Angela berdiri. Aku pun ikut berdiri dan langsung saja celana panjangku jatuh ke bawah. Ku tarik tangan kiri Angela dan meletakannya di penisku yang masih terbungkus celana dalam.

"Keras sekali dan basah.. Ngompol ya?" ejek Angela.


"Angela juga basah." Ku elus-elus selangkangannya. Kemudian dia tersipu malu.

Kubuka BH nya dan di depan mataku adalah sepasang payudara yang berukuran sedang dan ranum. Bajunya sengaja tidak kulepaskan, karena dia terlihat sangat cocok dan cantik dengan baju itu. Ku lihat celana dalamnya yang berwarna kulit menutupi vaginanya. Kuturunkan pantyhosenya sedikit dan kurobek celana dalamnya dan menariknya keluar. Kubetulkan kembali pantyhosenya, dan ku hirup aroma dari cairan vaginanya dan kujilat. Angela melihat dengan tatapan sedikit terkejut. Kutempelkan celana dalamnya ke hidung Angela.

"Bagaimana aromanya?"

Seakan-akan tidak percaya, ia menghirupnya beberapa kali.

"Aromanya seakan-akan menggetarkan seluruh tubuhku.." jawabnya.

Tiba-tiba saja aku merasakan tangan kirinya dengan penuh nafsu meremas-remas penisku. Kuturunkan celana dalam ku dan penisku berdiri dengan keras dan panjang. Mulutnya sedikit terbuka melihat penisku yang berukuran sedang namun keras seperti batu. Jarinya yang mungil menyentuh ujung kepala penisku. Tidak terbayangkan nikmatnya sentuhan Angela pada penis ku. Perlahan-lahan ia mulai memegang dan mengelus-elus seluruh batang penisku, akibatnya penisku benar-benar basah.

Aku suruh Angela tidur di atas ranjang. Ku jelajahi seluruh bagian dari kakinya yang panjang dan seksi. Aku habiskan lebih dari 30 menit hanya mengelus-elus dan memijat-mijat kecil seluruh bagian kakinya. Setiap kali aku melihat kaki dan sepatu talinya, rasanya ingin ku kulum. Akhirnya ku angkat kaki kanannya dan kuserbu dengan kuluman dan ciuman pada jari-jari kakinya tanpa melepas sepatunya. Setelah puas ku lanjutkan dengan mengulum vaginanya. Tanpa melepas pantyhosenya, aku mainkan tarian erotis dengan lidahku. Angela terus mendesah nikmat tanpa henti. Setelah beberapa saat, aku merasakan otot-otot pinggulnya mulai menegang.

Angela mengalami orgasme kecil. Kubuat sebuah lubang kecil dengan bantuan gigi dan jari ku. Lidah ku langsung menerobos masuk dan menyerbu klitoris Angela. Nafas Angela semakin memburu dan dari bibirnya terus mengalir alunan desahan kenikmtan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

"Ko.. Indra.. Enak banget.."

Ku arahkan pandanganku sedikit ke atas, bidadariku terlihat sangat menikmati oral yang ku berikan. Ku dorong lidahku lebih dalam lagi ke dalam vaginanya. Cairan cinta Angela terus mengalir tanpa henti. Aku ingin angela merasakan nikmatnya bercinta, dan betapa mengagumkannya multi orgasme. Ku masukan jari tengah ku ke dalam vaginanya. Jariku masuk dengan mulus tanpa menemui hambatan apa pun. Ku coba untuk mencari titik G spot yang menjadi puncak kenikmatan sexual Angela.

Desahan yang keluar dari mulutnya semakin kencang. Ada beberapa tempat yang mencurigakan, akhirnya aku berexperimen satu per satu. Memang makan waktu, tetapi setelah beberapa kali mencoba, akhirnya kutemukan. Aku tidak begitu yakin, tetapi semakin lama aku memberikan rangsangan pada titik tersebut, semakin kuat Angela menggeliat dan akhirnya orgasme. Kurasakan otot-otot vaginanya menjepit jariku dengan kuat. Setelah orgasmenya reda, aku memposisikan diriku di atas badan Angela. Kukulum bibir dan lidahnya.

"Sayang.. Aku akan memberikan kenikmatan yang tiada bandingannya, apa kamu sudah siap?"

Angela melihatku dengan nafsu yang membara dan menganggukan kepalanya. Kuberikan senyum manisku dan memposisikan penis ku di depan pantyhose yang sudah ku robek sedikit. Pelan-pelan ku masukan penis ku. Dinding vaginanya yang ketat dan kencang menyambut kedatangan penisku dengan hangat. Ketika kepala penisku tenggelam di dalam vaginanya, Angela memejamkan matanya dan mulutnya terbuka.

Kudorong lagi perlahan-lahan sampai seluruh batang penisku berada di dalam vaginanya. Hangat, basah dan kencang, itulah yang kurasakan ketika meluncur masuk. Pelan-pelan ku tarik sedikit dan masuk lagi. Setelah beberapa tarikan Angela membuka matanya dan menatapku dengan penuh kepatuhan. Dia sudah mulai terbiasa dengan penisku, kupercepat gerakan memompa ku dalam posisi misionaris. Angela mendesah nikmat. Makin lama makin cepat, kembali Angela hilang dalam orgasmenya yang kuat dan panjang. Titik G spot yang kutemukan berada disebelah bawah dinding vaginanya. Sulit untuk merangsangnya dalam posisi misionaris.

Kusuruh Angela membalikan badannya. Darah keperawanannya membekas di atas ranjang hotel. Begitu pula dengan penis ku, tertempel darah segar dari Angela. Kuarahkan Angela membentuk posisi doggy style. Aku sendiri juga sudah tidak dapat bertahan lama lagi. Aku ingin menyelesaikannya dengan memberikan multiple orgasme. Ku posisikan penisku ke daerah G spot Angela. Saat itu pula angela mendesah dengan kencang, karena vaginanya sudah terlalu sensitif. Kupompa Angela dari belakang, pertama-tama pelan kemudian semakin cepat dan cepat. Tidak sampai 5 menit, badan Angela kembali berkontraksi. Kontraksinya jauh lebih kuat dari sebelumnya. Kurasakan otot-otot vaginanya meremas-remas penisku. Benar-benar sensasi yang tidak ada bandingannya.

