gubahan saya

cerita seru

Minggu, 01 Juli 2012

VERA, POPPY DAN NADIA


Ketika saya masih kuliah dulu boleh dikatakan termasuk salah satu mahasiswa
yang banyak digandrungi oleh cewek. Muka ganteng dengan dagu kebiru-biruan
karena bulu yang tercukur rapi dan badan yang tegap. Terus terang saja saya juga
sering melakukan hubungan seks dengan beberapa temen yang memang membutuhkannya.
Meskipun demikian saya masih memilih yang benar-benar sesuai dengan selera saya.
Dari hubungan-hubungan intim itu, timbul rahasia umum di kalangan mahasiswi
bahwa batang kemaluan saya panjang dan besar dan yang penting tahan lama
bersenggama. Tidak heran kalau setiap akhir minggu ada saja telpun berdering
mengajak nonton atau pesta yang kemudian berakhir dengan hubungan intim.
Kebetulan saya punya temen agak kebanci-bancian. Biasanya orang demikian punya
kenalan yang luas. Setelah saya lulus dan bekerja di suatu perusahaan cukup
ternama, temen tersebut menelpun. "Heh, mau nggak gua kenalin sama pengusaha
wanita sebut saja namanya Vera dan Poppy." Mau, jawab saya. Kebetulan sudah
beberapa dua minggu ini nafsu saya tidak tersalurkan karena kesibukan kantor.
Padahal bekas-bekas temen kuliah dulu masih sering menelpun.
"Dia udah tahu muka lewat foto lu." Sialan nih anak, jual-jual foto segala,
pikir saya. Tapi ada syaratnya. Katanya mereka nggak mau resiko kena penyakit.
Jadi saya diminta periksa dulu di dokter kelamin. Ada-ada saja permintaannya.
Dokter dan jamnya ditentukan juga, sebut saja namanya Nadia. Pada hari yang
ditentukan sekitar jam 8 malam, usai dari kantor saya langsung ke tempat praktek
Nadia. Ternyata disana sudah nggak ada pasien.
Saya heran karena susternya sudah nggak ada. Saya ketuk pintu terus pintu
dibukakan. Ternyata dokter Nadia sangat cantik sekali. Saya sebentar agak
terpana. Masuk sdr. Rudi, katanya. Setelah berbasa-basi sebentar, dia bertanya:
"Katanya mau bermain dengan mBak Vera dan mBak Poppy ya." sambil mengerling dan
tersenyum. Saya ketawa kecil saja. Gimana sih untuk membuktikan tidak kena
penyakit kelamin, tanya saya. Yah, mesti diperiksa air maninya, jawabnya. Kalau
mau sih saya bantu mengeluarkan, katanya sambil membuka pahanya yang putih mulus
itu. Wah kebetulan ini, pikir saya. Terus dia kebelakang sebentar dan keluar
lagi. Mbak kalau suaminya atau supirnya datang gimana? Suami saya kerja di luar
negeri koq dan kebetulan hari ini saya sengaja nggak bawa supir, katanya sambil
membuka baju prakteknya.
Ternya di balik baju sudah tidak ada selembar benangpun. Dengan manja dia duduk
di pangkuan saya. Dan sayapun langsung mencium bibir, leher, telinga, kemudian
menyusur ke belahan dadanya yang kuning mulus. Terdengar Nadia mulai mendesah
kenikmatan. Akh...... Rud. Hisep terus Rud. Secara bergantian saya hisap puting
susunya sambil melayangkan jari ke lubang kemaluannya. Terdengar Nadia tambah
mengerang-erang kenikmatan. Setelah sepuluh menit berselang, Nadia menarik diri,
terus membuka kancing baju dan celana saya sehingga tampak dada saya yang
berbulu dan batang kemaluan yang mulai menegang. Tampak Nadia terkagum dengan
dada saya yang bidang dan berbulu dan batang kemuluan saya yang panjang dan
besar sehingga dia menggesekkan dadanya ke dada saya dengan menciumi bibir dan
leher saya. Gila Rud, kamu jantan sekali, katanya.
Setelah itu, Nadia menarik diri lagi dan berdiri kemudian membawa kepala saya ke
lubang kemaluannya. Kemaluannya sangat teratur sekali ditumbuhi dengan bulu-bulu
halus yang teratur secara rapi. Dengan semangat, saya jilati lebang kemaluannya
sambil meremas buah dadanya. Aduh Rud, enak. Teru.....u.....s, dengan napas yang
tersengal-sengal. Ketika kakinya semakin mengejang, saya tahu bahwa Nadia mau
orgasme. Kemudian saya angkat dia dan saya taruh di meja periksa pasien. Dengan
kaki yang menganga lebar, Rud cepet dong selesain saya katanya dengan meminta.
Dengan pelan-pelan saya masukkan batang kemaluan saya yang panjang dan besar
itu. Terlihat mata Nadia membelalak kenikmatan kemudian mengerang. Saya gerakkan
pantat saya memutar ke kiri dan ke kanan sebentar. Terlihat Nadia sudah tidak
dapat menahan orgasmenya, maka saya ganti dengan gerakan menusuk. Aduh Rud gila
enak sekali, katanya. Sebentar kemudian cengkeraman Nadia sangat erat. Dengan
sedikit menjerit, Nadia merangkulkan kakinya ke punggung dan selanjutnya
terhempas dengan melepas nafas panjang.
Melihat saya belum apa-apa dia agak bingung juga. Gimana Rud ya. Masih lama atau
nggak? Saya jawab masih lama. Jangan lama-lama ya Rud, soalnya besok saya mau ke
kerja lagi. Bisa-bisa ngantuk saya. Dengan agak capai, Nadia bangun kemudian
meminta saya duduk. Dia masih melihat alat kelamin saya yang masih tenggang.
Gede dan panjang banget sih Rud. Pasti mBak Vera dan mBak Poppy puas deh dengan
kamu. Tapi awas lho mereka itu buas sekali kalau di ranjang, ujarnya. Saya cuman
ketawa saja.
Dengan segera, Nadia kemudian melumat batang kemaluan saya sudah tegang. Aduh
ternyata, Nadia sangat lihat sekali memainkan lidahnya di ujung kemaluan saya
meskipun tidak sampai separuh yang dikulumnya karena besar dan panjang. Setelah
sekitar 15 menit terasa sperma saya mulai mengumpul. Kemudian saya tarik Nadia
dan saya taruh lagi di meja pasien dengan posisi telungkup. Aduh Rud, jangan
Rud, capai saya, katanya. Tapi saya nggak pedulikan. Dengan posisi doggy ini
saya masukkan lagi penis saya ke lubang kemaluannya. Terdengar Nadia menjerit
kenikmatan yang disusul dengan rintihan dan erangan. Terus Rud,..... terus.
...... kemudian badannya mengejang dan terdengar erangan panjang. Udah mau
keluar Rud, tanya. Belum, jawab saya. Dengan posisi doggy kemudian saya teruskan
penetrasi. Saya kasihan juga melihat Nadia kecapaian. Terasa mau keluar kemudian
saya tarik Nadia untuk mengulum batang kemaluan saya lagi. Oh..... enak sekali.
Beberapa menit kemudian, saya bilang sama Nadia bahwa mau keluar. Semprotkan di
dalam saja sebagian katanya. Akh........Sebagian ditelan langsung, sebagian
kemudian dimasukkan ke dalam tempat untuk diperiksa. Gila kamu Rud, kayaknya
kamu belum apa-apa ya. Saya cuman ters

Tidak ada komentar:

Posting Komentar