Aku dapat merasakan cairan madu Angela terus mengalir keluar membasahi paha kami. Badan Angela berkontraksi dan menggeliat dengan hebat bagaikan gempa bumi. Orgasme yang ia rasakan tak kunjung habis. Ku pelankan gerakanku, dan membiarkan Angela menikmati keseluruhan orgasmenya. Kucabut penisku dari vaginanya dan menyuruhnya tidur dengan terlentang. Kuposisikan penisku di depan bibirnya.

"Angela, buka mulutnya.. Anggap aja lolipop."

Angela menuruti kata-kataku dan menyambut 'lolipop' yang basah dengan ejakulasinya. Angela dengan kaku mengulum penisku. Namun rupanya dia mempunyai bakat alami dalam memberikan oral pada penis ku. Tidak lama kemudian, orgasme ku datang bagaikan petir. Seluruh badanku bergetar. Angela kaget ketika sperma ku meluncur dengan cepat dan kuat. Tidak terhitung berapa banyak spermaku yang keluar. Angela hampir tersedak, namun dengan cepat ia telan spermaku dan membersihkan sisa-sisanya.

Angela sudah kehabisan tenaga, aku berbaring disebelahnya. Ia menatapku dengan tatapan puas dan sayang. Bidadariku.. Akhirnya aku berhasil bercinta dengannya.

Setelah berbaring selama beberapa saat, aku mengajak Angela untuk mandi bersama. Terpaksa Angela harus melepaskan pantyhosenya. Kami saling membersihkan satu sama lain, tidak lama kemudian aku kembali memasukan penisku yang masih keras dan horny ke dalam vagina Angela. Dibawah pancuran shower yang hangat aku kembali bercinta dengan Angela. Ku angkat dan kutahan kaki kirinya dengan tangan kananku dan kusandarkan dia pada dinding kamar mandi. Ku pompa vaginanya dengan penisku, lembut namun mantap. Angela menarikan tarian lidahnya pada leherku. Tanpa disengaja dia menemukan tempat yang sensitif pada leher bagian kiriku.

"Iya.. Di sini.. Terus.."

Angela memfokuskan tariannya pada titik tersebut. Tak pernah kuduga betapa sensitifnya tempat itu, aliran-aliran listrik kecil seolah-olah berjalan di seluruh tubuhku, menambah sensasi yang luar biasa pada penisku. Aku terus mendesah dan sedikit mempercepat gerakan penisku, kadang-kadang aku mendorongnya sedalam mungkin dan mempertahankannya dalam posisi seperti itu dan kugoyangkan pinggangku dengan gerakan melingkar. Angela mendesah dan menghentikan tariannya.

Kulanjutkan lagi proses percintaanku. Dia merangkulku dengan kuat. Desahannya semakin cepat dan kuat.

"Ko.. Indra.."

Di bawah pancuran shower yang hangat, Angela mengalami orgasme yang kesekian kalinya. Badannya bergetar kuat. Otot-otot dinding vaginanya meremas-remas batang penisku dan membawaku ke ujung kenikmatan yang tak terbayangkan. Aku berusaha untuk menahannya selama mungkin, paling tidak sampai orgasme Angella mereda. Setelah reda, langsung ku keluarkan penisku, dengan tanggap Angela berlutut di depanku dan melahap penisku dengan mulutnya. Separuh penisku hilang didalam mulutnya. Lidahnya dengan cekatan menari-nari di penisku. Benar-benar tidak terlukiskan rasanya. Kupegang kepala Angela dengan kedua tanganku, pelan-pelan ku dorong masuk penisku sampai habis. Angela hampir tersedak dan dengan cepat menyesuaikan rongga kerongkongannya untuk menyambut penisku.

Kutarik lagi dan kumasukan lagi. Lidahnya tak pernah berhenti sedikitpun menarikan tarian erotis pada penisku. Rangsangan ini benar-benar membuat penisku meledak dengan orgasme yang kuat dan menggetarkan. Karena aku terus menarik dan mendorong penisku akibatnya spermaku ada yang mengalir keluar dari mulutnya. Spermaku yang mengalir keluar dari sudut bibirnya membuat Angela semakin cantik dan menggairahkan. Angela terus menjilat dan menelan sperma dari penisku sampai bersih.

"Suka ya?" Kutanya dengan lembut.

Tanpa melepaskan kulumannya, ia tersenyum dan mengangguk. Bidadariku ternyata sungguh luar biasa, ini benar-benar mimpi menjadi kenyataan. Seorang gadis cantik memberikan oral dan menelan sperma dari penisku.

Kami terpaksa menyudahi percintaan kami, karena sudah larut malam. Ku antar Angela pulang ke rumahnya. Sebelum keluar dari pintu mobil, kami bercumbu dengan penuh nafsu..

Malamnya kutelepon Angela. Kami setuju untuk pergi ke mall untuk berjalan-jalan. Angela mengenakan terusan model babydoll dengan panjang sampai 10 cm di atas lutut. Bahannya halus dan lembut. Pantyhose berwarna putih, ultra sheer, ditambah dengan sepatu tali berwarna putih yang melingkar sampai ke pertengahan betisnya, membangunkan penisku yang sedang tidur. Rambutnya terurai rapi, make up berwarna natural dan tipis, lipstick merah muda yang paling muda dengan wet look. Ketika masuk ke dalam mobil, dia menyapaku dengan manis dan manja.

"Sabar ya Ko Indra sayang.."

Angela mengatakan hal itu seolah-olah ia mengetahui apa yang sedang kupikirkan saat ini, yaitu berhubungan sex dengannya saat ini juga. Dengan tampang kecewa yang kubuat komikal aku mengeluh. Namun hal ini mengundang tawa bahak dari Angela.

"Apa tidak ada yang tahu kalau kita pergi bersama?" tanyaku.


"Tidak ada, aku cuma bilang mau bantu-bantu temanku yang mau married, jadi aku punya alasan untuk pulang sampai malam." jawab Angela sambil tersenyum manis.


"Angela, kamu benar-benar cantik, manis dan seksi sekali."


"Ko Indra bisa aja, kan aku dandan seperti ini cuma untuk Ko Indra."


"Memangnya kamu tidak pernah dandan untuk cowok kamu?"


"Cowok yang mana ya?"


"Kemarin katanya sudah punya?"


"Oh yang itu.. Sudah putus tuh.."


"Kapan?"


"Tadi malam." Angela menjawab dengan tenang.


"Boleh tahu kenapa?"


"Ko Indra lucu deh, pake acara nanya segala."

Aku menduga bahwa akulah yang menjadi alasan dari putusnya hubungan antara Angela dengan pacarnya.

"Gara-gara aku ya?"

Tiba-tiba saja Angela mencium pipi kiriku.

"Cuma Ko Indra yang bisa membahagiakanku."

Rasanya jantungku hendak meloncat keluar mendengar pernyataannya. Kuelus-elus pahanya yang dengan manis terbungkus oleh ultra sheer pantyhose berwarna putih sambil tersenyum manis.

Setelah beberapa saat, kami tiba di Plaza Senayan. Sambil bergandengan tangan kami memasuki pintu samping Plaza. Kami masuk ke Metro dan langsung menuju ke bagian pakaian dalam. Angela melihatku dengan senyumnya yang nakal. Kami mulai dari lantai dasar yang banyak menjual sepatu-sepatu wanita. Aku menyodorkan beberapa pasang sepatu tali yang sexy dan bagus. Ternyata Angela juga menyukainya dan aku membeli 2 pasang sepatu tali yang ber-hak tinggi dan sedang untuk Angela. Kemudian kami naik ke lantai atas untuk melihat-lihat stocking dan pantyhose yang dipajang pada counternya dan sibuk membahasnya. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli semua merk yang ada dalam beberapa warna. Namun kali ini Angela yang memaksa untuk membayar. Setelah itu kami makan siang di sebuah cafe di lantai atas.

Aku sengaja memilih tempat yang terletak disudut ruangan. Kami duduk di sofa yang menempel pada kedua sisi ruangan. Kami memesan dua piring spagheti, dan jus untuk makan siang kami. Setelah pelayan yang mencatat pesanan kami pergi, aku sibuk memeriksa sekeliling kami. Suasana masih sepi dan tidak ada yang memperhatikan kami, yang terpenting adalah taplak meja yang panjangnya sampai ke lantai. Benar-benar cocok untuk melaksanakan rencanaku. Dengan sekejap aku masuk ke bawah meja.

"Ko Indra.." Angela berusaha menyingkap kain yang menutupiku.


"Ssst.. Jangan keras-keras, nanti ketahuan.." Bisikku.


"Mau ngapain sih?"


"Ada deh.." Jawabku dengan senyum nakal.

Kurapikan kain penutup meja itu sehingga menutupi seluruh bagian pinggang Angela. Kemudian kubuka kedua kaki Angela yang menutupi selangkangannya. Lalu aku belai-belai vaginanya yang terbalut oleh pantyhose putih yang seksi.

"Ko Indra.. Jangan di sini nanti ada yang melihat.." Bisiknya.

Aku mengacuhkan bisikannya, karena aku merasakan bahwa Angela tidak memakai celana dalam dan pantyhose yang dikenakannya adalah yang 'sheer to waist'. Langsung saja kukulum vaginanya sambil membelai-belai kakinya yang panjang dan lembut.

"Ko Indra.."

Aku dapat merasakan sensasi nikmat yang menghanyutkan bersamaan dengan perasaan takut begitu pula dengan Angela. Kujilati seluruh bagian dari selangkangan Angela. Tidak lama kemudian aku dapat merasakan cairan manis yang khas mengalir dari vaginanya dan bercampur dengan kulumanku yang basah. Aku menjadi semakin bersemangat dan horny. Kupercepat kuluman dan tarian erotis lidahku. Sensasi yang menggelitik dan eksotis membuat tubuh Angela bergetar-getar. Aku yakin Angela pasti sedang berusaha keras untuk menahan ekspresinya dan menahan desahannya. Penisku meronta-ronta untuk keluar dari dekapan celana dalamku. Aku terus melahap Angela dengan penuh nafsu, dan tanganku tidak henti-hentinya membelai dan mengelus-elus kakinya.

"Silahkan Minumnya." Terdengar suara dari seorang pelayan wanita yang mengantarkan minuman.


"Terima kasih.." jawab Angela dengan suara yang sedikit bergetar.

Aku dapat merasakan Angela sedang menyedot jus yang baru saja di antar. Tangan kanannya menyelinap masuk ke dalam taplak meja dan mengelus-ngelus kepalaku. Tidak lama kemudian terdengar lagi suara dari pelayan wanita yang sama, membawakan pesanan kami. Setelah meletakan pesanan kami, pelayan itu meninggalkan Angela.

"Sayang ayo dimakan dulu." Bisikku dari bawah.

Angela dengan kikuk mencoba memakan spagheti yang telah kami pesan. Dia berusaha untuk tenang dan mencoba menikmati makanannya. Aku tahu dengan pasti sensasi yang dihasilkan oleh vaginanya (dengan pertolongan lidahku yang nakal) telah mengambil alih kesadarannya. Tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki yang mendekat, bersamaan dengan itu pula kedua kaki Angela menjepit kepalaku dengan kencang. Akhirnya aku merasakan otot-otot pinggul dan kakinya berkontraksi dengan keras. Cairan orgasmenya mengalir makin banyak, kulahap semua sampai tak tersisa. Badan Angela sedikit berguncang dan mengeluarkan suara seperti tersedak.

"Apa Ibu tidak apa-apa?"


"Oh.. Tidak.. Cuma sedikit tersedak.." Jawabnya dengan gugup.

Tidak kusangka Angela masih dapat berbicara menutupi keadaannya yang sedang orgasme. Setelah beberapa saat, Angela mulai mengendorkan jepitan kakinya, otot-otot pinggulnyapun mulai rileks. Aku mengintip dari belakang kain untuk melihat keadaan dan langsung aku keluar dari kolong meja dan duduk di sebelahnya.

"Batuk ya?" tanyaku.


"Ko Indra! Hampir saja tadi ketahuan!" Serunya sambil mencubit kecil pahaku.


"Tapi seru kan?" jawabku sambil tertawa kecil.


"Iya.. Tapi sekarang waktunya pembalasan!"

Dengan cepat Angela memeriksa keadaan dan langsung turun ke bawah meja. Dengan cekatan Angela membuka resleting celanaku dan membebaskan penisku dari kurungan celana dalamku. Langsung saja penisku berdiri dengan tegak. Tanpa mengulur waktu Angela mulai menjilati ujungkepala penisku, menikmati cairan pra orgasme yang telah membasahi kepala penisku. Lidahnya yang lembut dan hangat menari-nari indah, diselingi dengan kuluman yang dalam. Gerakan Angela sangat agresif seakan-akan ingin membuatk meledak saat itu juga. Aku tentu saja tenggelam dalam kenikmatan eksotis dan erotis yang diberikan oleh Angela.

Seperti halnya Angela, aku tidak dapat berkonsentrasi menikmati makananku. Untung saja porsinya sedikit. Seluruh badanku dipenuhi oleh listrik-listrik kecil yang semuanya menyerbu pusat saraf sensorikku. Tinggal suapan terakhir, oral yang diberikan oleh Angela membawaku ke puncak kenikmatan duniawi, yaitu orgasme. Badanku ikut bergetar dan menimbulkan suara. Aku berhasil menahan desahan nikmatku dalam-dalam. Seorang pelayan wanita datang untuk menawarkan tambahan minuman atau makanan.

"Tidak.. Sudah cukup.." dengan seluruh kesadaran yang tersisa aku menjawab.

Gelombang demi gelombang orgasme melanda penisku. Dengan setia Angela menampung semua itu di dalam mulutnya dan kemudian menelan madu murni yang keluar dari penisku. Setelah reda, dia masih saja menjilati dan menghisap penisku sampai kering, sampai semua madu yang melekat di penisku dihabiskannya, baru penisku yang masih setengah berdiri disimpan kembali ke dalam celanaku.

Aku memberinya isyarat untuk keluar. Dengan Senyum nakal yang manis, Angela berkata:

"Benar nih nggak mau tambah lagi?"

Kami tertawa terbahak-bahak sambil berpelukan. Setelah menghabiskan minuman kami, aku memanggil pelayan dan meminta bon.


Setelah membayar, kami berdiri, menenteng belanjaan kami, pada saat itu juga manajer cafe datang menghampiri kami.

"Terima kasih atas kedatangannya. Apakah rasa makanannya cocok?"


Dengan spontan kujawab, "Dessertnya enak sekali."


"Appetizernya juga enak." sambung Angela.

Dengan senyum nakal kami meninggalkan manajer yang sedang kebingungan karena jelas-jelas kami tidak memesan makanan pembuka maupun pencuci mulut.

Petualangan yang menegangkan di cafe tersebut ternyata makin membangkitkan nafsu horny kami. Akhirnya kami memutuskan untuk nonton film di bioskop. Ternyata cara ini tidak banyak membantu. Film tidak kami gubris sama sekali selama hampir satu setengah jam kami bercumbu dengan liar. Leher dan kuping tidak luput dari kuluman kami. Jari-jari mungil Angela berkelana ke selangkanganku dan masuk ke dalam celanaku dan bermain-main dengan penisku. Jarinya yang halus dan lembut membelai-belai kejantananku, kadang-kadang membuat lingkaran-lingkaran kecil pada ujung kepala penisku. Benar-benar kenikmatan tiada tara. Tanganku tidak dapat menjangkau selangkangannya karena posisi duduk yang tidak memungkinkan.

Setelah film selesai, kami masuk ke kamar kecil untuk merapikan diri. Aku tidak mengalami orgasme, meskipun demikian itu merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Aku juga yakin pasangan yang duduk tidak jauh dari kami juga melakukan hal yang sama karena kami.

Setelah itu kami langsung menuju ke sebuah hotel yang telah kubooking pada waktu pagi tadi. Ketika pintu kamar ditutup dan dikunci, aku langsung menarik lengan Angela dan memeluknya dengan erat. Barang-barang belanjaan kami jatuh berceceran di lantai. Ku kulum bibir dan lidahnya yang lembut dan hangat. Aku tidak tahu Darimana asalnya french kiss, namun aku yakin orang pertama yang menemukannya akan langsung horny melihat adegan french kiss kami yang dipenuhi dengan hasrat dan nafsu.

Di sebelah pintu masuk terdapat sebuah lemari baju dengan kaca yang panjang. Posisi kami tepat di depan kaca tersebut. Aku melihat bayangan kami yang sedang bercumbu. Benar-benar pemandangan yang sangat erotis dan indah. Mulut kami terbuka lebar, bibir saling beradu. Lidahku dengan lincah menelusuri bagian luar dari mulut dan dagu Angela. Lidah bidadariku pun tidak kalah lincah dan agresifnya. Semua dagu dan mulutku, bahkan sampai ke pipi ku basah semua. Setiap kali lidahnya menyapu permukaan kulitku, kurasakan api hasrat liarku makin membesar. Lidah kami akhirnya bertemu. Angela makin bertambah semangat dan terus mendesah nikmat. Tangannya menelusuri seluruh bagian dari punggungku. Kubelai kepalanya sambil meremas-remas rambutnya yang lembut, tangan kiriku meremas-remas pantatnya yang bulat dan kenyal.

"Kohh.. In.. Dra.."

Tiba-tiba saja Angela menghentikan cumbuannya.

"Aku punya sesuatu untuk Ko Indra."


"Apa itu?" jawabku dengan tergesa-gesa, karena akuingin secepat mungkin bersetubuh dengannya.


"Lepas semua pakaian dan duduk di ranjang."

Aku ikuti permainannya dan melakukan apa yang ia minta. Penisku mencuat bagaikan tiang bendera. Angela menghampiriku dan berlutut dihadapanku. Bibirnya langsung mengecup kebanggaanku yang telah membuatnya tenggelam dalam lembah kenikmatan duniawi yang indah. Lidahnya menjilati kepala penisku, tepatnya menjilati cairan bening yang keluar dari celah penisku, kemudian mulutnya melahap selurh kepala penisku dan disedotnya sampai kering, tidak lupa lidahnya yang lembut dan basah menari-nari dengan sensual.

Kubelai rambut dan kepalanya.

"Angela.."

Dia melihatku dan tersenyum, kemudian bangkit dan mengulum bibir dan lidahku. Aku masih dapat merasakan aroma memabukan dari cairan pra orgasmeku yang bercampur dengan ludahnya.

"Ko Indra duduk di sini dan nikmati pertunjukannya, tapi tidak boleh dalam bentuk atau cara apapun merangsang atau menyentuh penis milikku."

Angela mengatakan itu disebelah telinga kiriku, sambil mengelus-elus kejantananku.

"Bagaimana Ko..?" angela menjulurkan lidahnya dan menjilat rahang dan kupingku.


"Ok." jawabku.

Dia tersenyum nakal dan genit. Sepertinya aku telah membangkitkan sisi nafsunya yang terpendam. Angela mengambil barang-barang belanjaan kami dan menaruhnya di depanku. Ia mengambil sebuah pantyhose berwarna hitam transparan dan mengeluarkan isinya. Angela menarik bangku meja rias dan menaruhnya di hadapanku, kemudian ia duduk menghadap ke kanan, sehingga sisi kanan tubuhnya ada di hadapanku. Kaki kanannya diletakan sedikit lebih maju dari kaki kirinya. Dengan perlahan ia menunduk dan tangannya membelai dan mengelus-elus betisnya yang ramping dan padat.

Terdengar suara gesekan halus yang terjadi karena gesekan antara tangannya dengan pantyhose yang ia kenakan. Suara ini bagaikan musik eksotis yang luar biasa, hingga cairan beningku kembali menetes keluar. Ia melihat ke arahku dan tersenyum manis.

"Apa Ko Indra suka?"

Aku hanya dapat mengagguk. Angela kembali mengelus-elus betis, pergelangan kaki, sampai jari-jari kakinya. Benar-benar pemandangan yang tidak ada bandingannya. Dia sengaja merangsangku.

Dengan perlahan-lahan dan anggun jari-jari mungilnya menarik simpul tali sepatunya yang terletak di tengah-tengah betisnya. Tali tersebut diletakan dengan lembut olehnya. Ujung kakinya ia kuncupkan dan perlahan-lahan ditarik mundur dari sepatunya. Ujung kakinya di daratkan di lantai dan kedua tangannya membelai dan memijat-mijat kecil tumit dan telapak kakinya. Kembali ia melihatku sambil tersenyum nakal. Ia berbalik ke arah kiri dan hal yang sama ia ulangi sekali lagi untuk kaki kirinya.

Penisku makin bertambah keras dan basah melihat pertunjukan erotis angela. Ia berdiri, baju baby doll putihnya ia angkat setinggi pinggang. Pantyhose putih transparannya yang sexy membuat mataku berkunang-kunang dan penisku meronta-ronta untuk dapat masuk ke dalam vagina Angela dan bersetubuh dengannya habis-habisan. Itulah rencana balas dendam ku karena angela telah dengan sengaja menggoda dan membuatku demikian terangsang.

Angela membelakangiku dan membungkuk sehingga pantatnya tepat di depan mataku. Ia turunkan pantyhose putihnya pelan-pelan. Ketika Pantyhosenya telah melewati selangkangannya, dengan jelas dapat kulihat vaginanya yang berwarna merah muda diseliputi oleh cairan hornynya yang membuatku ketagihan, dan mekar Dengan indah. Aku yakin Angela juga merasa terangsang dengan pertunjukan solonya. Satu persatu Kakinya diangkat dan keluar dari lapisan pantyhosenya. Setelah itu Angela melemparkannya ke ranjang di sebelahku.

Ia mengambil Pantyhose berwarna hitam transparan (ultra sheer) dan memasukan tangannya ke kaki bagian kanan pantyhose tersebut, ia raih ujungnya dan ia tarik ke atas. Angela kembali duduk di ujung bangku. Ia masukan ujung kaki kanannya ke dalam pantyhose dan tanganya menarik pantyhose itu ke atas mengikuti lekuk tumit dan betisnya sampai lutut. Dengan cara yang sama ia lakukan lagi dengan kaki kirinya sambil melihat kudengan tatapan penuh dengan nafsu. Pantyhose di tarik ke atas sampai ke pinggangnya. Angela merapikan pantyhosenya mulai dari ujung kaki sampai ke pangkal pahanya.

Penisku rasanya ingin meledak saat itu juga. Setelah rapi ia mengambil sepatu tali hitam dengan tumit tinggi dan memakainya dengan sensual. Ia jilat bibirnya untuk menggoda ku. Entah sudah berapa banyak cairan kenikmatanku mengalir. Baju babydoll nya ia rapikan kemudian dengan gaya seperti seorang peragawati Angela berjalan lenggak-lenggok di hadapanku.

Angela memang pernah menjadi model dan masuk TV. Warna hitam pantyhosenya tipis sekali sehingga hanya meninggalkan aksen hitam pada kakinya yang panjang. Dua pasang, tiga pasang.. Yang ketiga adalah sebuah stocking berwarna kulit sangat transparan yang terbuat dari bahan yang halus sekali. Saat ini juga, Angela telah telanjang bulat. Penis dan selangkanganku sudah basah total. Pikiranku hanya terfokus pada Angela bidadariku. Kuperhatikan wajahnya yang cantik dan manis seperti sedang menahan sesuatu. Setiap pasang pantyhose yang telah ia pakai semuanya meninggalkan bercak basah pada selangkangannya.

Stocking yang ia kenakan tidak dapat menahan cairan manisnya sehingga dengan sinar matahari sore aku dapat melihat dengan jelas ujung stocking bagian atas berwarna lebih gelap seperti terkena air. Tidak lain dapat kusimpulkan cairan itu berasal dari vagina Angela yang sudah sangat sensitif dan horny.

"Angela.."

Ia datang menghampiriku. Langsung kudekap dan kutidurkan Angela di atas ranjang. Kucumbu dengan penuh nafsu pelampiasan dan tangan kiriku mendarat di selangkangannya yang sudah banjir. Kuelus-elus bibir-bibir vaginanya.

Angela mendesah dan bergetar. Kukonsentrasikan jari tengahku pada klitorisnya. Kutekan dengan sedikit kencang dan kugetarkan tanganku. Angela mendesah dengan kencang dan dalam hitungan detik seluruh tubuh Angela menggeliat hebat dan otot-otot pinggulnya bergetar dengan kencang.

"Ko Indra..!" Angela meneriakan namaku.

Gelombang demi gelombang orgasme klitoris Angela membuktikan betapa nikmatnya kenikmatan seksual. Setelah hampir satu menit, orgasmenya mulai mereda. Ia menatapku dengan penuh kasih. Kumasukan jariku ke dalam vaginanya dan mencari titik G spotnya. Badannya kembali menggeliat dan desahan yang keluar bagaikan musik erotis di telingaku. Dengan variasi tekanan kurangsang daerah G spotnya.

Sampai pada akhirnya meledaklah orgasmenya. Kukulum payudaranya dan kuhisap kencang-kencang. Otot-otot dinding vaginanya berkontraksi kencang sekali mendorong jariku. Kupertahankan posisiku dan Angela meronta-ronta dalam kenikmatan orgasme yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Cairan yang hangat mengalir keluar dari dalam vaginanya. Aku berpindah posisi dan mengulum vaginanya dan madu murni yang keluar dari dalam. Lidahku kujulurkan dan merangsang kembali G spotnya. Angela kembali bergetar tiada henti. Cairan hangat itu kembali keluar tiada habis. Kuhisap dan kutelan semuanya.

Setelah puas, aku mengangkat kedua kakinya yang sudah lemas ke pundakku. Kepalaku berada di tengah-tengah kakinya. Kumasukan penisku. Mulutnya terbuka lebar namun tidak ada suara. Penisku menemukan surga didalam vaginanya. Kutarik keluar dan masuk lagi dengan lembut dan stabil. Ku belai dan elus kedua kakinya yang terbungkus stocking yang lembut dan seksi. Angela dengan pasrah menikmati percintaan ini. Matanya terpejam dan nafasnya pendek dan cepat. Aku juga tidak akan dapat bertahan lama setelah semua rangsangan visual yang ia berikan, namun aku mencoba untuk bertahan.

Vaginanya yang sudah terlalu sensitif langsung meledak lagi. Aku sudah tidak dapat bertahan lebih lama lagi, karena dinding-dinding vaginanya meremas-remas penisku. Ku tarik penisku dan memasukannya ke dalam mulut Angela. Dengan setia ia menerima semua semburan orgasme ku dan menghabiskan madu ku. Badanku bergetar dan mendesah nikmat.

Angela membuka matanya dan menatapku dengan manis. Aku tahu dia pasti kelelahan karena mengalami orgasme kuat secara berturut-turut. Setelah bersih kukeluarkan penisku, namun Angela menolaknya. Dengan segenap tenaganya ia berbalik dan membaringkan aku di atas ranjang. Bidadariku terus memberikan oral pada kejantananku yang tetap keras. Lidahnya menelusuri seluruh bagian dari batang penisku. Makin lama Angela semakin fasih meng-oral seks penisku. Kuganjal kepalaku dengan beberapa buah bantal agar dapat melihat pemandangan yang indah ini. Bidadari cantik ku benar-benar sangat menikmati dan menyukainya.

Aku tidak ingin sensasi dan waktu ini berlalu. Aku benar-benar laki-laki yang beruntung. Menit-menitpun berlalu tanpa terasa. Orgasme kuat kembali mengambil alih tubuh dan pikiranku. Kali ini Angela sengaja mengumpulkan madu orgasmeku di dalam mulutnya, kemudian ia bermain-main dengan penisku dan spermaku. Hasilnya penisku berlumuran madu putihku. Sambil tersenyum dan memandangku ia menjilat dan menghisap habis semua madu yang berceceran. Meskipun telah berorgasme dan ejakulasi berkali-kali kejantananku masih menolak untuk istirahat dan tetap horny. Aku tidak mungkin melanjutkannya lagi karena Angela sudah lelah. Dia tertidur dengan senyum puas di dadaku.

Setelah berselang beberapa menit,

"Ko Indra.."


"Iya sayang.." jawabku sambil membelai rambut dan pipinya.


"Cerita dong.."


"Cerita apa?"


"Cerita kenapa Ko Indra suka sekali sama pantyhose."


"Wah kalau diinget-inget sih sudah lumayan lama juga. Yang pasti pertama kali aku merasakan yang namanya stocking itu waktu aku masih SD, kira-kira kelas satu atau dua. Adik terkecil dari ibuku yang tinggal di medan sedang berkujung ke Jakarta. Dia menginap di rumahku. Suatu hari kami sedang berada di dalam mobil, aku duduk di sebelahnya. Secara tidak sengaja kakiku menyenggol betisnya. Sentuhan pertama itu bagaikan perkenalan dengan sebuah sensasi yang tidak dapat kulupakan. Tanteku memakai stocking berwarna kulit. Sepanjang perjalanan kakiku selalu menempel dengan kakinya dan sesekali mengelus-elusnya. Dia tidak mengatakan apa-apa mungkin karena aku masih kecil dan iseng. Setelah itu aku tidak pernah dapat melupakan perasaan itu."


"Terus.."


"Ketika aku tumbuh makin besar aku mulai suka memperhatikan perempuan-perempuan yang memakai stocking dan pantyhose, dan penisku langsung berdiri dengan tegak. Rasa nafsu dan horny menguasai pikiranku. Ketika sampai di rumah dan tidak ada yang memperhatikan, aku bermain-main dengan penisku sambil membayangkan bercinta dengan perempuan yang memakai pantyhose/stocking tadi."

Angela tersenyum dan tangannya bermain-main dengan penisku yang masih keras.

"Semakin lama aku semakin kecanduan, akhirnya dengan menahan malu aku nekat membeli sepasang pantyhose di supermarket terdekat. Kubawa pulang dan langsung kukenakan. Penisku menjulang tinggi, ketika kakiku saling bersentuhan, rasanya aku langsung mabuk kepayang. Benar-benar sensual. Kukeluarkan penisku dan aku bermasturbasi."

Angela membuka matanya dan menatap wajahku dengan penuh rasa ingin tahu, sambil me-masturbasikan penisku.

"Seperti ini?" tanya Angela.

Kakinya digosok-gosokkan ke kakiku. Setiap gesekan menimbulkan gelombang-gelombang listrik kenikmatan ke seluruh badanku.

"Akhirnya aku mempunyai banyak koleksi pantyhose dan stocking namun yang benar-benar bagus dan enak dipakai hanya beberapa merk. Aku juga suka mencari gambar-gambar model yang memakai pantyhose maupun stocking atau lingerie di internet. Aku selalu bermasturbasi dengan koleksi-koleksiku. Kelihatannya ceritaku membuat Angela horny. Sekarang ini ia sedang menjilati putingku.

"Semua teman wanita yang kukenal tidak ada yang suka memakai pantyhose atau stocking. Aku suka sekali pergi ke pameran mobil berskala besar karena SPG nya cantik-cantik dan hampir semuanya memakai pantyhose. Sampai akhirnya aku melihat kamu memakai kemeja lengan pendek putih, rok coklat dan pantyhose. Rasanya aku ingin langsung bercinta dengan Adik teman baikku ini."

Angela meninggalkan putingku dan mengulum mulutku, tangannya semakin agresif memainkan penisku.

"Bagaimana dengan Angela, kelihatannya kamu juga suka."


"Sama seperti Ko Indra.. Pertamanya aku tidak begitu suka, namun karena iseng maka aku membeli sepasang. Ketika aku memakainya, rasanya aku sedang terbang dan tubuhku terbuai. Vaginaku rasanya seperti sedang bergetar. Akhirnya aku beli lagi beberapa pasang dan aku sangat menyukainya. Bekas cowoku yang tolol itu tidak suka. Aku tahu Ko Indra melihat aku dengan penuh nafsu, dan entah kenapa aku tidak merasa aneh atau takut. Ketika Ko Indra memegang pahaku, rasanya seluruh badanku menjadi lemas dan nyaman. Akhirnya aku sadar kalau aku juga menyukai pantyhose. Apa Ko Indra sudah sering melakukan ini?"


"Belum, percaya atau tidak Angela adalah yang pertama."


"Lebih enak mana sama masturbasi?"


"Tentu saja lebih enak bercinta dengan Angela."

Tiba-tiba Angela bangkit dan mencari sesuatu di lantai. Semua pantyhose yang ada di taruh di atas tubuhku. Tubuhku bergetar merasakan sentuhan lembut dari pantyhose yang lembut. Angela mengambil sebuah stocking berwarna putih transparan, kemudian menyarungkannya ke penisku. Getaran-getaran erotis menghujani kejantananku ketika stocking tersebut bergesekan dengan penisku. Sekarang celah kecil pada ujung kejantananku bertemu dengan garis jahitan pada ujung kaki stocking. Garis itu dengan lembut membelah celah kepala penisku.

"Stocking kondom." seru Angela dengan senyumnya yang manja.

Stocking tersebut ditarik agak kencang sehingga membaluti seluruh bagian penisku seperti sebuah kondom. Lidah Angela terjulur dan menjilati kepala penisku yang terbalut dengan kondom stocking. Rasanya beda dengan biasanya. Tidak lama kemudian kepala penisku pun hilang di dalam mulutnya yang seksi. Aku benar-benar tersesat dalam jalan kenikmatan duniawi yang tak terbayangkan. Permainan mulut dan lidah angela tetap tidak berkurang nikmatnya, malah bertambah nikmat. Aku terus mengerang nikmat.

Kuarahkan Angela pada posisi doggy style. Sambil memegang ujung Stocking pada pangkal penisku, ku masukan kejantananku ke dalam liang cintanya. Vaginanya yang sudah kebanjiran menerima penisku tanpa gesekan yang berarti. Namun, tetap saja terasa berbeda. Aku tidak dapat menenggelamkan seluruh batang penisku, karena terhalang tanganku yang memegangi kondom stocking agar tidak lepas. Tidak kusangka Angela mengalami orgasme secepat ini. Badannya bergetar hebat dan otot-otot vaginanya menjepit erat kejantananku. Kutarik keluar penisku dan stocking kondomku benar-benar basah akan cairan cinta Angela.

Kuposisikan Angela sehingga dia yang berada di atas dan mulai bercumbu. Setelah beberapa saat, aku arahkan penisku ke dalam vaginanya. Angela memejamkan matanya dan merasakan kejantananku memenuhi seluruh ruangan di dalam lembah kenikmatannya. Angela mengulum telinga dan leher bagian kiriku yang sensitif. Kupegang pinggulnya dan kuangkat naik-turun. Setelah beberapa kali, Angela langsung melakukan gerakan memompa itu sendiri. Lama-lama makin cepat. Ia mengangkat pundaknya dan bertumpu pada kedua tangannya. Ia merasakan rangsangan yang luar biasa karena dalam posisi ini ia dapat dengan mudah merangsang G spotnya.

Kuputuskan untuk membantu Angela mempercepat prosesnya. Ku tarik dan kutekan pinggulku ke bawah saat pinggul Angela terangkat dan ketika pinggulnya turun, langsung ku sodok ke atas. Angela mendesah tiada hentinya. Angela benar-benar mendapatkan rangsangan ganda, karena batang penisku menggesek-gesek klitorisnya dan kepala penisku memberikan tekanan yang mantap pada daerah G spotnya.

"Oh.. Ko Indra.." kutatap wajahnya yang manis yang sedang merasakan getaran-getaran ekstasi yang hebat.

Bunyi 'plak-plak' terdengar nyaring setiap kali selangkangan kami bertemu. Penisku tertarik keluar sampai ke ujungnya, kemudian langsung melesat ke dalam dengan cepat.

"Ko.. Indra.. Nanti.. Keluarin.. Di dalam ya.."


"Nanti kalau hamil bagaimana?"


"Lagi masa.. tidak subur.."

Aku semakin terpacu dan bersemangat, Bidadariku menginginkan aku ejakulasi di dalam vaginanya. Saat ini penisku pun sudah benar-benar dalam keadaan yang sangat sensitif.

"Ko Indra.. Aku sudah.. nggak tahan lagi.."


"Sebentar ya.. Tahan sedikit lagi.."

Aku menginginkan kami mencapai orgasme bersama-sama. Beberapa saat kemudian,

"Ko Indra.. Argh.."


"Angela.."

Secara bersamaan kami mencapai puncak kenikmatan duniawi bersama-sama. Pinggulku terangkat ke atas dan pinggulnya menekan ke bawah dengan sepenuh tenaga, sehingga kejantananku tertanam dalam lembah cintanya dalam-dalam. Sebuah gelombang orgasme yang panjang mengawali puncak kenikmatan kami. Angela berteriak seiring dengan gelombang pasang naik orgasmenya yang dahsyat. Orgasme yang kami rasakan serasa tiada habis-habisnya. Penisku mengeluarkan madu putihku terus menerus karena diperah oleh otot-otot vaginanya yang terus berkontraksi. Angela pun merasakan hal yang sama, orgasmenya serasa tiada akhir.

Akhirnya Angela roboh kehabisan tenaga dan jatuh di dalam pelukanku. Nafasnya masih memburu dan keringat membasahi sekujur tubuhnya. Kami saling berpelukan tanpa memisahkan diri. Kubelai-belai punggung dan kepalanya.

"Angela.. Kamu benar-benar hebat.. Tidak kusangka kita bisa berorgasme sepanjang dan selama ini.." pujiku.


"Ko Indra yang hebat.. Aku benar-benar beruntung.. Ini adalah pengalaman seks ku yang paling hebat.."

Kubelai Angeladengan penuh kasih sayang. Tidak lama kemudian kami masuk kamar mandi bersama-sama. Air pancuran yang hangat membawa kesegaran yang menenangkan. Ku gosok tubuh Angela yang mungil dengan sabun. Ia pun melakukan hal yang sama. Tanganku meluncur di atas tubuhnya yang licin dan basah. Payudaranya tidak dapat kuremas karena licinnya sabun. Tubuhku kembali diselimuti dengan perasaan erotis yang sensual. Tidak dapat dihindari lagi, kejantananku langsung terpanggil dan menyahut dengan siaga.

"Ko Indra.." seru Angela dengan nada yang takjub.


"Masa Ko Indra terangsang lagi? Padahal kan tadi kita sudah ML begitu lama, dan Ko Indra pun sudah orgasme beberapa kali. Masa sekarang sudah ereksi lagi?"

Angeka membelai-belai penisku yang masih diselimuti oleh sabun.

"Angela sayang, ini semua gara-gara Angela. Siapa suruh Angela begitu cantik dan seksi, sampai Adik kecil pun tidak dapat menahan nafsu. Apa Angela suka?"


"Tentu saja aku sayang sekali dengan si kecil yang perkasa, yang sudah membuatku orgasme berkali-kali dan merasakan kenikmatan yang tidak ada bandingannya."

Angela segera membersihkan sabun yang ada pada kejantananku. Tanganku meremas-remas vaginanya sambil membersihkan sisa-sisa sabun. Raut wajah Angela terlihat penuh dengan antisipasi atas apa yang akan berikutnya terjadi. Setelah bersih, Angela langsung mengarahkan penisku ke vaginanya. Kejantananku berada di dalam kenikmatan duniawi yang hangat dan basah. Di bawah siraman air hangat kembali kami bersetubuh dengan penuh nafsu.

Desahan manja dan kenimatan bercampur menciptakan rangsangan exotis. Irama persetubuhan kami makin lama makin cepat. Angela memeluk tubuhku erat-erat supaya tidak jatuh lemas. Dengan kaki kanannya yang kutahan dengan lenganku, penisku meluncur jauh ke dalam dan keluar sampai ke ujungnya. bagaikan koreografi pada sebuah film yang berkualitas, kami mengalami puncak kenikmatan secara bersama-sama. Suara desahan meluncur keluar, tubuhku bergetar dengan hebat. Seperti yang telah Angela antisipasi sebelumnya, kenikmatan orgasmenya menguasai semua akal sehatnya. Di dalam hatinya, ia telah menyerahkan tubuhnya, perasaannya, semuanya untuk kenikmatan yang telah kuberikan.

Saat-saatku bersama dengan Angela adalah romantika yang indah penuh dengan nafsu. Kami masih sering bertemu dan bersetubuh dengan hebat dan liar. Entah kenapa, kami tidak pernah memutuskan untuk menikah.

TAMAT
Read More..